PENDAHULUN
A. Latar Belakang Masalah
Yang melatar belalakangi kami menyusun makalah dengan tema Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam TPQ PAM I Semester I-11 Tahun 2008/2009, yaitu tercantumnya standar kompetensi dalam kurikulum, yang didalamnya juga terdapat materi pokok. Dari hal tersebut yang jelas memerlukan pemprograman ataupun rencana terlebih dahulu. Yang kemudian terbentuk suatu aturan standat pendidikan yaitu kurikulum pendidikan.
Dari kurikulum itu suatu pendidikan teraolikasi dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Desan pembelajaran merupakan desain awal unutuk membentuk kurikulum yang akan mengarahkan alurnya pendidikan yang sama dn maksimal.
Dalam filosofisnya, kurikulum merupakan rentetan awa, dan merupakan alat atau fasilitas tercapainya tujuan pendidikan. Dari sini dapat disimpulkan bahwasanya desain pembelajaran pendidikan sangat penting bagi kita khususnya dunia pendidikan.
Kurikulum tahap Sekolah TPQ didalamnya juga tertera standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dari hal tersebut dikembangkan lagi dengan pengalaman belajar, alokasi waktu, bahan dan sumber, dan penilaian. Per aitem ini dikaji dalam silabus yang kemudian dikembangkan sendiri metode-metodenya.
Metode-metode yang dipakai dalam silabus sangat penting untuk menyesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa secara keseluruhan, baik ditinjau dari Psikologinya fisik ataupun psikis.
Degan melihat pedidikan sekarang yang telah banyak mendapatkan perhatian dari pemerintah sungguh disayangkan jika tidak didukung oleh para pendidik yang provisional, yaang didalmnya juga tidak lepas dasi kurikulum.
PEMBAHASAN
A. Desain Pembelajaran Agama Tingkat TPQ
- Pengertian Desain Pembelajaran
Disain Pembelajaran adalah suatu rancangan yang disusun secara sistematis dan dengan pemikiran yang logis untuk mempelajari permasalahan-permasalahan dalam proses belajar, sehingga dapat menyelesaikan atau menemukan solusi dari permasalahan tersebut, sehhingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
Misalnya:
Masalah yang dihapadi oleh siswa-siswa disekolah biasanya mereka kurang menyukai pelajaran sejarah karna cenderung membosankan, untuk itu para guru biasanya mensiasatinya dengan mengadakan kunjungan ke museum-museum. sehingga para peserta didik bisa belajar dengan tidak membosankan lagi.
Desain pembelajaran juga dirancang sedemikian rupa dengan pemikiran yang realistis atau disesuaikan dengan permasalahan, ataupun disesuaikan dengan perkembangan pendidikan. Disisi lain juga yang harus diperhatikan adalah psikologis siswa. Bagaimana caranya siswa selalu senantiasa senang dengan mata pelajaran tersebut, hingga mental dari siswa itu sendiri bisa mengenal lingkungan dan bisa memahami pelajaran dengan baik.
Untuk kurikulum tingkat TPQ itu sebenarnya sama dengan desan tingkat SMP, SMA sederajad. yang didalamnya juga ada standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar, indikator dan materi pokok. Namun bedanya hanyalah letak perancangan pembelajaran, dan pelajaran yang akan disampaikan sesuai dengan tingkat kemampuannya. Hingga siswa tingkat TPQ mudah untuk mencerna materi yang di sampaikan oleh guru kelas yang berdasarkan pada kompetensi dasar.
Untuk menindak lanjuti bagaimana siswa tingkat TPQ bisa menerima pelajaran dengan baik. Disini kita kembali pada model-model desain pembelajaran yang merupakan pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan terhadap komponen-komponen pembelajaran. Adapun beberapa model desain pembelajaran antara lain: Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional), Model Jerold E. Kemp, Model Gerlach and Ely, Model Glaser, Model Bella Banathy, Model Rogers, Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) Model-model dan aspek-aspek desain pembelajaran tersebut pada hakekatnya dapat digunakan dan dikembangkan untuk kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh seorang guru. Hal yang terpenting di sini adalah bagaimana seorang guru dapat mengelola dan mengembangkan komponen-komponen pembelajaran itu dalam suatu desain yang terencana dengan memperhatikan kondisi aktual dari unsur-unsur penunjang dalam implementasi pembelajaran yang akan dilakukan, misalnya:
• Alokasi waktu yang tersedia
• Sarana dan prasarana pembelajaran
• Biaya.
Dalam menyusun model desain pembelajaran seorang guru harus mendasarkan pada prinsip-prinsip pendidikan, teori-teori psikologis, sosiologis, psikiatri, analisis sistem, atau teori-teori lain. Joyce & Weil (1980) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Di samping itu model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru dalam persiapan mengajar boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.
- Kesiapan Guru untuk Mengajar dengan Model Desain Pembelajaran
Kesiapan guru untuk mengajar berkaitan erat dengan cara guru mempersiapkan peserta didik untuk belajar. Kesiapan mengajar ini seperti petani mempersiapkan tanah untuk ditanami benih, jika dilakukan dengan benar, niscaya menciptakan kondisi yang baik untuk pertumbuhan yang sehat. Demikian juga dalam mengajar, jika persiapan matang sesuai dengan karakteristik kebutuhan, materi, metode, pendekatan, lingkungan serta kemampuan guru, maka hasinya diasumsikan akan lebih optimal.
Oleh sebab itu, guru yang baik untuk saat ini tidak cukup untuk sekedar bersikap hangat dan menyayangi anak-anak, atau sekadar menerapkan praktik-praktik mengajar yang semata-mata didasarkan pada intuisi, preferensi pribadi atau kearifan konvensional. Tetapi lebih jauh untuk professional yang dimulai dengan kesiapan perencanaan sampai pada tahap evaluasi dengan berbagai kemampuan yang berhubungan dengan dunia pendidikan dan pengajaran.
Dalam hal kemampuan “kesiapan” guru untuk mengajar menjadi hal yang sangat penting, yaitu meliputi antara lain kemampuan:
a. Penguasaan bidang keilmuan yang menjadi kewenangannya
b. Kemampuan merancang program pembelajaran
c. Menyusun desain pembelajaran, terdiri:
1) Tujuan.
2) Materi.
3) Metode.
4) Media dan sumber.
4) Kegiatan belajar siswa.
5) Evaluasi.
B. Model Perencanan Pengajaran (Model Kemp)
Model perencanan pengajaran yang dikembangkan oleh jerol kemp dapat disebutkan sebagai berikut.
• Menentukan tujuan intruksional
Siswa harus bisa membaca surat Al-Fil dengan baik dan bisa menghafal dengan fasih. Serta siswa bisa mempraktekkan sholat dengan benar. Dan siswa bisa meniru sifat dan tingkah Nabi Muhammad Saw.
• Membuat analisis tentang karakteristik siswa
Melihat kondisi siswa, baikl dari segi sosial ataupun budaya, memungkinkan bisa menghadapi atau menjalani program dan langkah-langkah program pengajaran dan pembelajaran.
• Menentukan tujuan intruksional khusus
Siswa harus mampu menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru, dan guru akan menguji coba keberhasilan siswa dalam belajar.
• Menentukan materi/bahan pelajaran yang sesuai dengan tujuan intruksional khusus.
Materi yang akan disampaikan sesuai dengan kompetensi anak, dalam artian selaras dengan tingkatan anak, hal ini siswa akan mendapatkan/menerima pelajaran dengan baik. Oleh karena itu guru harus menentukan pelajaran yang akan disampaikan dan yang akan dibahas dalam kelas.
• Menentukan penjajagan awal
Guru harus mencoba memberikan suatu stimulus dengan penjajagan pelajaran, hingga tahu sejauh mana tingkat pengetahuan siswa dalam belajar, hingga tidak menyebabkan kebosanan bagi siswa dalam kelas.
• Menentukan strategi belajar mengajar.
Guru dapat melaksanakan proses belajar dan pembelajaran dalam kelas dengan menggunaka strategi yang pas dan tepat bagi siswa. Yang didalamnya tidak menyebabkan kemalasan atau kebosanan siswa.
• Mengkordinasikan sarana penunjang pengajaran
Sarana sangat diperlukan bagi setiap lembaga, karena kelas merupakan wadah utama dalam berlangsungnya proses belajar dan pembelajaran, hingga sarana sangatlah penting, baik berupa tenaga, uang, media ataupun peralatan yang lain. Tanpa sarana proses belajar dan pembelajaran tidak akan lancar dan tersendat-sendat.
• Mengadakan evaluasi
Evaluasi ini dangatlah penting, karena evaluasi merupakan barometer tingkat kepandaian siswa, dengan evaluasi, guru dapat menentukan tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap pelajaran yang telah dilalaui.
Dari pengertian dan maksud diatas, maka tersusunlah dalam desain kurikulum dibawah ini, yang disesuaikan dengan model-model terebut.
C. Perencanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Kurikukum merupakan panduan dasar atau patokan pendidikan dalam belajar dan pembelajaran baik di tingkat yang terendah ataupun yang tertinggi. Kurikulum yang didalamnya juga mencakup kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, dan materi pokok.
Dari materi-materi yang terdapat di materi pokok, meliputi sebagai berikut:
Semester I
1. Aspek Al-Qur’an
Kompetensi Dasar Hasil belajar Indikator Materi Pokok
Menbaca dan menulis Al-Qur’an permulaan (Membaca Al-Qur’an permulaan tuntas) • Membaca Al-Qur’an permulaan
• Menulis Al-Qur’an permulaan • Melafalkan huruf, kata dan kalimat Al-Qur’an dengan Harokat dan Makhroj yang benar.
• Mengulang-ngulang melafalkan huruf, kata dan kalimat Al-Qur’an dengan Harokat dan Makhroj yang benar.
• Menunjukkan dapat membaca Al-Qur’an permulaan.
• Menunjukkan dapat menulis huruf dan kalimat Al-Qur’an • Membaaca dan menulis Al-Qur’an permulaan
2. Aspek Tarikh (SKI)
Kompetensi Dasar Hasil belajar Indikator Materi Pokok
Mengenal sifat Nabi Muhammad Saw. Kenal risalah Nabi dan bisa menjadikan menauladani sifat-sifatnya. • Menyebutkan sifat-sifat Nabi.
• Menunjukkan sikap yang beik dari hasil belajar risalah ketauladanan Nabi. • Mengenal Nabi Muhammad Saw
Semester II
1. Aspek Al-Qur’an
Kompetensi Dasar Hasil belajar Indikator Materi Pokok
Hafalan Surat Al-Fil • Melafalkan surat Al-Fil dengan benar
• Hafal surat Al-Fil • Melafalkan surat Al-Fil
• Menunjukkan hafal surat Al-Fil
• Mengulang-ngulang hafalan surat Al-Fil • Surat Al-Fil
2. Aspek Aspek Fiqih / Ibadah
Kompetensi Dasar Hasil belajar Indikator Materi Pokok
Mampu melaksanakan shalat fardhu • Melakukan gerak sholat dengan benar
• Hafal bacaan sholat dengan benar dan lancar • Melakukan gerakan sholat dengan benar
• Melafalkan bacaan sholat dengan benar
• Menserasikan gerakan dan bacaan aholat dengan benar
• Mempraktikkan gerakan dan bacaan aholat fardhu • Sholat fardhu
Yang kesemuanya ini juga ditambah dengan pengalaman belajar, yang akan menjelaskan dari per aspek yang didalmnya terdapat materi pokok. Dari materi pokok ini guru bervariasi untuk berinteraksi dengan siswa dalam proses pembelajaran. Semua itu terperinci dalam silabus dilembaran setelah ini.
KESIMPULAN
Disimpulkan bahwa Disain Pembelajaran merupakan suatu rancangan yang disusun secara sistematis dan dengan pemikiran yang logis untuk mempelajari permasalahan-permasalahan dalam proses belajar dan pembelajaran, sehingga dapat menyelesaikan atau menemukan solusi dari permasalahan tersebut, yang kemudian proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan tercapai dengan optimal. Dan semua kurikulum intinya sama, cuman bedanya pada pengklasifikasian mata pelajaran yang harus disesuaikan dengan tingkat belajar siswa.
Begitu juga dengan kesiapan guru untuk mengajar berkaitan erat dengan cara guru mempersiapkan peserta didik untuk belajar. Kesiapan mengajar ini seperti petani mempersiapkan tanah untuk ditanami benih, jika dilakukan dengan benar, niscaya menciptakan kondisi yang baik untuk pertumbuhan yang sehat. Demikian juga dalam mengajar, jika persiapan matang sesuai dengan karakteristik kebutuhan, materi, metode, pendekatan, lingkungan serta kemampuan guru, maka hasinya diasumsikan akan lebih optimal dan menyenangkan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar