PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yang melatar belakangi kami menyusun makalah ini adalah banyak persoalan halal-haram belakangan ini menghangat kembali. Tak bisa disangkal, makanan halal merupakan masalah yang peka bagi kaum muslimin, di mana pun. Pada tahun 1988, sempat muncul isu tentang makanan haram dan terjadi polemik ramai. Ini berkaitan dengan temuan Ir. Tri Susanto dari Unbraw, Malang, tentang sejumlah produk yang dijual ke masyarakat yang ternyata mengandung lemak babi. Dari peristiwa itu, akhirnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) membentuk Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetik (LP POM-MUI) sebuah lembaga yang meneliti ada-tidaknya kandungan zat yang haram pada makanan atau minuman tertentu keluaran pabrik. Persoalan yang berkembang akhir-akhir ini, bukan masalah substansi halal-haram. Lahirnya UU Pangan 1996 yang menjadi pemicunya. Dalam pasal tentang label dan iklan disebutkan bahwa produsen wajib mencantumkan label halal. Perkembangan lain, yakni adanya rencana labelisasi halal, di mana setiap bungkus kemasan produk dikenai biaya Rp 10. Masalah ini cukup mengundang perhatian masyarakat.
Berkaitan dengan itu, TIRAS ''mengkaji'' masalah yang kini menjadi perdebatan hangat itu kepada Prof. K.H. Ibrahim Hosen, L.M.L. pakar fiqh, yang kini menjabat sebagai Rektor Institut Ilmu Alquran, Jakarta, dan sekaligus menjabat sebagai ketua Komisi Fatwa MUI Pusat. Namun, Ibrahim Hosen hanya memberi peluang untuk bertanya masalah fiqh yang berkaitan dengan soal halal. ''Saya tidak ingin bicara policy mengenai hukum dari produk yang dilabel. Saya tidak layak bicara itu, karena saya tidak mengikuti dan bukan bidang saya,'' katanya.
Ibrahim Hosen, yang lahir di Bengkulu 1 Januari 1917, memang dikenal sebagai seorang ahli fiqh. Dia pernah melontarkan pendapat yang dianggap kontroversial bahwa permainan Porkas yang digemari masyarakat dekade 80-an adalah kegiatan yang halal. Padahal para ulama saat itu sebagian besar berpendapat bahwa Porkas jelas judi dan karenanya haram. Namun Ibrahim tidak mundur dengan pendapatnya. Ia menyelesaikan pendidikan tingginya di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir (1960). Karena kepakarannya, Ibrahim Hosen diangkat sebagai guru besar Fakultas Syariah IAIN Jakarta (1979), kemudian sebagai ketua Komisi Fatwa MUI Pusat. Berikut penuturannya tentang tema halal kepada Masduki Baidlawi, Joko Supono, Anang Aenal Yaqin, dan Syahdan Nurdin dari TIRAS. Dengan munculnya sertifikasi halal, debat halal-haram menjadi polemik kembali. Apa yang melatarbelakangi perdebatan itu.
Dalam konteks Indonesia, karena mayoritas penduduknya adalah umat Islam. Umat Islam diperintahkan dan wajib memakan makanan yang halal. Jadi diperintahkan untuk berusaha mencari makanan yang halal. Alquran menjelaskan: ''Hai manusia makanlah yang halal dan baik apa yang ada di bumi. Janganlah mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya dia itu musuh yang nyata. Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan tentang Allah apa yang kamu tidak ketahui.'' (Albaqarah: 168, 169)
Di sini ada perintah dan larangan. Perintahnya, makan yang halal dan baik serta larangannya, yaitu mengikuti langkah syaitan, karena syaitan membawa kita kepada yang haram. Jadi, siapa yang tidak suka dengan yang halal adalah musuh kita, yaitu syaitan. Dalam ayat ini, Allah mengatakan ini halal, sedang syaitan bilang ini haram. Ini masalah pokok. Ayat lain yang mengatur makanan halal?
Kita lihat kembali Alquran. ''Dan makanlah makanan yang halal dan baik dari apa yang Allah rezekikan kepadamu. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu beriman.''(Almaidah: 88). Ayat ini juga sebagai landasan pokok terhadap makan makanan yang halal bagi seorang yang bertakwa kepada Allah. Juga bisa dilihat surat Annahl ayat 114, ''Maka makanlah apa yang Allah telah rezekikan kepadamu yang halal dan baik, dan bersyukurlah atas nikmat Allah jika kamu beribadah kepada-Nya.'' Jadi, adalah wajib bagi umat Islam untuk mencari dan makan yang halal. Apa yang bisa ditafsirkan lebih jauh dari perintah makan-makanan yang halal itu?
Inti agama kita adalah bersyukur. Dalam konteks ini, dalam hal makanan yang telah Allah rezekikan kepada kita. Jadi, kita hidup itu harus bersyukur kepada yang berjasa, misalnya orang tua, guru dan di antara yang paling berjasa kepada kita adalah Allah. Jadi, kita harus bersyukur kepada-Nya, di antarannya dalam konteks ini makanlah makanan yang halal. Perintah ini bukan main-main, jika kita memang orang beriman.
Adanya rencana label halal, apakah justru tidak akan mempersulit umat? Ayatnya sudah dibacakan. Hukumnya makan yang halal adalah suatu kewajiban. Maksudnya, ketika halal itu disosialisasikan dengan label, bisa menimbulkan berbagai kepentingan dari banyak pihak? Label itu tanda, sebelum ada label kita belum tahu barang ini halal atau haram. Untuk memperjelas status barang itu, diperlukan tanda yang menjelaskan barang itu, yaitu dengan label halal. Label halal ini digunakan untuk keperluan masyarakat umum. Jadi, MUI mengadakan label halal terhadap suatu produk karena untuk kepentingan masyarakat umum yang mayoritasnya umat Islam. Oleh karena itu kita sangat perlu untuk mempelajari fiqih baik yang berkenaan dengan ibadah ataupun aktifitas kehidupan sehari-hari. Karena kehidupan kita sehari-hari tidak lepas dari hukum Islam.
Oleh karena itu memang patut difahami bagi ummat Islam tentang keilmuan/pengetahuan Fiqih, yang menjelaskan tentang hukum Syar’i, baik yang terkait dengan ibadah ataupun mu’amalat lainnya (aktifitas hidup sehari-hari). Sangat Na’if sekali apabila ummat Muhammad SAW tidak bisa atau tidak mengetahui/paham tatanan dalam hukum-hukum Syar’i, terutama di bidang ibadah sehari-hari. Ummat Islam pada zaman moderenisasi ini sangatlah banyak permasalahan-permasalahan tentang khidupan sehari-hari yang bermasalah dengan ibadah ataupun amalan-amalan yang lainnya.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Halal dan Haram
Halal adalah suatu pekerjaan atau suatu jenis dari segala sesuatu yang dibolehkan untuk dikerjakan atau untuk dikonsumsi, dan didalamnya tidak mengandung unsur riba dan haram, dan cara mendapatkannya secara halal dijalan Allah Swt.
Haram adalah suatu pekerjaan atau suatu jenis dari segala sesuatu yang di larang (tidak dibolehkan) untuk dikerjakan atau untuk dikonsumsi, dan didalamnya biasanya mengandung unsur riba dan haram, dan cara mendapatkannya secara diluar syari’at Islam.
B. Jenis-jenis Binatang Dan Makanan Yang Diharamkan dalam Islam
Banyak berbagai hewan yang hidup dimuka bumi ini, sebagian dijadikan sebagai alat transportasi oleh manusia. Dan sebagian dijadikan bahan konsumsi, namun tidak semua hewan bisa dimakan. Kadangkala hewan yang bisa dimakan, bisa brubah hukumnya menjadi haram dimakan. karena ada sebab-musababnya yang merubah kedudukan hewan tersebut, kecuali belalalang dan ikan. Dan bermacam-macam makanan yang semuanya merupakan bahan konsumsi manusia, Namun disisi lain tidak semua makanan bisa dimakan dengan halal, karena ada sebab-musababnya yang merubah kedudukan makanan tersebut.
Benarkah katak halal dimakan? Sedangkan Rasulullah s.a.w. sendiri melarang membunuhnya? Dalam al-Quran disebut hanya babi saja yang haram dimakan. Sedangkan semua hewan lain halal dimakan belaka kecuali jika merupakan .
1. Bangkai
2. Darah yang mengalir
3. Binatang yang disembelih bukan karena Allah
4. Binatang yang mati karena dicekik atau tercekik
5. Binatang yang mati karena dipukul
6. Binatang yang mati karena jatuh dari tempat yang tinggi
7. Binatang yang mati karena ditanduk ketika berlaga dan
8. Binatang yang mati dimakan binatang buas.
Semua hukum tersebut disebut dengan jelas dalam dua ayat ini. Dalam ayat pertama Allah berfirman: Al-maidah ayat 3.
Artinya:
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah[394], daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya[395], dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah[396], (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini[397] orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa[398] karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[394] Ialah: darah yang keluar dari tubuh, sebagaimana tersebut dalam surat Al An-aam ayat 145.
[395] Maksudnya Ialah: binatang yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk dan yang diterkam binatang buas adalah halal kalau sempat disembelih sebelum mati.
[396] Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan Apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya Ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. setelah ditulis masing-masing Yaitu dengan: lakukanlah, jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. bila mereka hendak melakukan sesuatu Maka mereka meminta supaya juru kunci ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti Apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, Maka undian diulang sekali lagi.
[397] Yang dimaksud dengan hari Ialah: masa, Yaitu: masa haji wada', haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi Muhammad s.a.w.
[398] Maksudnya: dibolehkan memakan makanan yang diharamkan oleh ayat ini jika terpaksa.
Begitu juga ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang memakan binatang disembelih tanpa menyebut nama allah dan juga karena terpaksa, dijelaskan dalam surat Annahl ayat 115 sebagai berikut:
Atinya:
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi Barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak Menganiaya dan tidak pula melampaui batas, Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Begitu juga dalam ayat al-qur’an surat Al-an’am ayat 119 dijelaskan sebagai berikut:
Artinya:
Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, Padahal Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. dan Sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas.
Begitu juga ada makanan yang diharamkan dikarenakan kotor dan menjijikkan dan juga membahayakan bagi kesehatan, yang dijelaskan dalam al-qur’an surat Al-an’am ayat 145 sebagai berikut:
Artinya:
Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaKu, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi - karena Sesungguhnya semua itu kotor - atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam Keadaan terpaksa, sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
Semua hukum yang disebut dalam ayat al-Quran di atas tidak disebut bahwa katak haram dimakan. Jika meneliti nas dan dalil dari hadis pula tentang hukum makan katak didapati bahwa Rasulullah tidak pernah memperuntukkan hukum yang jelas tentangnya. Sebaliknya yang ada ialah hadis yang memperuntukkan hukum larangan membunuh katak.
Dalam salah sebuah hadis itu disebutkan: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar dan Abdur Rahman bin Abdul Wahhab, mereka berdua telah berkata telah memberitahu kepada kami Abu Aamir al-Aqdi telah memberitahu kepada kami Ibrahim bin al-Faqhl daripada Said bin al-Maqburi daripada Abu Hurairah katanya bahwa Rasulullah telah menegah daripada membunuh surah (sejenis burung), katak, semut dan pelatuk. (Riwayat Ibn Majah)
Dalam hadis yang lain disebutkan: Telah berkata telah memberitahu kepada kami daripada Ibn Abu Zib dan Yazid telah berkata telah memberitahu kepada kami Ibn Abu Zib dari Said bin al-Musaiyyib dari Abdul Rahman bin Uthman telah berkata telah menyebut seorang ahli perubatan berada di sisi Rasulullah dan dia telah menyebut katak akan dijadikan ubat, maka Rasulullah melarang membunuhnya. (Riwayat Ahmad)
Dalam sebuah hadis lagi disebutkan: Telah memberitahu kepada kami Ubaidullah bin Abdul Majid telah memberitahu kepada kami Ibn Abu Zib dari Said bin Khali dal-Qarizi dari Said bin al-Musaiyyib dari Abdul Rahman bin Uthman bahwa Rasulullah telah melarang membunuh katak. (Riwayat an-Nasai)
Ada juga beberapa hadis yang menyebut bahwa suara katak pada musim hujan merupakan tasbih kepada Allah. Berdasarkan hadis-hadis itu menyebabkan setengah ulama termasuk Imam asy-Syafie berijtihad dan menganggap bahwa karena Rasulullah melarang membunuh katak, maka hukum makannya pun dianggap haram.
Bagaimanapun, ketiga-tiga hadis melarang membunuh katak serta beberapa hadis yang menyebut bahwa katak itu sebagai tasbih kepada Allah adalah hadis yang lemah disebabkan terdapat dasar-dasar yang lemah dan tidak boleh dipercayai. Dalam hadis pertama sebagai contoh terdapat Ibrahim bin al-Fadhl yang disifat oleh Ibn Hanbal sebagai daif dan an-Nasai pula menganggap dasar itu bukan thiqah (tidak boleh dipercayai).
Pandangan ulama:
Ada beberapa ulama mengkategorikan katak seperti ikan dan hewan-hewan yang tinggal dalam air.
Mengenai kategori ini ada nas yang umum daripada ayat al-Quran dan hadis ditafsirkan (bukan secara terang-terang dan muktamad) bahwa semua hewan yang tinggal dalam air adalah harus dimakan.
Nas yang umum daripada al-Quran itu bermaksud: Dihalalkan bagi kamu binatang buruan laut, dan makanan yang didapati dari laut, sebagai bekal bagi kamu (untuk dinikmati kelazatannya) dan juga bagi orang-orang yang dalam pelayaran; tetapi diharamkan atas kamu memburu binatang buruan darat selama kamu sedang berihram. Oleh itu, bertakwalah kepada Allah, yang kepada-Nya kamu akan dihimpunkan. (Al-Maidah: 96)
Nas yang umum daripada hadis pula seperti hadis riwayat Imam Ahmad, At-Tarmizi, Imam Malik, ad-Darimi dan lain-lain yang bermaksud: Ia (laut) bersih airnya dan halal bangkainya.
Berdasarkan nas daripada al-Quran dan hadis yang umum ini serta hukum yang diambil daripada kaedah syariah asal setiap sesuatu itu harus, maka dapat dikatakan semua hewan yang tinggal dalam air harus dimakan termasuk katak. Bagaimanapun, hukum halal ijtihad seperti ini adalah terserah kepada adat dan pertimbangan kita masing-masing. Jika ada orang dalam keadaan terdesak, bukan saja katak tetapi buaya pun boleh dia makan.
Sementara itu ada beberapa ulama mengkategorikan katak dari golongan hewan dua alam. Hewan jenis dua alam ini dianggap haram dimakan oleh beberapa ulama dan hukum ijtihad ini jika dilaksanakan sepenuhnya, maka beberapa jenis ketam, siput dan kerang tidak boleh dimakan.
Dalam penelitian penulis didapati hukum haram dimakan hewan dua alam tidak ada dalam al-Quran dan hadis, tetapi ia merupakan hukum ijtihad beberapa ulama berdasarkan adat tempat dan persekitaran yang mereka tinggal.
Secara umumnya mayoritas (jumhur) ulama menganggap semua hewan laut (air), sama ada ikan dan binatang-binatang lain harus dimakan. Hukum mayoritas ulama ini berdasarkan ayat 96 daripada surah al-Maidah dan hadis yang menyebut bahwa bangkai laut adalah halal seperti tersebut di atas.
Bagaimanapun, beberapa mazhab seperti mazhab Syafie dan mazhab Hambali berbeda dengan mayoritas ulama karena mereka menganggap katak haram dimakan disebabkan ada hadis-hadis yang melarang membunuhnya, tetapi seperti telah disebut di atas bahwa kedudukan semua hadis yang melarang membunuh katak itu adalah tidak kuat belaka.
Agak perlu disebut juga nukilan Imam al-Bukhari berhubung hukum makan katak ini. Imam al-Bukhari dalam kitab sahihnya ketika mengurai ayat 96 daripada surah al-Maidah itu menyebut bahwa asy-Syabi (Aamir bin Syarahil) berkata: Jika ahli keluargaku makan katak, niscaya aku memberi mereka makannya. Pada waktu yang sama al-Bukhari juga menyebut bahwa al-Hassan (al-Hassan bin Abi al-Hassan Yassar al-Basri) menganggap tidak mengapa jika ada orang mahu makan kura-kura.
Berikut secara ringkasnya disebut pandangan mazhab mengenai hukum makan katak ini.
1. Mazhab Syafi'i:
Ulama-ulama mazhab Syafie berpendapat katak tidak harus dimakan karena selain berdasarkan hadis-hadis yang disebut di atas, katak juga tergolong kategori khaba’ith, iaitu binatang yang kotor, keji, buruk dan tidak baik. Pendapat mazhab Syafie ini memang sesuai dengan kebanyakan adat bangsa di dunia ini termasuk orang Melayu yang penulis percaya jarang ada yang tertarik untuk makan katak terutama katak puru.
2. Mazhab Hanafi:
Mazhab Hanafi berpendapat hanya ikan saja yang halal dimakan dari semua jenis hewan yang tinggal dalam air. Katak, kura-kura, anjing laut, buaya dan sebagainya haram dimakan.
3. Mazhab Maliki:
Mazhab Maliki berpendapat bahwa katak sama seperti udang, ketam, kura-kura dan sebagainya boleh dimakan. Mereka berpendapat begitu karena tidak ada nas dan dalil yang jelas daripada al-Quran dan hadis yang mengharamkan makan katak.
Perlu diterangkan bahwa setahu penulis tidak ada orang bermazhab Maliki yang makan katak, kura-kura dan sebagainya.
4. Mazhab Hambali:
Para ulama mazhab Hambali pula berpendapat bahwa katak dan semua hewan yang hidup di dua alam tidak halal dimakan kecuali jika ada jalan sembelihannya.
Bagaimanapun, dikecualikan jika hewan yang hidup di dua alam itu tidak berdarah seperti ketam dan beberapa serangga. Tetapi katak dan kura-kura yang tergolong daripada hewan yang hidup di dua alam yang berdarah, macam mana boleh disembelih? Katak yang tidak mempunyai leher dan kura-kura pula menyembunyikan lehernya dalam perisainya menyusahkan untuk disembelih. Apakah itu menjadi antara punca menyebabkan katak haram dimakan? Penulis tidak pasti.
Hewan yang hidup di dua alam yang lain seperti udang, ketam dan sebagainya walaupun tidak disembelih tetapi halal dimakan pada mazhab Hambali karena tidak berdarah.
Begitulah kedudukan hukum makan katak dalam al-Quran, hadis dan fikah (ijtihad) para ulama mazhab.
Begitu juga terdapat hal yang diharamkan dalam islam terkait dengan minuman yang sangat dibenci dalam islam yang dijelaskan dalam al-qur’an surat Al-baqoroh ayat 219 sebagai berikut:
Artinya:
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar[136] dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,
[136] Segala minuman yang memabukkan.
Makanan dan minuman yang ada dimuka bumi ini masih yang lainnya tentang makanan dan minuman yang halal dan haram baik dari segi proses mendapatkannya ataupun jenisnya.
C. Jenis-jenis Binatang Dan Makanan Yang Halal dalam Islam
Banyak berbagai makanan yang halal dalam islam, baik makanan yang dihasilkan dari tumbuhan ataupun dari hasil ternakan (hewan), namun semuanya itu tergantung dari pendapatannya ataupun pemeliharaanya.
Salah satu dihalalkannya binatang darat adalah hewan tersebut telah disembelih dengan cara syar’i. Jika tidak disembelih sebagaimana yang diajarkan oleh syari’ah, maka hewan tersebut haram dimakan, karena statusnya sama dengan bangkai. Karena itu, uraian tentang penyembelihan harus diketahui dan merupakan bahsan yang sangat penting bagi kita.
Dalam al-qur’an telah dijelaskan oleh allah swt, dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:
Artinya:
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
Dari ayat tersebut diserukan oleh allah swt, bahwasanya kita harus benar-benar mengkonsumsi makanan yang baik lagi halal. Dari itu allah juga berfirman dalam al-qur’an surat albaqorah ayat 172 sebgai berikut:
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.
1. Menyembelih Sebagai Syarat Halalnya Binatang
Binatang-binatang darat yang halal dimakan itu ada dua macam:
A. Binatang-binatang tersebut mungkin untuk ditangkap, seperti unta, sapi, kambing dan binatang-binatang jinak lainnya, misalnya binatang-binatang peliharaan dan burung-burung yang dipelihara di rumah-rumah.
B. Binatang-binatang yang tidak dapat ditangkap.
Untuk binatang-binatang yang mungkin ditangkap seperti tersebut di atas, supaya dapat dimakan, Islam memberikan persyaratan harus disembelih menurut aturan syara'.
2. Syarat-Syarat Penyembelihan Menurut Syara'
Penyembelihan menurut syara' yang dimaksud, hanya bisa sempurna jika terpenuhinya syarat-syarat sebagai berikut:
A. Binatang tersebut harus disembelih atau ditusuk (nahr) dengan suatu alat yang tajam yang dapat mengalirkan darah dan mencabut nyawa binatang tersebut, baik alat itu berupa batu ataupun kayu.
'Adi bin Hatim ath-Thai pernah bertanya kepada Rasulullah s.a.w.: "Ya Rasulullah! Kami berburu dan menangkap seekor binatang, tetapi waktu itu kami tidak mempunyai pisau, hanya batu tajam dan belahan tongkat yang kami miliki, dapatkah itu kami pakai untuk menyembelih?" Maka jawab Nabi:
"Alirkanlah darahnya dengan apa saja yang kamu suka, dan sebutlah nama Allah atasnya." (Riwayat Ahmad, Abu Daud, Nasal, Ibnu Majah, Hakim dan Ibnu Hibban)
B. Penyembelihan atau penusukan (nahr) itu harus dilakukan di leher binatang tersebut, yaitu: bahwa kematian binatang tersebut justru sebagai akibat dari terputusnya urat nadi atau kerongkongannya.
Penyembelihan yang paling sempurna, yaitu terputusnya kerongkongan, tenggorokan dan urat nadi.
Persyaratan ini dapat gugur apabila penyembelihan itu ternyata tidak dapat dilakukan pada tempatnya yang khas, misalnya karena binatang tersebut jatuh dalam sumur, sedang kepalanya berada di bawah yang tidak mungkin lehernya itu dapat dipotong; atau karena binatang tersebut menentang sifat kejinakannya. Waktu itu boleh diperlakukan seperti buronan, yang cukup dilukai dengan alat yang tajam di bagian manapun yang mungkin.
Raafi' bin Khadij menceriterakan:
"Kami pernah bersama Nabi dalam suatu bepergian, kemudian ada seekor unta milik orang kampung melarikan diri, sedang mereka tidak mempunyai kuda, untuk mengejar, maka ada seorang laki-laki yang melemparnya dengan panah. Kemudian bersabdalah Nabi: 'Binatang ini mempunyai sifat primitif seperti primitifnya binatang biadab (liar), oleh karena itu apa saja yang dapat dikerjakan, kerjakanlah; begitulah." (Riwayat Bukhari dan Muslim)
C. Tidak disebut selain asma' Allah; dan ini sudah disepakati oleh semua ulama. Sebab orang-orang jahiliah bertaqarrub kepada Tuhan dan berhalanya dengan cara menyembelih binatang, yang ada kalanya mereka sebut berhala-berhala itu ketika menyembelih, dan ada kalanya penyembelihannya itu diperuntukkan kepada sesuatu berhala tertentu. Untuk itulah maka al-Quran melarangnya, yaitu sebagaimana disebutkan dalam firmannya:
"Dan binatang yang disembelih karena selain Allah ... dan binatang yang disembelih untuk berhala." (al-Maidah: 3)
D. Harus disebutnya nama Allah (membaca bismillah) ketika menyembelih. Ini menurut zahir nas al-Quran yang mengatakan:
"Makanlah dari apa-apa yang disebut asma' Allah atasnya, jika kamu benar-benar beriman kepada ayat-ayatNya." (al-An'am: 118)
"Dan janganlah kamu makan dari apa-apa yang tidak disebut asma' Allah atasnya, karena sesungguhnya dia itu suatu kedurhakaan." (al-An'am: 121)
Dan sabda Rasulullah s.a.w.:
"Apa saja yang dapat mengalirkan darah dan disebut asma' Allah atasnya, maka makanlah dia." (Riwayat Bukhari)
Di antara yang memperkuat persyaratan ini, ialah beberapa hadis shahih yang mengharuskan menyebut asma' Allah ketika melepaskan panah atau anjing berburu, sebagaimana akan diterangkan nanti.
Sementara ulama ada juga yang berpendapat, bahwa menyebut asma' Allah itu sudah menjadi suatu keharusan, akan tetapi tidak harus ketika menyembelihnya itu. Bisa juga dilakukan ketika makan. Sebab kalau ketika makan itu telah disebutnya asma' Allah bukanlah berarti dia makan sesuatu yang disembelih dengan tidak disebut asma' Allah. Karena sesuai dengan ceritera Aisyah, bahwa ada beberapa orang yang baru masuk Islam menanyakan kepada
Rasulullah:
"Sesungguhnya suatu kaum memberi kami daging, tetapi kami tidak tahu apakah mereka itu menyebut asma' Allah atau tidak? Dan apakah kami boleh makan daripadanya atau tidak? Maka jawab Nabi: 'Sebutlah asma' Allah dan makanlah.'" (Riwayat Bukhari)
3. Rahasia Penyembelihan dan Hikmahnya
Rahasia penyembelihan, menurut yang kami ketahui, yaitu melepaskan nyawa binatang dengan jalan yang paling mudah, yang kiranya meringankan dan tidak menyakiti. Untuk itu maka disyaratkan alat yang dipakai harus tajam, supaya lebih cepat memberi pengaruh.
Di samping itu dipersyaratkan juga, bahwa penyembelihan itu harus dilakukan pada leher, karena tempat ini yang lebih dekat untuk memisahkan hidup binatang dan lebih mudah. Dan dilarang menyembelih binatang dengan menggunakan gigi dan kuku, karena penyembelihan dengan alat-alat tersebut dapat menyakiti binatang. Pada umumnya alat-alat tersebut hanya bersifat mencekik.
Nabi memerintahkan, supaya pisau yang dipakai itu tajam dan dengan cara yang sopan.
Sabda Nabi:
"Sesungguhnya Allah mewajibkan untuk berbuat baik kepada sesuatu. Oleh karena itu jika kamu membunuh, maka perbaikilah cara membunuhnya, dan apabila kamu menyembelih maka perbaikilah cara menyembelihnya dan tajamkanlah pisaunya serta mudahkanlah penyembelihannya itu." (Riwayat Muslim)
Di antara bentuk kebaikan ialah seperti apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, bahwa Rasulullah memerintahkan supaya pisaunya itu yang tajam.
Sabda Nabi:
"Apabila salah seorang di antara kamu memotong (binatang), maka sempurnakanlah." (Riwayat Ibnu Majah)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, bahwa ada seorang yang membaringkan seekor kambing sambil ia mengasah pisaunya, maka kata Nabi:
"Apakah kamu akan membunuhnya, sesudah dia menjadi bangkai? Mengapa tidak kamu asah pisaumu itu sebelum binatang tersebut kamu baringkan?" (Riwayat Hakim)
Umar Ibnul-Khattab pernah juga melihat seorang laki-laki yang mengikat kaki seekor kambing dan diseretnya untuk disembelih, maka kata Umar: 'Sial kamu! Giringlah dia kepada mati dengan suatu cara yang baik.' (Riwayat Abdurrazzaq).
Begitulah kita dapati pemikiran secara umum dalam permasalahan ini, yaitu yang pada pokoknya harus menaruh belas-kasih kepada binatang dan meringankan dia dari segala penderitaan dengan segala cara yang mungkin.
Orang-orang jahiliah dahulu suka memotong kelasa unta (bhs Jawa, punuk) dan jembel kambing dalam keadaan hidup. Cara semacam itu adalah menyiksa binatang. Oleh karena itu Rasulullah s.a.w. kemudian menghalangi maksud mereka dan mengharamkan memanfaatkan binatang dengan cara semacam itu.
Maka kata Nabi:
"Daging yang dipotong dari binatang dalam keadaan hidup, berarti bangkai." (Riwayat Ahmad, Abu Daud, Tarmizi dan Hakim)
4. Hikmah Menyebut Asma' Allah Waktu Menyembelih
Perintah untuk menyebut asma' Allah ketika menyembelih terkandung rahasia yang halus sekali, yang kiranya perlu untuk direnungkan dan diperhatikan:
1. Ditinjau dari segi perbedaannya dengan orang musyrik. Bahwa orang-orang musyrik dan orang-orang jahiliah selalu menyebut nama-nama tuhan dan berhala mereka ketika menyembelih. Kalau orang-orang musyrik berbuat demikian, mengapa orang mu'min tidak menyebut nama Tuhannya?
Segi kedua, yaitu bahwa binatang dan manusia sama-sama makhluk Allah yang hidup dan bernyawa. Oleh karena itu mengapa manusia akan mentang-mentang begitu saja mencabutnya binatang tersebut, tanpa minta izin kepada penciptanya yang juga mencipta seluruh isi bumi ini? Justru itu menyebut asma' Allah di sini merupakan suatu pemberitahuan izin Allah, yang seolah-olah manusia itu mengatakan: Aku berbuat ini bukan karena untuk memusuhi makhluk Allah, bukan pula untuk merendahkannya, tetapi adalah justru dengan nama Allah kami sembelih binatang itu dan dengan nama Allah juga kami berburu dan dengan namaNya juga kami makan.
5. Sembelihan Ahli Kitab
Kita tahu bagaimana Islam memperkeras persoalan penyembelihan dan menganggap penting persoalan ini. Hal ini adalah justru karena orang-orang musyrik Arab dan pengikut-pengikut agama lain telah menjadikan penyembelihan termasuk persoalan ibadah, bahkan masuk persoalan keyakinan dan pokok kepercayaan agama. Oleh karena itu menyembelih, mereka jadikan sebagai sesuatu cara untuk berbakti kepada tuhannya, maka disembelihnya binatang untuk berhala atau dengan menyebut nama tuhannya. Kemudian datanglah Islam menghapus cara-cara ini dan mewajibkan untuk tidak menyebut kecuali asma' Allah, serta mengharamkan binatang yang disembelih untuk berhala dan dengan menyebut nama berhala.
Kemudian setelah ahli kitab yang semula adalah bertauhid itu telah banyak dipengaruhi oleh perasaan-perasaan syirik dan samasekali tidak melepaskan dari kesyirikanriya yang dulu-dulu, sehingga sementara orang Islam menganggap, bahwa mereka tidak bisa lagi bergaul dan bertemu dengan mereka sebagaimana halnya terhadap orang-orang musyrik lainnya, maka Allah memberikan perkenan (rukhsah) kepada mereka untuk makan makanan ahli kitab sebagaimana halnya dalam persoalan-persoalan perkawinan. Hal ini ditegaskan Allah dalam firmanNya yang merupakan ayat terakhir, yaitu:
"Hari ini dihalalkan yang baik-baik buat kamu dan begitu juga makanan orang-orang yang pernah diberi kitab (ahli kitab) adalah halal buat kamu, dan sebaliknya makananmu halal buat mereka." (al-Maidah: 5)
Maksud ayat di atas secara ringkas: bahwa hari ini semua yang baik, halal buat kamu, karena itu tidak ada lagi apa yang disebut: Bahirah, saibah, washilah dan ham. Dan makanan ahli kitab pun halal buat kamu sesuai dengan hukum asal dimana samasekali Allah tidak mengharamkannya, dan sebaliknya makananmu pun halal buat mereka. Jadi kamu boleh makan binatang yang disembelih dan diburu oleh ahli kitab, dan sebaliknya kamu boleh memberi makan ahli kitab dengan binatang yang kamu sembelih atau yang kamu buru.
Islam bersifat keras terhadap orang musyrik tetapi terhadap ahli kitab sangat lunak dan mempermudah, karena mereka ini lebih dekat kepada orang mu'min, sebab sama-sama mengakui wahyu Allah, mengakui kenabian dan pokok-pokok agama secara global. Justru itu pula kita dianjurkan untuk menaruh mawaddah terhadap mereka, boleh makan makanan mereka, boleh kawin dengan perempuan-perempuan mereka dan bergaul dengan baik bersama mereka. Sebab kalau mereka itu sudah bergaul dengan kita dan memeluk Islam dengan penuh keyakinan dan kesadaran, mereka pun akan tahu bahwa agama kita itu justru agama mereka juga dalam pengertian yang lebih tinggi, lebih sempurna bentuk-bentuknya dan lebih bersih lembaran-lembarannya dari segala macam bid'ah, kebatilan dan persekutuan.
Perkataan makanan ahli kitab adalah suatu ungkapan yang bersifat umum, meliputi seluruh macam makanan: sembelihannya, biji-bijiannya dan sebagainya. Semua ini halal buat kita, selama barang-barang tersebut tidak termasuk kategori haram, karena zatnya seperti darah, bangkai dan daging babi. Semua ini tidak boleh kita makan dengan ijma' ulama, baik barang-barang tersebut makanan ahli kitab ataupun milik orang muslim. Sampai di sini selesailah pembicaraan kita tentang masalah binatang yang halal dan haram.
Masalah-Masalah Penyembelihan Yang Sangat Urgen
Sekarang tinggal yang perlu untuk diterangkan kepada orang-orang Islam beberapa masalah yang sangat urgen, yaitu:
1. Binatang yang Disembelih Untuk Gereja dan Hari-Hari Besar
A. Masalah pertama:
Apabila tidak terdengar suara dari ahli kitab itu sebutan nama selain Allah, misalnya: Nama al-Masih dan Uzair ketika menyembelih, maka makanannya tersebut tetap halal buat orang Islam. Tetapi kalau sampai terdengar suara penyebutan nama selain Allah, maka dari kalangan ahli fiqih ada yang mengharamkannya karena termasuk apa yang disebut uhilla lighairillah (yang disembelih bukan karena Allah). Tetapi sementara ada juga yang berpendapat halal.
Abu Darda' pernah ditanya tentang kambing yang disembelih untuk suatu gereja yang disebut jurjas, binatang itu mereka hadiahkan buat gereja tersebut, apakah boleh kita makan? Maka jawab Abu Darda': "Boleh." Sebab mereka itu adalah ahli kitab yang makanannya sudah jelas halal buat kita, dan sebaliknya makanan kita pun halal buat mereka. Kemudian dia suruh memakannya.6
Imam Malik pernah ditanya tentang sembelihan ahli kitab untuk hari-hari besar dan gereja mereka, maka kata Imam Malik: Aku memakruhkannya dan aku tidak menganggapnya haram.
Imam Malik memakruhkannya, karena termasuk dalam kategori wara' (berhati-hati supaya tidak jatuh ke dalam maksiat) karena kawatir kalau-kalau dia itu termasuk ke dalam apa yang disebut binatang yang disembelih bukan karena Allah. Dan ia tidak mengharamkan, karena arti dan maksud apa yang disembelih bukan karena Allah itu menurut pendapatnya, sepanjang yang dinisbatkan kepada ahli kitab, yaitu yang disembelih untuk bertaqarrub kepada Tuhan sedang mereka (ahli kitab) itu sendiri tidak memakannya. Dan apa yang disembelih dan dimakan adalah termasuk makanan mereka, sedang dalam hal ini Allah telah menegaskan: "Bahwa makanan ahli kitab itu halal buat kamu."
2. Sembelihan yang Dilakukan Oleh Ahli Kitab dengan Tenaga Listrik dan Sebagainya
B. Masalah kedua:
Apakah penyembelihan mereka itu dipersyaratkan seperti penyembelihan kita juga, yaitu dengan pisau yang tajam dan dilakukan pada leher binatang?
Kebanyakan para ulama berpendapat demikian. Tetapi menurut fatwa pengikut-pengikut madzhab Imam Malik, bahwa yang demikian itu tidak termasuk persyaratan.
Al-Qadhi Ibnu Arabi berkata ketika menafsiri ayat 5 surah al-Maidah itu sebagai berikut: Ini suatu dalil yang tegas, bahwa binatang buruan dan makanan ahli kitab itu adalah termasuk makan yang baik-baik (thayyibaat) yang telah dihalalkan Allah dengan mutlak. Allah mengulang-ulanginya itu hanyalah bermaksud untuk menghilangkan keragu-raguan pertentangan-pertentangan yang timbul dari perasaan-perasaan yang salah, yang memang sering menimbulkan suatu pertentangan dan memperpanjang omongan.
Saya pernah ditanya tentang seorang Kristen yang membelit leher ayam kemudian dimasaknya, apakah itu boleh dimakan atau diambil sebagian daripadanya sebagai makanan? Maka jawab saya: Boleh dimakan, karena dia itu termasuk makanannya dan makanan pendeta dan pastor, sekalipun ini menurut kita tidak termasuk penyembelihan, namun Allah telah menghalalkan makanan mereka itu secara mutlak. Makanan apapun yang dibenarkan oleh agama mereka berarti halal buat kita, kecuali yang memang oleh Allah telah didustakan.
Ulama-ulama kita pernah berkata: Mereka telah menyerahkan perempuan-perempuan mereka kepada kita untuk dikawin dan halal kita setubuhi, mengapa penyembelihannya tidak boleh kita makan, sedang makan tidak sama dengan setubuh, halal dan haramnya.
Demikian pendapat Ibnul-Arabi.
Kemudian di tempat lain ia berkata lagi: Mereka tidak makan yang bukan karena disembelih, misalnya dengan dicekik dan dipukul kepalanya (dengan tidak bermaksud menyembelih, karena itu binatang tersebut termasuk bangkai yang haram).
Kedua pendapat beliau ini tidak bertentangan, sebab yang dimaksud ialah: Apa yang mereka anggap sebagai penyembelihan, berarti halal buat kita sekalipun menurut kita sembelihannya itu tidak benar. Dan apa yang mereka anggap itu bukan sembelihan, tidaklah halal buat kita.
Dengan demikian, menurut mafhum musytarak apa yang disebut penyembelihan, yaitu bermaksud menyabung nyawa binatang dengan niat untuk halalnya memakan binatang tersebut.
Ini adalah pendapat ulama-ulama Malikiyah.
Dengan bercermin kepada apa yang telah kami sebutkan di atas, maka kita dapat mengetahui hukumnya daging-daging yang diimport dari negara-negara yang penduduknya majoritas ahli kitab, seperti ayam, corned sapi, yang semua itu kadang-kadang disembelih dengan menggunakan tenaga elektronik dan sebagainya. Selama binatang-binatang tersebut oleh mereka dianggapnya sebagai sembelihan, maka jelas halal buat kita, sesuai dengan umumnya ayat.
Adapun daging-daging yang diimport dari negara-negara Komunis, tidak boleh kita makan. Sebab mereka itu bukan ahli kitab, bahkan mereka adalah kufur dan anti kepada semua agama dan menentang Allah serta seluruh risalahnya.
3. Penyembelihan Orang Majusi dan Sebagainya
Para ulama berbeda pendapat tentang penyembelihan orang Majusi. Kebanyakan mereka berpendapat tidak boleh memakannya karena mereka termasuk orang musyrik.
Sedang yang lain berpendapat halal karena Nabi s.a.w. pernah bersabda:
"Perlakukanlah mereka itu seperti perlakuan terhadap ahli kitab." (Riwayat Malik dan Syafi'i)
Dan Nabi sendiri pernah menerima upeti dari Majusi Hajar. (Riwayat Bukhari).Oleh karena itu, Ibnu Hazim berkata di bab penyembelihan dalam kitabnya Muhalla: "Mereka itu adalah ahli kitab, oleh karena itu mereka dihukumi seperti hukum yang berlaku untuk ahli kitab dalam segala hal
KESIMPULAN
Kesimpulan dari pembahasan diatas, semua makanan baik yang didapatkan dari hewan ataupun dari tumbuhan, hukumnya relatif halal ataupun haram. Kecuali memang jenisnya haram. Semuanya tergantung dari hasil cara mendapatkannya/memperolehnya.
Berdasarkan pendapat para ulama’, bahwasanya makanan yang diharamkan oleh islam adalah makanan yang memang ditetapkan haram. Namun untuk makanan yang halal, itu bisa haram dan juga bisa halal, ssemuanya tergantung cara mendapatkannya dan cara proses (menyembelihnya).
Kadangkala makanan yang haram itu diperbolehkan, dengan alasan darurat, yang relevan dengan firman allah dalam al-qur’an, bahwasanya bila orang sudah ke;aparan atau darurat, maka diperbolehkan untuk memakannya selama tidak berbuat dosa.
Proses mengkonsumsi makanan yang halal di anjurkan untuk menyembelih dengan baik, dan menggunakan pisau yang tajam, dan pisaunya pas dileher, dan cara menyembelihnya harus menyebut nama allah swt, tidak boleh yang lain.itulah kedudukan makanan yang halal dan haram, yang semuanya tergantung pada cara mendapatkannya dan proses (menyembelihnya), kecuali memang ditetapkan jenisnya haram.
DAFTAR RUJUKAN
• Abdillah, Abu. Rahasia Menjadi Kekasih Allah dan Rasulnya, Ar-Ruzz media, Yogyakarta, 2007.
• www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1997/02/02/0008. Makanan halal dan haram menurut madzhab syafi’i. Feb 02 1997. diakses tanggal 06-12-2009.
• Didikhaianto bec4lm.wordpress.com/2009/05/03/katak-halal-atau-haram/ Januari 1, 2007. diakses tanggal 06 Desember 2009.
• Departemen Agama. Al-Qur’an Dan Terjemahan, Diponegoro. Bandung: hal 85.
• Departemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahan, Karya Agung, Surabaya: hal 381.
• Haianto, Didik bec4lm.wordpress.com/2009/05/03/katak-halal-atau-haram/ Januari 1, 2007. diakses tanggal 06 Desember 2009.
• Al-Fauzan, Saleh. Fiqih Sehari-Hari,Gema Insani, Jakarta 2006: hal 883.
• Qardhawi, Yusuf. html - Tembolok - Mirip media.isnet.org/. islam/Qardhawi/Halal/201172. diakses tanggal 06-12-2009.
Selasa, 27 April 2010
DESAIN DAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TPQ
PENDAHULUN
A. Latar Belakang Masalah
Yang melatar belalakangi kami menyusun makalah dengan tema Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam TPQ PAM I Semester I-11 Tahun 2008/2009, yaitu tercantumnya standar kompetensi dalam kurikulum, yang didalamnya juga terdapat materi pokok. Dari hal tersebut yang jelas memerlukan pemprograman ataupun rencana terlebih dahulu. Yang kemudian terbentuk suatu aturan standat pendidikan yaitu kurikulum pendidikan.
Dari kurikulum itu suatu pendidikan teraolikasi dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Desan pembelajaran merupakan desain awal unutuk membentuk kurikulum yang akan mengarahkan alurnya pendidikan yang sama dn maksimal.
Dalam filosofisnya, kurikulum merupakan rentetan awa, dan merupakan alat atau fasilitas tercapainya tujuan pendidikan. Dari sini dapat disimpulkan bahwasanya desain pembelajaran pendidikan sangat penting bagi kita khususnya dunia pendidikan.
Kurikulum tahap Sekolah TPQ didalamnya juga tertera standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dari hal tersebut dikembangkan lagi dengan pengalaman belajar, alokasi waktu, bahan dan sumber, dan penilaian. Per aitem ini dikaji dalam silabus yang kemudian dikembangkan sendiri metode-metodenya.
Metode-metode yang dipakai dalam silabus sangat penting untuk menyesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa secara keseluruhan, baik ditinjau dari Psikologinya fisik ataupun psikis.
Degan melihat pedidikan sekarang yang telah banyak mendapatkan perhatian dari pemerintah sungguh disayangkan jika tidak didukung oleh para pendidik yang provisional, yaang didalmnya juga tidak lepas dasi kurikulum.
PEMBAHASAN
A. Desain Pembelajaran Agama Tingkat TPQ
- Pengertian Desain Pembelajaran
Disain Pembelajaran adalah suatu rancangan yang disusun secara sistematis dan dengan pemikiran yang logis untuk mempelajari permasalahan-permasalahan dalam proses belajar, sehingga dapat menyelesaikan atau menemukan solusi dari permasalahan tersebut, sehhingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
Misalnya:
Masalah yang dihapadi oleh siswa-siswa disekolah biasanya mereka kurang menyukai pelajaran sejarah karna cenderung membosankan, untuk itu para guru biasanya mensiasatinya dengan mengadakan kunjungan ke museum-museum. sehingga para peserta didik bisa belajar dengan tidak membosankan lagi.
Desain pembelajaran juga dirancang sedemikian rupa dengan pemikiran yang realistis atau disesuaikan dengan permasalahan, ataupun disesuaikan dengan perkembangan pendidikan. Disisi lain juga yang harus diperhatikan adalah psikologis siswa. Bagaimana caranya siswa selalu senantiasa senang dengan mata pelajaran tersebut, hingga mental dari siswa itu sendiri bisa mengenal lingkungan dan bisa memahami pelajaran dengan baik.
Untuk kurikulum tingkat TPQ itu sebenarnya sama dengan desan tingkat SMP, SMA sederajad. yang didalamnya juga ada standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar, indikator dan materi pokok. Namun bedanya hanyalah letak perancangan pembelajaran, dan pelajaran yang akan disampaikan sesuai dengan tingkat kemampuannya. Hingga siswa tingkat TPQ mudah untuk mencerna materi yang di sampaikan oleh guru kelas yang berdasarkan pada kompetensi dasar.
Untuk menindak lanjuti bagaimana siswa tingkat TPQ bisa menerima pelajaran dengan baik. Disini kita kembali pada model-model desain pembelajaran yang merupakan pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan terhadap komponen-komponen pembelajaran. Adapun beberapa model desain pembelajaran antara lain: Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional), Model Jerold E. Kemp, Model Gerlach and Ely, Model Glaser, Model Bella Banathy, Model Rogers, Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) Model-model dan aspek-aspek desain pembelajaran tersebut pada hakekatnya dapat digunakan dan dikembangkan untuk kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh seorang guru. Hal yang terpenting di sini adalah bagaimana seorang guru dapat mengelola dan mengembangkan komponen-komponen pembelajaran itu dalam suatu desain yang terencana dengan memperhatikan kondisi aktual dari unsur-unsur penunjang dalam implementasi pembelajaran yang akan dilakukan, misalnya:
• Alokasi waktu yang tersedia
• Sarana dan prasarana pembelajaran
• Biaya.
Dalam menyusun model desain pembelajaran seorang guru harus mendasarkan pada prinsip-prinsip pendidikan, teori-teori psikologis, sosiologis, psikiatri, analisis sistem, atau teori-teori lain. Joyce & Weil (1980) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Di samping itu model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru dalam persiapan mengajar boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.
- Kesiapan Guru untuk Mengajar dengan Model Desain Pembelajaran
Kesiapan guru untuk mengajar berkaitan erat dengan cara guru mempersiapkan peserta didik untuk belajar. Kesiapan mengajar ini seperti petani mempersiapkan tanah untuk ditanami benih, jika dilakukan dengan benar, niscaya menciptakan kondisi yang baik untuk pertumbuhan yang sehat. Demikian juga dalam mengajar, jika persiapan matang sesuai dengan karakteristik kebutuhan, materi, metode, pendekatan, lingkungan serta kemampuan guru, maka hasinya diasumsikan akan lebih optimal.
Oleh sebab itu, guru yang baik untuk saat ini tidak cukup untuk sekedar bersikap hangat dan menyayangi anak-anak, atau sekadar menerapkan praktik-praktik mengajar yang semata-mata didasarkan pada intuisi, preferensi pribadi atau kearifan konvensional. Tetapi lebih jauh untuk professional yang dimulai dengan kesiapan perencanaan sampai pada tahap evaluasi dengan berbagai kemampuan yang berhubungan dengan dunia pendidikan dan pengajaran.
Dalam hal kemampuan “kesiapan” guru untuk mengajar menjadi hal yang sangat penting, yaitu meliputi antara lain kemampuan:
a. Penguasaan bidang keilmuan yang menjadi kewenangannya
b. Kemampuan merancang program pembelajaran
c. Menyusun desain pembelajaran, terdiri:
1) Tujuan.
2) Materi.
3) Metode.
4) Media dan sumber.
4) Kegiatan belajar siswa.
5) Evaluasi.
B. Model Perencanan Pengajaran (Model Kemp)
Model perencanan pengajaran yang dikembangkan oleh jerol kemp dapat disebutkan sebagai berikut.
• Menentukan tujuan intruksional
Siswa harus bisa membaca surat Al-Fil dengan baik dan bisa menghafal dengan fasih. Serta siswa bisa mempraktekkan sholat dengan benar. Dan siswa bisa meniru sifat dan tingkah Nabi Muhammad Saw.
• Membuat analisis tentang karakteristik siswa
Melihat kondisi siswa, baikl dari segi sosial ataupun budaya, memungkinkan bisa menghadapi atau menjalani program dan langkah-langkah program pengajaran dan pembelajaran.
• Menentukan tujuan intruksional khusus
Siswa harus mampu menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru, dan guru akan menguji coba keberhasilan siswa dalam belajar.
• Menentukan materi/bahan pelajaran yang sesuai dengan tujuan intruksional khusus.
Materi yang akan disampaikan sesuai dengan kompetensi anak, dalam artian selaras dengan tingkatan anak, hal ini siswa akan mendapatkan/menerima pelajaran dengan baik. Oleh karena itu guru harus menentukan pelajaran yang akan disampaikan dan yang akan dibahas dalam kelas.
• Menentukan penjajagan awal
Guru harus mencoba memberikan suatu stimulus dengan penjajagan pelajaran, hingga tahu sejauh mana tingkat pengetahuan siswa dalam belajar, hingga tidak menyebabkan kebosanan bagi siswa dalam kelas.
• Menentukan strategi belajar mengajar.
Guru dapat melaksanakan proses belajar dan pembelajaran dalam kelas dengan menggunaka strategi yang pas dan tepat bagi siswa. Yang didalamnya tidak menyebabkan kemalasan atau kebosanan siswa.
• Mengkordinasikan sarana penunjang pengajaran
Sarana sangat diperlukan bagi setiap lembaga, karena kelas merupakan wadah utama dalam berlangsungnya proses belajar dan pembelajaran, hingga sarana sangatlah penting, baik berupa tenaga, uang, media ataupun peralatan yang lain. Tanpa sarana proses belajar dan pembelajaran tidak akan lancar dan tersendat-sendat.
• Mengadakan evaluasi
Evaluasi ini dangatlah penting, karena evaluasi merupakan barometer tingkat kepandaian siswa, dengan evaluasi, guru dapat menentukan tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap pelajaran yang telah dilalaui.
Dari pengertian dan maksud diatas, maka tersusunlah dalam desain kurikulum dibawah ini, yang disesuaikan dengan model-model terebut.
C. Perencanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Kurikukum merupakan panduan dasar atau patokan pendidikan dalam belajar dan pembelajaran baik di tingkat yang terendah ataupun yang tertinggi. Kurikulum yang didalamnya juga mencakup kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, dan materi pokok.
Dari materi-materi yang terdapat di materi pokok, meliputi sebagai berikut:
Semester I
1. Aspek Al-Qur’an
Kompetensi Dasar Hasil belajar Indikator Materi Pokok
Menbaca dan menulis Al-Qur’an permulaan (Membaca Al-Qur’an permulaan tuntas) • Membaca Al-Qur’an permulaan
• Menulis Al-Qur’an permulaan • Melafalkan huruf, kata dan kalimat Al-Qur’an dengan Harokat dan Makhroj yang benar.
• Mengulang-ngulang melafalkan huruf, kata dan kalimat Al-Qur’an dengan Harokat dan Makhroj yang benar.
• Menunjukkan dapat membaca Al-Qur’an permulaan.
• Menunjukkan dapat menulis huruf dan kalimat Al-Qur’an • Membaaca dan menulis Al-Qur’an permulaan
2. Aspek Tarikh (SKI)
Kompetensi Dasar Hasil belajar Indikator Materi Pokok
Mengenal sifat Nabi Muhammad Saw. Kenal risalah Nabi dan bisa menjadikan menauladani sifat-sifatnya. • Menyebutkan sifat-sifat Nabi.
• Menunjukkan sikap yang beik dari hasil belajar risalah ketauladanan Nabi. • Mengenal Nabi Muhammad Saw
Semester II
1. Aspek Al-Qur’an
Kompetensi Dasar Hasil belajar Indikator Materi Pokok
Hafalan Surat Al-Fil • Melafalkan surat Al-Fil dengan benar
• Hafal surat Al-Fil • Melafalkan surat Al-Fil
• Menunjukkan hafal surat Al-Fil
• Mengulang-ngulang hafalan surat Al-Fil • Surat Al-Fil
2. Aspek Aspek Fiqih / Ibadah
Kompetensi Dasar Hasil belajar Indikator Materi Pokok
Mampu melaksanakan shalat fardhu • Melakukan gerak sholat dengan benar
• Hafal bacaan sholat dengan benar dan lancar • Melakukan gerakan sholat dengan benar
• Melafalkan bacaan sholat dengan benar
• Menserasikan gerakan dan bacaan aholat dengan benar
• Mempraktikkan gerakan dan bacaan aholat fardhu • Sholat fardhu
Yang kesemuanya ini juga ditambah dengan pengalaman belajar, yang akan menjelaskan dari per aspek yang didalmnya terdapat materi pokok. Dari materi pokok ini guru bervariasi untuk berinteraksi dengan siswa dalam proses pembelajaran. Semua itu terperinci dalam silabus dilembaran setelah ini.
KESIMPULAN
Disimpulkan bahwa Disain Pembelajaran merupakan suatu rancangan yang disusun secara sistematis dan dengan pemikiran yang logis untuk mempelajari permasalahan-permasalahan dalam proses belajar dan pembelajaran, sehingga dapat menyelesaikan atau menemukan solusi dari permasalahan tersebut, yang kemudian proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan tercapai dengan optimal. Dan semua kurikulum intinya sama, cuman bedanya pada pengklasifikasian mata pelajaran yang harus disesuaikan dengan tingkat belajar siswa.
Begitu juga dengan kesiapan guru untuk mengajar berkaitan erat dengan cara guru mempersiapkan peserta didik untuk belajar. Kesiapan mengajar ini seperti petani mempersiapkan tanah untuk ditanami benih, jika dilakukan dengan benar, niscaya menciptakan kondisi yang baik untuk pertumbuhan yang sehat. Demikian juga dalam mengajar, jika persiapan matang sesuai dengan karakteristik kebutuhan, materi, metode, pendekatan, lingkungan serta kemampuan guru, maka hasinya diasumsikan akan lebih optimal dan menyenangkan.
A. Latar Belakang Masalah
Yang melatar belalakangi kami menyusun makalah dengan tema Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam TPQ PAM I Semester I-11 Tahun 2008/2009, yaitu tercantumnya standar kompetensi dalam kurikulum, yang didalamnya juga terdapat materi pokok. Dari hal tersebut yang jelas memerlukan pemprograman ataupun rencana terlebih dahulu. Yang kemudian terbentuk suatu aturan standat pendidikan yaitu kurikulum pendidikan.
Dari kurikulum itu suatu pendidikan teraolikasi dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Desan pembelajaran merupakan desain awal unutuk membentuk kurikulum yang akan mengarahkan alurnya pendidikan yang sama dn maksimal.
Dalam filosofisnya, kurikulum merupakan rentetan awa, dan merupakan alat atau fasilitas tercapainya tujuan pendidikan. Dari sini dapat disimpulkan bahwasanya desain pembelajaran pendidikan sangat penting bagi kita khususnya dunia pendidikan.
Kurikulum tahap Sekolah TPQ didalamnya juga tertera standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dari hal tersebut dikembangkan lagi dengan pengalaman belajar, alokasi waktu, bahan dan sumber, dan penilaian. Per aitem ini dikaji dalam silabus yang kemudian dikembangkan sendiri metode-metodenya.
Metode-metode yang dipakai dalam silabus sangat penting untuk menyesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa secara keseluruhan, baik ditinjau dari Psikologinya fisik ataupun psikis.
Degan melihat pedidikan sekarang yang telah banyak mendapatkan perhatian dari pemerintah sungguh disayangkan jika tidak didukung oleh para pendidik yang provisional, yaang didalmnya juga tidak lepas dasi kurikulum.
PEMBAHASAN
A. Desain Pembelajaran Agama Tingkat TPQ
- Pengertian Desain Pembelajaran
Disain Pembelajaran adalah suatu rancangan yang disusun secara sistematis dan dengan pemikiran yang logis untuk mempelajari permasalahan-permasalahan dalam proses belajar, sehingga dapat menyelesaikan atau menemukan solusi dari permasalahan tersebut, sehhingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
Misalnya:
Masalah yang dihapadi oleh siswa-siswa disekolah biasanya mereka kurang menyukai pelajaran sejarah karna cenderung membosankan, untuk itu para guru biasanya mensiasatinya dengan mengadakan kunjungan ke museum-museum. sehingga para peserta didik bisa belajar dengan tidak membosankan lagi.
Desain pembelajaran juga dirancang sedemikian rupa dengan pemikiran yang realistis atau disesuaikan dengan permasalahan, ataupun disesuaikan dengan perkembangan pendidikan. Disisi lain juga yang harus diperhatikan adalah psikologis siswa. Bagaimana caranya siswa selalu senantiasa senang dengan mata pelajaran tersebut, hingga mental dari siswa itu sendiri bisa mengenal lingkungan dan bisa memahami pelajaran dengan baik.
Untuk kurikulum tingkat TPQ itu sebenarnya sama dengan desan tingkat SMP, SMA sederajad. yang didalamnya juga ada standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar, indikator dan materi pokok. Namun bedanya hanyalah letak perancangan pembelajaran, dan pelajaran yang akan disampaikan sesuai dengan tingkat kemampuannya. Hingga siswa tingkat TPQ mudah untuk mencerna materi yang di sampaikan oleh guru kelas yang berdasarkan pada kompetensi dasar.
Untuk menindak lanjuti bagaimana siswa tingkat TPQ bisa menerima pelajaran dengan baik. Disini kita kembali pada model-model desain pembelajaran yang merupakan pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan terhadap komponen-komponen pembelajaran. Adapun beberapa model desain pembelajaran antara lain: Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional), Model Jerold E. Kemp, Model Gerlach and Ely, Model Glaser, Model Bella Banathy, Model Rogers, Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) Model-model dan aspek-aspek desain pembelajaran tersebut pada hakekatnya dapat digunakan dan dikembangkan untuk kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh seorang guru. Hal yang terpenting di sini adalah bagaimana seorang guru dapat mengelola dan mengembangkan komponen-komponen pembelajaran itu dalam suatu desain yang terencana dengan memperhatikan kondisi aktual dari unsur-unsur penunjang dalam implementasi pembelajaran yang akan dilakukan, misalnya:
• Alokasi waktu yang tersedia
• Sarana dan prasarana pembelajaran
• Biaya.
Dalam menyusun model desain pembelajaran seorang guru harus mendasarkan pada prinsip-prinsip pendidikan, teori-teori psikologis, sosiologis, psikiatri, analisis sistem, atau teori-teori lain. Joyce & Weil (1980) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Di samping itu model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru dalam persiapan mengajar boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.
- Kesiapan Guru untuk Mengajar dengan Model Desain Pembelajaran
Kesiapan guru untuk mengajar berkaitan erat dengan cara guru mempersiapkan peserta didik untuk belajar. Kesiapan mengajar ini seperti petani mempersiapkan tanah untuk ditanami benih, jika dilakukan dengan benar, niscaya menciptakan kondisi yang baik untuk pertumbuhan yang sehat. Demikian juga dalam mengajar, jika persiapan matang sesuai dengan karakteristik kebutuhan, materi, metode, pendekatan, lingkungan serta kemampuan guru, maka hasinya diasumsikan akan lebih optimal.
Oleh sebab itu, guru yang baik untuk saat ini tidak cukup untuk sekedar bersikap hangat dan menyayangi anak-anak, atau sekadar menerapkan praktik-praktik mengajar yang semata-mata didasarkan pada intuisi, preferensi pribadi atau kearifan konvensional. Tetapi lebih jauh untuk professional yang dimulai dengan kesiapan perencanaan sampai pada tahap evaluasi dengan berbagai kemampuan yang berhubungan dengan dunia pendidikan dan pengajaran.
Dalam hal kemampuan “kesiapan” guru untuk mengajar menjadi hal yang sangat penting, yaitu meliputi antara lain kemampuan:
a. Penguasaan bidang keilmuan yang menjadi kewenangannya
b. Kemampuan merancang program pembelajaran
c. Menyusun desain pembelajaran, terdiri:
1) Tujuan.
2) Materi.
3) Metode.
4) Media dan sumber.
4) Kegiatan belajar siswa.
5) Evaluasi.
B. Model Perencanan Pengajaran (Model Kemp)
Model perencanan pengajaran yang dikembangkan oleh jerol kemp dapat disebutkan sebagai berikut.
• Menentukan tujuan intruksional
Siswa harus bisa membaca surat Al-Fil dengan baik dan bisa menghafal dengan fasih. Serta siswa bisa mempraktekkan sholat dengan benar. Dan siswa bisa meniru sifat dan tingkah Nabi Muhammad Saw.
• Membuat analisis tentang karakteristik siswa
Melihat kondisi siswa, baikl dari segi sosial ataupun budaya, memungkinkan bisa menghadapi atau menjalani program dan langkah-langkah program pengajaran dan pembelajaran.
• Menentukan tujuan intruksional khusus
Siswa harus mampu menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru, dan guru akan menguji coba keberhasilan siswa dalam belajar.
• Menentukan materi/bahan pelajaran yang sesuai dengan tujuan intruksional khusus.
Materi yang akan disampaikan sesuai dengan kompetensi anak, dalam artian selaras dengan tingkatan anak, hal ini siswa akan mendapatkan/menerima pelajaran dengan baik. Oleh karena itu guru harus menentukan pelajaran yang akan disampaikan dan yang akan dibahas dalam kelas.
• Menentukan penjajagan awal
Guru harus mencoba memberikan suatu stimulus dengan penjajagan pelajaran, hingga tahu sejauh mana tingkat pengetahuan siswa dalam belajar, hingga tidak menyebabkan kebosanan bagi siswa dalam kelas.
• Menentukan strategi belajar mengajar.
Guru dapat melaksanakan proses belajar dan pembelajaran dalam kelas dengan menggunaka strategi yang pas dan tepat bagi siswa. Yang didalamnya tidak menyebabkan kemalasan atau kebosanan siswa.
• Mengkordinasikan sarana penunjang pengajaran
Sarana sangat diperlukan bagi setiap lembaga, karena kelas merupakan wadah utama dalam berlangsungnya proses belajar dan pembelajaran, hingga sarana sangatlah penting, baik berupa tenaga, uang, media ataupun peralatan yang lain. Tanpa sarana proses belajar dan pembelajaran tidak akan lancar dan tersendat-sendat.
• Mengadakan evaluasi
Evaluasi ini dangatlah penting, karena evaluasi merupakan barometer tingkat kepandaian siswa, dengan evaluasi, guru dapat menentukan tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap pelajaran yang telah dilalaui.
Dari pengertian dan maksud diatas, maka tersusunlah dalam desain kurikulum dibawah ini, yang disesuaikan dengan model-model terebut.
C. Perencanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Kurikukum merupakan panduan dasar atau patokan pendidikan dalam belajar dan pembelajaran baik di tingkat yang terendah ataupun yang tertinggi. Kurikulum yang didalamnya juga mencakup kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, dan materi pokok.
Dari materi-materi yang terdapat di materi pokok, meliputi sebagai berikut:
Semester I
1. Aspek Al-Qur’an
Kompetensi Dasar Hasil belajar Indikator Materi Pokok
Menbaca dan menulis Al-Qur’an permulaan (Membaca Al-Qur’an permulaan tuntas) • Membaca Al-Qur’an permulaan
• Menulis Al-Qur’an permulaan • Melafalkan huruf, kata dan kalimat Al-Qur’an dengan Harokat dan Makhroj yang benar.
• Mengulang-ngulang melafalkan huruf, kata dan kalimat Al-Qur’an dengan Harokat dan Makhroj yang benar.
• Menunjukkan dapat membaca Al-Qur’an permulaan.
• Menunjukkan dapat menulis huruf dan kalimat Al-Qur’an • Membaaca dan menulis Al-Qur’an permulaan
2. Aspek Tarikh (SKI)
Kompetensi Dasar Hasil belajar Indikator Materi Pokok
Mengenal sifat Nabi Muhammad Saw. Kenal risalah Nabi dan bisa menjadikan menauladani sifat-sifatnya. • Menyebutkan sifat-sifat Nabi.
• Menunjukkan sikap yang beik dari hasil belajar risalah ketauladanan Nabi. • Mengenal Nabi Muhammad Saw
Semester II
1. Aspek Al-Qur’an
Kompetensi Dasar Hasil belajar Indikator Materi Pokok
Hafalan Surat Al-Fil • Melafalkan surat Al-Fil dengan benar
• Hafal surat Al-Fil • Melafalkan surat Al-Fil
• Menunjukkan hafal surat Al-Fil
• Mengulang-ngulang hafalan surat Al-Fil • Surat Al-Fil
2. Aspek Aspek Fiqih / Ibadah
Kompetensi Dasar Hasil belajar Indikator Materi Pokok
Mampu melaksanakan shalat fardhu • Melakukan gerak sholat dengan benar
• Hafal bacaan sholat dengan benar dan lancar • Melakukan gerakan sholat dengan benar
• Melafalkan bacaan sholat dengan benar
• Menserasikan gerakan dan bacaan aholat dengan benar
• Mempraktikkan gerakan dan bacaan aholat fardhu • Sholat fardhu
Yang kesemuanya ini juga ditambah dengan pengalaman belajar, yang akan menjelaskan dari per aspek yang didalmnya terdapat materi pokok. Dari materi pokok ini guru bervariasi untuk berinteraksi dengan siswa dalam proses pembelajaran. Semua itu terperinci dalam silabus dilembaran setelah ini.
KESIMPULAN
Disimpulkan bahwa Disain Pembelajaran merupakan suatu rancangan yang disusun secara sistematis dan dengan pemikiran yang logis untuk mempelajari permasalahan-permasalahan dalam proses belajar dan pembelajaran, sehingga dapat menyelesaikan atau menemukan solusi dari permasalahan tersebut, yang kemudian proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan tercapai dengan optimal. Dan semua kurikulum intinya sama, cuman bedanya pada pengklasifikasian mata pelajaran yang harus disesuaikan dengan tingkat belajar siswa.
Begitu juga dengan kesiapan guru untuk mengajar berkaitan erat dengan cara guru mempersiapkan peserta didik untuk belajar. Kesiapan mengajar ini seperti petani mempersiapkan tanah untuk ditanami benih, jika dilakukan dengan benar, niscaya menciptakan kondisi yang baik untuk pertumbuhan yang sehat. Demikian juga dalam mengajar, jika persiapan matang sesuai dengan karakteristik kebutuhan, materi, metode, pendekatan, lingkungan serta kemampuan guru, maka hasinya diasumsikan akan lebih optimal dan menyenangkan.
TEORI DAN KONSEPSI PSIKOLOGI KOKNITIF
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yang melatar belalakangi kami menyusun makalah dengan tema psokologi penididkan, yaitu terjadinya interaksi dan model-model pendidikan yang sangatt banyak fariasi, disalahsatunya konsepsi psikologi kognitif.
Psikologi kognitif adalah kajian studi ilmiah mengenai proses-proses mental atau pikiran. bagaimana informasi diperoleh, dipresentasikan dan ditransfermasikan sebagai pengetahuan. Psikologi kognitif juga disebut psikologi pemrosesan informasi. Tingkah laku seseorang didasarkan pada tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.
Degan melihat pedidikan sekarang yang telah banyak mendapatkan perhatian dari pemerintah sungguh disayangkan jika tidak didukung oleh para pendidik yang provisional, maka dengan mempelajari teori pembelajaran koknitif dapat memungkinkan para pendidik untuk meningkatkan keprofisionalanya.
PEMBAHASAN
I. Prinsip Dasar Psikologi Kognitif
- Psikologi kognitif
Psikologi Kognitif adalah kajian studi ilmiah mengenai proses-proses mental atau pikiran. bagaimana informasi diperoleh, dipresentasikan dan ditransfermasikan sebagai pengetahuan. Psikologi kognitif juga disebut psikologi pemrosesan informasi. Tingkah laku seseorang didasarkan pada tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.
Prinsip dasar Psikologi Kognitif
* Belajar aktif
* Belajar lewat interaksi sosial
* Belajar lewat pengalaman sendiri
Teori Psikologi Kognitif berkembang dengan ditandai lahirnya teori Gestalt (Mex Weitheimer) yang menyatakan bahwa pengalaman itu berstruktur yang terbentuk dalam suatu keseluruhan.
Ada 2 hukum wajib dalam teori Gestalt:
A. Hukum Pragnaz
Hukum Pragnaz ini menunjukkan tentang berarahnya segala kejadian , yaitu berarah kepada Pragnaz itu, yaitu suatu keadaan yang seimbang, suatu Gestalt yang baik. Gestalt yang baik , keadaan yang seimbang ini mencakup sifat-sifat keturunan, kesederhanaan ,kestabilan, simetri dan sebagainya.
Medan pengamatan, jadi juga setiap hal yang dihadapi oleh individu, mempunyai sifat dinamis, yaitu cendrung untuk menuju keadaan Pragnaz itu , keadaan seimbang . Keadaan yang problematis adalah keadaan yang tidak Pragnaz, tidak teratur, tidak sederhana, tidak stabil, tidak simetri , dan sebagainya dan pemecahan problem itu ialah mengadakan perubahan kedalam struktur medan atau hal itu dengan memasukkan hal-hal yang dapat membawa hal problematis ke sifat Pragnaz.
B. Hukum-hukum tambahan
Ahli-ahli psikologi Gestalt telah mengadakan penelitian secara luas dalam bidang penglihatan dan akhirnya mereka menemukan bahwaobjek-objek penglihatan itu membentuk diri menjadi Gestalt-gestalt menurut prinsip-prinsip tertentu. Adapun prisip-prinsip tersebut dapat dilihat pada hukum-hukum, yaitu :
1.Hukum keterdekatan
2.Hukum ketertutupan
3.Hukum kesamaan
Selain dari hukum-hukum tambahan tersebut menurut aliran teori belajar gestalt ini bahwa seseorang dikatan belajar jika mendapatkan insight. Insight ini diperoleh kalau seseorang melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalan situasi tertentu. Dengan adanya insight maka didapatlah pemecahan problem, dimengertinya persoalan; inilah inti belajar. Jadi yang penting bukanlah mengulang- ulang hal yang harus dipelajari, tetapi mengertinya, mendapatkan insight. Adapun timbulnya insight itu tergantung.
A. Kesangupan
Maksudnya kesanguapan atau kemampuan intelegensi individu.
B. Pengalaman
Karena belajar, berati akan mendapatkan pengalaman dan pengalaman itu mempermudah munculnya insght.
C. Taraf kompleksitas dari suatu situasi.
Dimana semakin komplek situasinya semakin sulit masalah yang dihadapi.
D. Latihan
Dengan banyaknya latihan akan dapat mempertinggi kesanggupan memperoleh insight, dalam situasi-situasi yang bersamaan yang telah dilatih .
E. Trial and eror
Sering seseorang itu tidak dapat memecahkan suatu masalah. Baru setelah mengadakan percobaan-percobaan, sesorang itu dapat menemukan hubungan berbagai unsur dalam problem itu, sehingga akhirnya menemukan insight.
Konsep yang penting dalam teori ini INSIGHT, yaitu: pengmatan atau pemahaman mendadak terhadap hubungan antara bagian-bagian di dalam suatu situasi masalah.
- Teori Belajar Cognitive-Field
Teori Belajar Cognitive-Field dari Lewin Bertolak pada teori Gestalt, Lewin mengembangkan teori belajar berdasarkan Life Space (dunia psikologis dari kehidupan individu). Masing – masing individu berada di dalam medan kekuatan psikologis, medan itu dinamakan Life Space yang terdiri dari dua unsure yaitu kepribadian dan psikologi social, Ia menyatakan bahwa tingkah laku belajar merupakan usaha untuk mengadakan reorganisasi atau restruktur (dari isi jiwa). Tingkah laku merupakan hasil dari interaksi antar kekuatan baik dari dalam (tujuan, kebutuhan, tekanan batin, dan sebagainya) maupun dari luar (tantangan, permasalahan).
- Cognitive Development (Jean Piaget )
Dalam teorinya, ia memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak. Ia memakai istilah scheme: pola tingkah laku yang dapat diulang. Yang berhubungan dengan :
• Reflex pembawaan (bernapas, makan, minum)
• Scheme mental (pola tingkah laku yang susah diamati, dan yang dapat diamati)
Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tingkat yaitu :
(1) sensory motor;
(2) preoperational;
(3) concrete operational dan
(4) formal operational
(5) Operational konkret
Perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap menurut Piaget yaitu:
a. Kematangan
b. Pengalaman fisik/ lingkungan
c. Transmisi social
d. Equilibrium/ self regulation
Menurut Piaget intelegensi itu terdiri dari tiga aspek, yaitu:
•struktur (scheme) : pola tingkah laku yang dapat diulang
•isi (content) :pola tingkah laku yang spesifik (saat menghadapi masalah)
•fungsi (function) :berhunbungan dengan cara seseorang untuk mencapai kemajuan ntelektual.
Beberapa teori lain yaitu “ teori conditioning dan connectionism. Teori ini juga merupakan teori yang terkemuka dalam psikologi, yang didalamnya menyikap, bagaimana proses belajar itu terjadi.
- Pembelajaran Menurut JA Brunner (Discovery Learning)
Teori Brunner menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif dalam belajar di kelas. Maksud dari Discovery Learning yaitu siswa mengorganisasikan metode penyajian bahwa dengan cara dimana anak dapat mempelajari bahan itu, sesuai dengan tingkat kemampuan anak.
Perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan cara menyusun materi pelajaran dan menyajikannya sesuai dengan tahap perkembangan orang tersebut.
The act of discovery dari Burner:
1. Adanya suatu kenaikan di dalam potensi intelektual
2. Ganjaran intrinsic lebih ditekankan daripada ekstrinsik
3. Murid yang mempelajari bagaimana menemukan berarti murid itu
menguasai metode discovery learning
4. Murid lebih senang mengingat-ingat informasi
Selain ketiga tokoh tersebut Ausubel juga berpengaruh dalam psikologi kognitif. Dia mengungkapkan teori ekspository teaching, yaitu dapat diorganisasikan atau disajikan secara baik agar dapat menghasilkan pengertian dan resensi yang baik pula sama dengan discovery learning.
- Implikasi teori perkembangan kognitif
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu gurumengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik.Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusidengan teman-temanya.
Pengaplikasian teori kognitif dalam belajar bergantung pada akomodasi. Kepada siswa harus diberikan suatu area yang belum diketahui agar ia dapat belajar, karena ia tidak dapat belajar dari apa yang telah diketahui saja.dengan adanya area baru, siswa akan mengadakan usaha untuk dapat mengakomodasikan.
II. Peran Pendidik Dan Peserta Didik
Peran pendidik dan peserta didik dalam belajar dan pembelajaran, baik berlangsungnya pembelajaran ataupun prencanaannya.
- Guru sebagai demonstrator
- Guru sebagai mediator dan fasilitator
- Guru sebagai evaluator Guru secara umum berperan sebagai:
• Pengajar
• Pemimpin kelas
• Pembimbing
• Pengatur lingkungan
• Partissipan
• Ekspeditor
• Perencana
• Suvervisor
• Motivator
• Penanya
• Evaluator
• Konselor
Selain peran yang telah disebutkan di atas, hal yang perlu dan penting dimiliki oleh pendidik yaitu pendidik harus mengetahui psikologis mengenai peserta didik. Peran peserta didik belajar mandiri memposisikan pebelajar sebagai subyek, pemegang kendali, pengambil keputusan atau pengambil inisiatif atas belajarnya sendiri.
III. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
A. Pendekatan Belajar
Banyak pendekatan belajar yang dapat digunakan oleh para guru kepada para siswanya untuk mempelajari bidang studi atau materi pelajaran yang sedang mereka tekuni, dari yang paling klasik sampai yang paling modern. Di antaranya:
1). Pendekatan Hukum Jost
Menurut Reber (1988), salah satu asumsi penting yang mendasari Hukum Jost (Jost’s Law) adalah siswa yang lebih sering mempraktikkan materi pelajaran akan lebih mudah memanggil kembali memori lama yang berhubungan dengan materi yang sedang ia tekuni. Selanjutnya, berdasarkan asumsi Hukum Jost itu maka belajar dengan kiat 5 x 3 adalah lebih baik daripada 3 x 5 walaupun hasil perkalian kedua kiat tersebut sama.
2). Pendekatan Ballard & Clanchy
Menurut Ballard & Clanchy (1990), pedekatan belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan (attitude to knowledge). Ada dua macam siswa dalam menyikapi ilmu pengetahuan, yaitu: 1) sikap melestarikan apa yang sudah ada (conserving); dan sikap memperluas (extending).
3). Pendekatan Biggs
Menurut hasil penelitian Biggs (1991), pendekatan belajar siswa dapat dikelempokkan ke dalam tiga prototype (bentuk dasar).
• Pendekatan surface (permukaan/bersifat lahiriah)
• Pedekatan deep (mendalam)
• Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi).
B. Metode Belajar
Metode secara etimologi berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Dalam dunia psikologi, metode berarti prosedur sistematis (tata cara yang berurutan) yang biasa diguanakan untuk menyelidiki fenomena atau gejala-gejala kejiwaan seperti metode klinik, metode eksperimen, dan sebagainya.Selanjutnya, yang dimaksud dengan metode belajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran.
Ragam dan jumlah metode belajar sesungguhnya banyak sekali dan hampir tidak dapat dihitung dengan jari, mulai dari yang paling tradisional sampai yang paling modern.
Berikut ini penyusun sajikan sebuah metode belajar untuk mempelajari teks (wacana), khususnya yang terdapat dalam buku, artikel ilmiah, dan laporan penelitian. Kiat yang secara spesifik dirancang untuk memahami isi teks itu disebut SQ3R yang dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat. Metode ini bersifat praktis dan dapat diaplikaikan dalam berbagai pendekatan belajar.
SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari teks yang meliputi:
1. Survey
Maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks. Dalam melakukan aktivitas survey guru perlu membantu mendorong siswa untuk memeriksa atau meneliti secaa singkat seluruh struktur teks. Tujuannyaaga siswa mengetahui panjangnya teks, judul bagian (heading) dan judul subbagian (sub-heading), istilah dan kata kunci, dan sebagainya.
2. Question
Ialah menyususn daftar pertanyaan yang relevan dengan teks. Dalam hal ini guru diharapkan berperan untuk memberi petunjuk atau contoh kepada para siswa untuk menyusu pertanyaan-pertanyaan yang jelas, singkat dan relevan dengan bagian-bagian teks yang telah ditandai pada langkah pertama.
3. Read
Maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawabatas petanyaan-pertanyaan yang telah tersusun. Dalam hal ini membaca aktif juga berarti membaca yang difokuskan pada paragraph-paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban-jawaban yang diperkirakan relevan dengan pertanyaan-pertanyaan tadi.
4. Recite
Menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan. Dalam kegiatan ini guru menyuruh kepada para siswanya untuk menyebutkan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah tersusun tanpa membuka catatan dari jawaban tersebut.
5. Review
meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada angka kedua dan ketiga
IV. Materi dan Sumber Belajar
A. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran (instructional materials) adalah bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Materi Pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran.
Materi yang dipilih untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar .
Jenis-Jenis Materi Pembelajaran.
Materi fakta adalah segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya Contoh
Mata Pelajaran Sejarah : Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan pemerintahan Indonesia.
Materi konsep adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakekat, inti /isi dan sebagainya.Contoh :
Mata Pelajaran Biologi : Hutan hujan tropis di Indonesia sebagai sumber plasma nutfah, Usaha-usaha pelestarian keanekargaman hayati Indonesia secara in-situ dan ex-situ., dsb.
Materi prinsip adalah berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.
Contoh :
Mata Pelajaran Fisika : Hukum Newton tentang gerak , Hukum 1 Newton , Hukum 2 Newton , Hukum 3 Newton , Gesekan statis dan Gesekan kinetis, dsb.
Materi Prosedur meliputi langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.
Contoh :
Mata Pelajaran TIK : Langkah-langkah Akses Internet, trik dan strategi penggunaan Web Browser dan Search Engine,
Materi Sikap atau nilai merupakan hasil belajar aspek afektif, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar dan bekerja, dsb.
Contoh :
Mata Pelajaran Geografi : Pemanfaatan sumberdaya alam berdasarkan prinsip ekoefisiensi, Pemanfaatan sumberdaya alam dan pembangunan berkelanjutan, dsb. Mata Pelajaran Sosiologi : Interaksi sosial dan dinamika sosial, Sosialisasi dan pembentukan kepribadian.
B. Sumber Belajar
AECT menguraikan bahwa sumber belajar meliputi: pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan. Komponen-komponen sumber belajar yang digunakan di dalam kegiatan belajar mengajar dapat dibedakan dengan dengan cara yaitu dilihat dari keberadaan sumber belajar yang direncanakan dan dimanfaatkan.
Sumber belajar adalah bahan termasuk juga alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada murid maupun guru (Sudono, 2000:7).
Hamalik (1994:195), menyatakan bahwa sumber belajar adalah semua sumber yang dapat dipakai oleh siswa, baik sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan siswa lainnya, untuk memudahkan belajar.
Mudhofir (1992:13) menyatakan bahwa yang termasuk sumber belajar adalah berbagai informasi, data-data ilmu pengetahuan, gagasan-gagasan manusia, baik dalam bentuk bahan-bahan tercetak (misalnya buku, brosur, pamflet, majalah, dan lain-lain) maupun dalam bentuk non cetak (misalnya film, filmstrip, kaset, videocassette, dan lain-lain).
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan guru maupun siswa dalam mempelajari materi pelajaran, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran tersebut.
Macam-macam Sumber Belajar
AECT menguraikan bahwa sumber belajar meliputi: pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan. Komponen-komponen sumber belajar yang digunakan di dalam kegiatan belajar mengajar dapat dibedakan menjadi dua, yakni sumber belajar yang sengaja direncanakan dan sumber belajar yang dimanfaatkan. Penjelasan kedua hal tersebut sebagai berikut:
• Sumber belajar yang sengaja direncanakan (by design) yaitu semua sumber belajar yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
• Sumber belajar karena dimanfaatkan (by utilization) yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasi, dan igunakan untuk keperluan belajar (Satgas AECT, 1986:9).
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa sumber belajar merupakan salah satu komponen sistem instruksional yang dapat berupa: pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar (lingkungan). Sumber belajar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
• Pesan, adalah pelajaran/informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti, dan data.
• Orang, mengandung pengertian manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan. Tidak termasuk mereka yang menjalankan funsgi pengembangan dan pengelolaan sumber belajar.
• Bahan, merupakan sesuatu (bisa pula disebut program atau software) yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya sendiri.
• Alat, adalah sesuatu (biasa pula disebut hardware) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan di dalam bahan.
• Teknik, berhubungan dengan prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang, dan lingkungan untuk menyampaikan pesan.
• Lingkungan, merupakan situasi sekitar di mana pesan diterima (Mudhoffir, 1992:1-2).
• Semiawan (1992:96) menyatakan bahwa sebenarnya kita sering melupakan sumber belajar mengajar yang terdapat di lingkungan kita, baik di sekitar sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
Betapapun kecil atau terpencil, suatu sekolah, sekurang-kurangnya mempunyai empat jenis sumber belajar yang sangat kaya dan bermanfaat,
yaitu:
• Masyarakat desa atau kota di sekeliling sekolah.
• Lingkungan fisik di sekitar sekolah.
• Bahan sisa yang tidak terpakai dan barang bekas yang terbuang yang dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan, namun kalau kita olah dapat bermanfaat sebagai
sumber dan alat bantu belajar mengajar.
• Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi di masyarakat cukup menarik perhatian
siswa. Ada peristiwa yang mungkin tidak dapat dipastikan akan terulang kembali.
Jangan lewatkan peristiwa itu tanpa ada catatan pada buku atau alam pikiran siswa.
Secara umum, sumber belajar dapat berupa:
• Barang Cetak
Seperti kurikulum, buku pelajaran, Koran, majalah, dan lain-lain.
• Tempat
Seperti sekolah, perpustakaan, museum, dan lain-lain
• Nara sumber/orang
seperti: guru, tokoh masyarakat, instruktur, dan lain-lain Jenis-jenis sumber belajar tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain dalam proses belajar-mengajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian hasil belajar peserta didik pada dasarnya merupakan interaksi antara komponen system instruksional dengan peserta-peserta didik.
Tujuan dan Fungsi Sumber Belajar
Penggunaan sumber belajar bertujuan untuk:
• Menambah wawasan pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan
guru
• Mencegah verbalistis bagi siswa
• Mengajak siswa ke dunia nyata
• Mengembangkan proses belajar-mengajar yang menarik, dan
• Mengembangkan berpikir divergent pada siswa (Semiawan, 1992:97)
Pemanfaatan sumber belajar sudah barang tentu akan menambah wawasan pengetahuan siswa. Melalui sumber belajar, pemahaman siswa mengenai suatu materi pelajaran akan bertambah. Hal tersebut sekaligus akan mencegah verbalistis bagi siswa. Dengan pemanfaatan sumber belajar maka siswa tidak hanya mengetahui materi pelajaran dalam bentuk kata-kata saja, namun secara komprehensif akan mengetahui substansi dari materi yang dipelajari.
Sumber belajar juga bertujuan mengajak siswa ke dunia nyata. Dalam pengertian, siswa tidak hanya berada dalam bayangan-bayangan suatu materi akan tetapi melalui sumber belajar, siswa langsung dihadapkan ke dunia nyata, yaitu suatu situasi yang berhubungan langsung dengan materi pelajaran.
Pemanfaatan sumber belajar juga bertujuan mengembangkan proses belajar-mengajar yang menarik. Dalam pengertian, melalui pemanfaatan sumber belajar sudah barang tentu proses belajar-mengajar lebih aktif dan interaktif. Hal menarik yang dapat dijumpai ketika guru memanfaatkan sumber belajar adalah adanya interaksi banyak arah, yakni antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa dan guru.
Berpikir divergent merupakan suatu aktivitas berpikir di mana siswa mampu memberikan alternatif jawaban dari suatu permasahalan yang dibahas. Melalui pemanfaatan sumber belajar diharapkan siswa mampu berpikir divergent.
Adapun fungsi sumber belajar sebagai:
• Sarana mengembangkan keterampilan memproseskan perolehan,
• mengeratkan hubungan antara siswa dengan lingkungan,
• mengembangkan pengalaman dan pengetahuan siswa,
• membuat proses belajar-mengajar lebih bermakna (Semiawan,1992:100).
Keterampilan memproses perolehan mengacu pada sesuatu yang dapat diperoleh ketika guru memanfaatkan sumber belajar. Oleh karena itu, fungsi sumber belajar sebagai sarana mengembangkan keterampilan memproseskan perolehan berhubungan dengan aktivitas guru dalam memanfaatkan sumber belajar. Dalam pengertian, ketika guru memanfaatkan sumber belajar sudah barang tentu harus ada sesuatu yang dapat diperoleh oleh siswa.
Fungsi sumber belajar lainnya adalah mengeratkan hubungan siswa dengan lingkungan. Hal tersebut berhubungan dengan pemanfaatan sumber belajar yang dilakukan guru. Semakin guru memanfaatkan sumber belajar yang berasal dari lingkungan sekitar, maka siswa semakin dekat dengan lingkungannya.
Pengalaman dan pengetahuan siswa akan materi pelajaran yang dipelajari merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu, keberadaan sumber belajar berfungsi untuk mengembangkan pengalaman dan pengetahuan siswa. Melalui pemanfaatan sumber belajar, maka pengalaman dan pengetahuan siswa akan lebih berkembang.
Fungsi sumber belajar yang membuat proses belajar-mengajar lebih bermakna, berhubungan dengan aktivitas guru dalam memanfatakan sumber belajar. Melalui pemanfaatan sumber belajar yang tepat, maka guru dapat membuat proses belajar-mengajar lebih bermakna. Artinya, guru mampu mengelola proses belajar-mengajar yang berpusat pada siswa, bukan proses belajar-mengajar yang berpusat pada guru.
KESIMPULAN
Dengan Mengetahui teori dan konsepsi pendidikan atau pembelajaran ataupun pemikiran dalam ranah kognitif, Psikologi Koknitif dimungkinkan para pendidik dapat mengetahui setiap karakter peserta didik, agar memudahkan pendidik dalam menyampaikan semua materi pendidikan. Guna mewujudkan tujuan pendidikan. Dan semuanya itu dapat terwujud jika ada dukungan dari lingkungan sekitar, juga minat dan bakat peserta didik, yang didukung oleh para pengajar yang profisional, maka tujuan pendidikan itu akan mudah terwujud.
Sedemikian banyaknya teori-teori yang dikemukakan oleh psiologi pendidikan, maka pendidik ataupun peserta didik akan mudah ter-arahkan dalam proses pembelajaran yang optimal. Dengan hal yang mendasar adalah pendidik harus bisa mengetahui karakteristik peserta didik.
A. Latar Belakang
Yang melatar belalakangi kami menyusun makalah dengan tema psokologi penididkan, yaitu terjadinya interaksi dan model-model pendidikan yang sangatt banyak fariasi, disalahsatunya konsepsi psikologi kognitif.
Psikologi kognitif adalah kajian studi ilmiah mengenai proses-proses mental atau pikiran. bagaimana informasi diperoleh, dipresentasikan dan ditransfermasikan sebagai pengetahuan. Psikologi kognitif juga disebut psikologi pemrosesan informasi. Tingkah laku seseorang didasarkan pada tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.
Degan melihat pedidikan sekarang yang telah banyak mendapatkan perhatian dari pemerintah sungguh disayangkan jika tidak didukung oleh para pendidik yang provisional, maka dengan mempelajari teori pembelajaran koknitif dapat memungkinkan para pendidik untuk meningkatkan keprofisionalanya.
PEMBAHASAN
I. Prinsip Dasar Psikologi Kognitif
- Psikologi kognitif
Psikologi Kognitif adalah kajian studi ilmiah mengenai proses-proses mental atau pikiran. bagaimana informasi diperoleh, dipresentasikan dan ditransfermasikan sebagai pengetahuan. Psikologi kognitif juga disebut psikologi pemrosesan informasi. Tingkah laku seseorang didasarkan pada tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.
Prinsip dasar Psikologi Kognitif
* Belajar aktif
* Belajar lewat interaksi sosial
* Belajar lewat pengalaman sendiri
Teori Psikologi Kognitif berkembang dengan ditandai lahirnya teori Gestalt (Mex Weitheimer) yang menyatakan bahwa pengalaman itu berstruktur yang terbentuk dalam suatu keseluruhan.
Ada 2 hukum wajib dalam teori Gestalt:
A. Hukum Pragnaz
Hukum Pragnaz ini menunjukkan tentang berarahnya segala kejadian , yaitu berarah kepada Pragnaz itu, yaitu suatu keadaan yang seimbang, suatu Gestalt yang baik. Gestalt yang baik , keadaan yang seimbang ini mencakup sifat-sifat keturunan, kesederhanaan ,kestabilan, simetri dan sebagainya.
Medan pengamatan, jadi juga setiap hal yang dihadapi oleh individu, mempunyai sifat dinamis, yaitu cendrung untuk menuju keadaan Pragnaz itu , keadaan seimbang . Keadaan yang problematis adalah keadaan yang tidak Pragnaz, tidak teratur, tidak sederhana, tidak stabil, tidak simetri , dan sebagainya dan pemecahan problem itu ialah mengadakan perubahan kedalam struktur medan atau hal itu dengan memasukkan hal-hal yang dapat membawa hal problematis ke sifat Pragnaz.
B. Hukum-hukum tambahan
Ahli-ahli psikologi Gestalt telah mengadakan penelitian secara luas dalam bidang penglihatan dan akhirnya mereka menemukan bahwaobjek-objek penglihatan itu membentuk diri menjadi Gestalt-gestalt menurut prinsip-prinsip tertentu. Adapun prisip-prinsip tersebut dapat dilihat pada hukum-hukum, yaitu :
1.Hukum keterdekatan
2.Hukum ketertutupan
3.Hukum kesamaan
Selain dari hukum-hukum tambahan tersebut menurut aliran teori belajar gestalt ini bahwa seseorang dikatan belajar jika mendapatkan insight. Insight ini diperoleh kalau seseorang melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalan situasi tertentu. Dengan adanya insight maka didapatlah pemecahan problem, dimengertinya persoalan; inilah inti belajar. Jadi yang penting bukanlah mengulang- ulang hal yang harus dipelajari, tetapi mengertinya, mendapatkan insight. Adapun timbulnya insight itu tergantung.
A. Kesangupan
Maksudnya kesanguapan atau kemampuan intelegensi individu.
B. Pengalaman
Karena belajar, berati akan mendapatkan pengalaman dan pengalaman itu mempermudah munculnya insght.
C. Taraf kompleksitas dari suatu situasi.
Dimana semakin komplek situasinya semakin sulit masalah yang dihadapi.
D. Latihan
Dengan banyaknya latihan akan dapat mempertinggi kesanggupan memperoleh insight, dalam situasi-situasi yang bersamaan yang telah dilatih .
E. Trial and eror
Sering seseorang itu tidak dapat memecahkan suatu masalah. Baru setelah mengadakan percobaan-percobaan, sesorang itu dapat menemukan hubungan berbagai unsur dalam problem itu, sehingga akhirnya menemukan insight.
Konsep yang penting dalam teori ini INSIGHT, yaitu: pengmatan atau pemahaman mendadak terhadap hubungan antara bagian-bagian di dalam suatu situasi masalah.
- Teori Belajar Cognitive-Field
Teori Belajar Cognitive-Field dari Lewin Bertolak pada teori Gestalt, Lewin mengembangkan teori belajar berdasarkan Life Space (dunia psikologis dari kehidupan individu). Masing – masing individu berada di dalam medan kekuatan psikologis, medan itu dinamakan Life Space yang terdiri dari dua unsure yaitu kepribadian dan psikologi social, Ia menyatakan bahwa tingkah laku belajar merupakan usaha untuk mengadakan reorganisasi atau restruktur (dari isi jiwa). Tingkah laku merupakan hasil dari interaksi antar kekuatan baik dari dalam (tujuan, kebutuhan, tekanan batin, dan sebagainya) maupun dari luar (tantangan, permasalahan).
- Cognitive Development (Jean Piaget )
Dalam teorinya, ia memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak. Ia memakai istilah scheme: pola tingkah laku yang dapat diulang. Yang berhubungan dengan :
• Reflex pembawaan (bernapas, makan, minum)
• Scheme mental (pola tingkah laku yang susah diamati, dan yang dapat diamati)
Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tingkat yaitu :
(1) sensory motor;
(2) preoperational;
(3) concrete operational dan
(4) formal operational
(5) Operational konkret
Perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap menurut Piaget yaitu:
a. Kematangan
b. Pengalaman fisik/ lingkungan
c. Transmisi social
d. Equilibrium/ self regulation
Menurut Piaget intelegensi itu terdiri dari tiga aspek, yaitu:
•struktur (scheme) : pola tingkah laku yang dapat diulang
•isi (content) :pola tingkah laku yang spesifik (saat menghadapi masalah)
•fungsi (function) :berhunbungan dengan cara seseorang untuk mencapai kemajuan ntelektual.
Beberapa teori lain yaitu “ teori conditioning dan connectionism. Teori ini juga merupakan teori yang terkemuka dalam psikologi, yang didalamnya menyikap, bagaimana proses belajar itu terjadi.
- Pembelajaran Menurut JA Brunner (Discovery Learning)
Teori Brunner menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif dalam belajar di kelas. Maksud dari Discovery Learning yaitu siswa mengorganisasikan metode penyajian bahwa dengan cara dimana anak dapat mempelajari bahan itu, sesuai dengan tingkat kemampuan anak.
Perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan cara menyusun materi pelajaran dan menyajikannya sesuai dengan tahap perkembangan orang tersebut.
The act of discovery dari Burner:
1. Adanya suatu kenaikan di dalam potensi intelektual
2. Ganjaran intrinsic lebih ditekankan daripada ekstrinsik
3. Murid yang mempelajari bagaimana menemukan berarti murid itu
menguasai metode discovery learning
4. Murid lebih senang mengingat-ingat informasi
Selain ketiga tokoh tersebut Ausubel juga berpengaruh dalam psikologi kognitif. Dia mengungkapkan teori ekspository teaching, yaitu dapat diorganisasikan atau disajikan secara baik agar dapat menghasilkan pengertian dan resensi yang baik pula sama dengan discovery learning.
- Implikasi teori perkembangan kognitif
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu gurumengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik.Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusidengan teman-temanya.
Pengaplikasian teori kognitif dalam belajar bergantung pada akomodasi. Kepada siswa harus diberikan suatu area yang belum diketahui agar ia dapat belajar, karena ia tidak dapat belajar dari apa yang telah diketahui saja.dengan adanya area baru, siswa akan mengadakan usaha untuk dapat mengakomodasikan.
II. Peran Pendidik Dan Peserta Didik
Peran pendidik dan peserta didik dalam belajar dan pembelajaran, baik berlangsungnya pembelajaran ataupun prencanaannya.
- Guru sebagai demonstrator
- Guru sebagai mediator dan fasilitator
- Guru sebagai evaluator Guru secara umum berperan sebagai:
• Pengajar
• Pemimpin kelas
• Pembimbing
• Pengatur lingkungan
• Partissipan
• Ekspeditor
• Perencana
• Suvervisor
• Motivator
• Penanya
• Evaluator
• Konselor
Selain peran yang telah disebutkan di atas, hal yang perlu dan penting dimiliki oleh pendidik yaitu pendidik harus mengetahui psikologis mengenai peserta didik. Peran peserta didik belajar mandiri memposisikan pebelajar sebagai subyek, pemegang kendali, pengambil keputusan atau pengambil inisiatif atas belajarnya sendiri.
III. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
A. Pendekatan Belajar
Banyak pendekatan belajar yang dapat digunakan oleh para guru kepada para siswanya untuk mempelajari bidang studi atau materi pelajaran yang sedang mereka tekuni, dari yang paling klasik sampai yang paling modern. Di antaranya:
1). Pendekatan Hukum Jost
Menurut Reber (1988), salah satu asumsi penting yang mendasari Hukum Jost (Jost’s Law) adalah siswa yang lebih sering mempraktikkan materi pelajaran akan lebih mudah memanggil kembali memori lama yang berhubungan dengan materi yang sedang ia tekuni. Selanjutnya, berdasarkan asumsi Hukum Jost itu maka belajar dengan kiat 5 x 3 adalah lebih baik daripada 3 x 5 walaupun hasil perkalian kedua kiat tersebut sama.
2). Pendekatan Ballard & Clanchy
Menurut Ballard & Clanchy (1990), pedekatan belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan (attitude to knowledge). Ada dua macam siswa dalam menyikapi ilmu pengetahuan, yaitu: 1) sikap melestarikan apa yang sudah ada (conserving); dan sikap memperluas (extending).
3). Pendekatan Biggs
Menurut hasil penelitian Biggs (1991), pendekatan belajar siswa dapat dikelempokkan ke dalam tiga prototype (bentuk dasar).
• Pendekatan surface (permukaan/bersifat lahiriah)
• Pedekatan deep (mendalam)
• Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi).
B. Metode Belajar
Metode secara etimologi berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Dalam dunia psikologi, metode berarti prosedur sistematis (tata cara yang berurutan) yang biasa diguanakan untuk menyelidiki fenomena atau gejala-gejala kejiwaan seperti metode klinik, metode eksperimen, dan sebagainya.Selanjutnya, yang dimaksud dengan metode belajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran.
Ragam dan jumlah metode belajar sesungguhnya banyak sekali dan hampir tidak dapat dihitung dengan jari, mulai dari yang paling tradisional sampai yang paling modern.
Berikut ini penyusun sajikan sebuah metode belajar untuk mempelajari teks (wacana), khususnya yang terdapat dalam buku, artikel ilmiah, dan laporan penelitian. Kiat yang secara spesifik dirancang untuk memahami isi teks itu disebut SQ3R yang dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat. Metode ini bersifat praktis dan dapat diaplikaikan dalam berbagai pendekatan belajar.
SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari teks yang meliputi:
1. Survey
Maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks. Dalam melakukan aktivitas survey guru perlu membantu mendorong siswa untuk memeriksa atau meneliti secaa singkat seluruh struktur teks. Tujuannyaaga siswa mengetahui panjangnya teks, judul bagian (heading) dan judul subbagian (sub-heading), istilah dan kata kunci, dan sebagainya.
2. Question
Ialah menyususn daftar pertanyaan yang relevan dengan teks. Dalam hal ini guru diharapkan berperan untuk memberi petunjuk atau contoh kepada para siswa untuk menyusu pertanyaan-pertanyaan yang jelas, singkat dan relevan dengan bagian-bagian teks yang telah ditandai pada langkah pertama.
3. Read
Maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawabatas petanyaan-pertanyaan yang telah tersusun. Dalam hal ini membaca aktif juga berarti membaca yang difokuskan pada paragraph-paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban-jawaban yang diperkirakan relevan dengan pertanyaan-pertanyaan tadi.
4. Recite
Menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan. Dalam kegiatan ini guru menyuruh kepada para siswanya untuk menyebutkan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah tersusun tanpa membuka catatan dari jawaban tersebut.
5. Review
meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada angka kedua dan ketiga
IV. Materi dan Sumber Belajar
A. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran (instructional materials) adalah bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Materi Pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran.
Materi yang dipilih untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar .
Jenis-Jenis Materi Pembelajaran.
Materi fakta adalah segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya Contoh
Mata Pelajaran Sejarah : Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan pemerintahan Indonesia.
Materi konsep adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakekat, inti /isi dan sebagainya.Contoh :
Mata Pelajaran Biologi : Hutan hujan tropis di Indonesia sebagai sumber plasma nutfah, Usaha-usaha pelestarian keanekargaman hayati Indonesia secara in-situ dan ex-situ., dsb.
Materi prinsip adalah berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.
Contoh :
Mata Pelajaran Fisika : Hukum Newton tentang gerak , Hukum 1 Newton , Hukum 2 Newton , Hukum 3 Newton , Gesekan statis dan Gesekan kinetis, dsb.
Materi Prosedur meliputi langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.
Contoh :
Mata Pelajaran TIK : Langkah-langkah Akses Internet, trik dan strategi penggunaan Web Browser dan Search Engine,
Materi Sikap atau nilai merupakan hasil belajar aspek afektif, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar dan bekerja, dsb.
Contoh :
Mata Pelajaran Geografi : Pemanfaatan sumberdaya alam berdasarkan prinsip ekoefisiensi, Pemanfaatan sumberdaya alam dan pembangunan berkelanjutan, dsb. Mata Pelajaran Sosiologi : Interaksi sosial dan dinamika sosial, Sosialisasi dan pembentukan kepribadian.
B. Sumber Belajar
AECT menguraikan bahwa sumber belajar meliputi: pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan. Komponen-komponen sumber belajar yang digunakan di dalam kegiatan belajar mengajar dapat dibedakan dengan dengan cara yaitu dilihat dari keberadaan sumber belajar yang direncanakan dan dimanfaatkan.
Sumber belajar adalah bahan termasuk juga alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada murid maupun guru (Sudono, 2000:7).
Hamalik (1994:195), menyatakan bahwa sumber belajar adalah semua sumber yang dapat dipakai oleh siswa, baik sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan siswa lainnya, untuk memudahkan belajar.
Mudhofir (1992:13) menyatakan bahwa yang termasuk sumber belajar adalah berbagai informasi, data-data ilmu pengetahuan, gagasan-gagasan manusia, baik dalam bentuk bahan-bahan tercetak (misalnya buku, brosur, pamflet, majalah, dan lain-lain) maupun dalam bentuk non cetak (misalnya film, filmstrip, kaset, videocassette, dan lain-lain).
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan guru maupun siswa dalam mempelajari materi pelajaran, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran tersebut.
Macam-macam Sumber Belajar
AECT menguraikan bahwa sumber belajar meliputi: pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan. Komponen-komponen sumber belajar yang digunakan di dalam kegiatan belajar mengajar dapat dibedakan menjadi dua, yakni sumber belajar yang sengaja direncanakan dan sumber belajar yang dimanfaatkan. Penjelasan kedua hal tersebut sebagai berikut:
• Sumber belajar yang sengaja direncanakan (by design) yaitu semua sumber belajar yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
• Sumber belajar karena dimanfaatkan (by utilization) yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasi, dan igunakan untuk keperluan belajar (Satgas AECT, 1986:9).
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa sumber belajar merupakan salah satu komponen sistem instruksional yang dapat berupa: pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar (lingkungan). Sumber belajar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
• Pesan, adalah pelajaran/informasi yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti, dan data.
• Orang, mengandung pengertian manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan. Tidak termasuk mereka yang menjalankan funsgi pengembangan dan pengelolaan sumber belajar.
• Bahan, merupakan sesuatu (bisa pula disebut program atau software) yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya sendiri.
• Alat, adalah sesuatu (biasa pula disebut hardware) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan di dalam bahan.
• Teknik, berhubungan dengan prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang, dan lingkungan untuk menyampaikan pesan.
• Lingkungan, merupakan situasi sekitar di mana pesan diterima (Mudhoffir, 1992:1-2).
• Semiawan (1992:96) menyatakan bahwa sebenarnya kita sering melupakan sumber belajar mengajar yang terdapat di lingkungan kita, baik di sekitar sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
Betapapun kecil atau terpencil, suatu sekolah, sekurang-kurangnya mempunyai empat jenis sumber belajar yang sangat kaya dan bermanfaat,
yaitu:
• Masyarakat desa atau kota di sekeliling sekolah.
• Lingkungan fisik di sekitar sekolah.
• Bahan sisa yang tidak terpakai dan barang bekas yang terbuang yang dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan, namun kalau kita olah dapat bermanfaat sebagai
sumber dan alat bantu belajar mengajar.
• Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi di masyarakat cukup menarik perhatian
siswa. Ada peristiwa yang mungkin tidak dapat dipastikan akan terulang kembali.
Jangan lewatkan peristiwa itu tanpa ada catatan pada buku atau alam pikiran siswa.
Secara umum, sumber belajar dapat berupa:
• Barang Cetak
Seperti kurikulum, buku pelajaran, Koran, majalah, dan lain-lain.
• Tempat
Seperti sekolah, perpustakaan, museum, dan lain-lain
• Nara sumber/orang
seperti: guru, tokoh masyarakat, instruktur, dan lain-lain Jenis-jenis sumber belajar tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain dalam proses belajar-mengajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian hasil belajar peserta didik pada dasarnya merupakan interaksi antara komponen system instruksional dengan peserta-peserta didik.
Tujuan dan Fungsi Sumber Belajar
Penggunaan sumber belajar bertujuan untuk:
• Menambah wawasan pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan
guru
• Mencegah verbalistis bagi siswa
• Mengajak siswa ke dunia nyata
• Mengembangkan proses belajar-mengajar yang menarik, dan
• Mengembangkan berpikir divergent pada siswa (Semiawan, 1992:97)
Pemanfaatan sumber belajar sudah barang tentu akan menambah wawasan pengetahuan siswa. Melalui sumber belajar, pemahaman siswa mengenai suatu materi pelajaran akan bertambah. Hal tersebut sekaligus akan mencegah verbalistis bagi siswa. Dengan pemanfaatan sumber belajar maka siswa tidak hanya mengetahui materi pelajaran dalam bentuk kata-kata saja, namun secara komprehensif akan mengetahui substansi dari materi yang dipelajari.
Sumber belajar juga bertujuan mengajak siswa ke dunia nyata. Dalam pengertian, siswa tidak hanya berada dalam bayangan-bayangan suatu materi akan tetapi melalui sumber belajar, siswa langsung dihadapkan ke dunia nyata, yaitu suatu situasi yang berhubungan langsung dengan materi pelajaran.
Pemanfaatan sumber belajar juga bertujuan mengembangkan proses belajar-mengajar yang menarik. Dalam pengertian, melalui pemanfaatan sumber belajar sudah barang tentu proses belajar-mengajar lebih aktif dan interaktif. Hal menarik yang dapat dijumpai ketika guru memanfaatkan sumber belajar adalah adanya interaksi banyak arah, yakni antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa dan guru.
Berpikir divergent merupakan suatu aktivitas berpikir di mana siswa mampu memberikan alternatif jawaban dari suatu permasahalan yang dibahas. Melalui pemanfaatan sumber belajar diharapkan siswa mampu berpikir divergent.
Adapun fungsi sumber belajar sebagai:
• Sarana mengembangkan keterampilan memproseskan perolehan,
• mengeratkan hubungan antara siswa dengan lingkungan,
• mengembangkan pengalaman dan pengetahuan siswa,
• membuat proses belajar-mengajar lebih bermakna (Semiawan,1992:100).
Keterampilan memproses perolehan mengacu pada sesuatu yang dapat diperoleh ketika guru memanfaatkan sumber belajar. Oleh karena itu, fungsi sumber belajar sebagai sarana mengembangkan keterampilan memproseskan perolehan berhubungan dengan aktivitas guru dalam memanfaatkan sumber belajar. Dalam pengertian, ketika guru memanfaatkan sumber belajar sudah barang tentu harus ada sesuatu yang dapat diperoleh oleh siswa.
Fungsi sumber belajar lainnya adalah mengeratkan hubungan siswa dengan lingkungan. Hal tersebut berhubungan dengan pemanfaatan sumber belajar yang dilakukan guru. Semakin guru memanfaatkan sumber belajar yang berasal dari lingkungan sekitar, maka siswa semakin dekat dengan lingkungannya.
Pengalaman dan pengetahuan siswa akan materi pelajaran yang dipelajari merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu, keberadaan sumber belajar berfungsi untuk mengembangkan pengalaman dan pengetahuan siswa. Melalui pemanfaatan sumber belajar, maka pengalaman dan pengetahuan siswa akan lebih berkembang.
Fungsi sumber belajar yang membuat proses belajar-mengajar lebih bermakna, berhubungan dengan aktivitas guru dalam memanfatakan sumber belajar. Melalui pemanfaatan sumber belajar yang tepat, maka guru dapat membuat proses belajar-mengajar lebih bermakna. Artinya, guru mampu mengelola proses belajar-mengajar yang berpusat pada siswa, bukan proses belajar-mengajar yang berpusat pada guru.
KESIMPULAN
Dengan Mengetahui teori dan konsepsi pendidikan atau pembelajaran ataupun pemikiran dalam ranah kognitif, Psikologi Koknitif dimungkinkan para pendidik dapat mengetahui setiap karakter peserta didik, agar memudahkan pendidik dalam menyampaikan semua materi pendidikan. Guna mewujudkan tujuan pendidikan. Dan semuanya itu dapat terwujud jika ada dukungan dari lingkungan sekitar, juga minat dan bakat peserta didik, yang didukung oleh para pengajar yang profisional, maka tujuan pendidikan itu akan mudah terwujud.
Sedemikian banyaknya teori-teori yang dikemukakan oleh psiologi pendidikan, maka pendidik ataupun peserta didik akan mudah ter-arahkan dalam proses pembelajaran yang optimal. Dengan hal yang mendasar adalah pendidik harus bisa mengetahui karakteristik peserta didik.
Jumat, 23 April 2010
susunan bimbingan lagu-lagu tilawatil qur'an
MACAM-MACAM QIRO’ATIL QUR’AN
DIBAGI MENJADI 3 MACAM
1. Tilawah Biasa
2. Tilawah Bittartil
3. Tilawah Bittaghanniy
LAGU-LAGU TILAWAH ADA DUA BAGIAN
1. Lagu Tilawah Formal (Beraturan)
2. Lagu Tilawah Non Formal (Bebas Tidak Beraturan)
LAGU-LAGU TILAWATIL QUR’AN
FORMAL (BERATURAN)
Golongan Lagu Ini Terikat
Dengan Aturan-Aturan
Dalam Kaidah Tilawah
1. Bayyati
Bayyati Qoror
Bayyati Nawa
Bayyati Syuriy
Bayyati Khussaini
Bayyati Jawab I
Bayyati Jawab II
Bayyati Furu’
Bayyati Jawabul-Jawab
2. Shobah Asli
Shobah Asli
Jawab Shobah
3. Hijazi
Hijazi Asli
Hijazi Kar
Hijazi kur
4. Nahawan
Nahawan asli
Jawab Nahawan
5. Rosta
Rosta Asli
Rosta Bil Zinjirom
Rosta Alannawa
6. Sika
Sika Asli
Sika Turki
7. Jiharka
JiharkaAsli
Jawab Jiharka
LAGU-LAGU TILAWATIL QUR’AN
NON FORMAL ( TIDAK BERATURAN)
Golongan Lagu ini
Tidak Terikat Dengan
Aturan Apapun
Kecuali Waktu
1. Rosta
Rosta asli
RostaAlannawa
2. Hijazi
Hijazi Kar
Hijazi kur
3. Sika
4. Bayyati Penutup
DIBAGI MENJADI 3 MACAM
1. Tilawah Biasa
2. Tilawah Bittartil
3. Tilawah Bittaghanniy
LAGU-LAGU TILAWAH ADA DUA BAGIAN
1. Lagu Tilawah Formal (Beraturan)
2. Lagu Tilawah Non Formal (Bebas Tidak Beraturan)
LAGU-LAGU TILAWATIL QUR’AN
FORMAL (BERATURAN)
Golongan Lagu Ini Terikat
Dengan Aturan-Aturan
Dalam Kaidah Tilawah
1. Bayyati
Bayyati Qoror
Bayyati Nawa
Bayyati Syuriy
Bayyati Khussaini
Bayyati Jawab I
Bayyati Jawab II
Bayyati Furu’
Bayyati Jawabul-Jawab
2. Shobah Asli
Shobah Asli
Jawab Shobah
3. Hijazi
Hijazi Asli
Hijazi Kar
Hijazi kur
4. Nahawan
Nahawan asli
Jawab Nahawan
5. Rosta
Rosta Asli
Rosta Bil Zinjirom
Rosta Alannawa
6. Sika
Sika Asli
Sika Turki
7. Jiharka
JiharkaAsli
Jawab Jiharka
LAGU-LAGU TILAWATIL QUR’AN
NON FORMAL ( TIDAK BERATURAN)
Golongan Lagu ini
Tidak Terikat Dengan
Aturan Apapun
Kecuali Waktu
1. Rosta
Rosta asli
RostaAlannawa
2. Hijazi
Hijazi Kar
Hijazi kur
3. Sika
4. Bayyati Penutup
sejarah sahabat umar bin hkathab, amar bin yasir, bilal bin rabbah
A. Umar Bin Khothab
Sebagaimana yang kita ketahui Umar bin Khattab adalah salah satu diantara khulafaur rosyidin, para sahabat yang memegang tanduk kekholifahan sepeninggal Nabi. Sayyidina Umar termasuk sahabat baik Nabi Muhammad saw. Ia memiliki nama lengkap Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza. Dilahirkan di Makkah, dari golongan Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy. Orang tuanya bernama Khattab bin Nufail Al Mahzumi Al Quraisyi dan Hantamah binti Hasyim.
Keluarga Umar tergolong keluarga kelas menengah. Pada masa itu ia sudah bisa membaca dan menulis, yang pada saat itu masih merupakan hal yang jarang. Disamping itu Umar juga dikenal dengan sosok yang gagah, karena fisiknya yang kuat dan prestasinya menjadi juara gulat di Makkah. Sebelum masuk Islam, Umar juga mengikuti sebagaimana tradisi kaum jahiliyah, minum-minuman keras, bahkan juga mengubur putrinya hidup-hidup. Namun setelah mengenal Islam, semua itu ia tinggalkan. Sehingga ia pun mendapat julukan dari Nabi Muhammad yaitu Al-Faruq yang artinya orang yang dapat memisahkan antara yang haq dan yang bathil.
Dalam suatu riwayat yang disampaikan oleh Abu Ishak yang dikutip dalam buku Abqariyyatu Muhammad, dikatakan bahwa suatu hari Umar keluar rumah dengan membawa pedangnya bermaksud menemui Rosulullah saw dan sejumlah sahabatnya. Mereka berkumpul dalam sebuah rumah dekat Sofa, jumlah mereka laki-laki dan perempuan mendekati 40 orang. Diantara yang hadir bersma Rosulullah saw adalah Hamzah bin Abdul Mutholib, Abu Bakar Bin Abu Kuhafa Ash-Siddiq dan Ali bin Abu Tholib. Sewaktu mencari Rosulullah tersebut Umar bertemu dengan Nu’aim bin Abdullah. Mereka bercakap-cakap sejenak dan Nu’aim pun memberi tahu kepada Umar bahwa adik iparnya beserta adik perempuannya, Fatimah binti Khattab, telah masuk Islam. Seketika itu pula Umar kembali ke rumah menemui adik perempuannya. Saat melihat saudaranya sedang membaca Al-Qur’an Umar pun marah dan langsung memukulnya. Ketika melihat adiknya terluka dan mencucurkan darah, Umar pun menyesali perbuatannya dan meminta agar apa yang telah dibaca adiknya tadi dapat ia lihat (QS. Thaha). Setelah membaca surat tersebut hati Umar pun tergoncang dengan keindahan dan kemulyaan ayat-ayat yang dikandungnya, hinnga akhirnya hati Umar pun menjadi luluh dan berniat untuk masuk Islam.
Dalam riwayat lain juga ada yang menyebutkan kalau yang dibaca waktu itu bukanlah surat Thaha, melainkan surat Al-Hadid. Ketika sampai pada ayat ke-8 yaitu:
Artinya:
”Dan Mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. dan Sesungguhnya dia Telah mengambil perjanjianmu (Al-A’raaf: 172) jika kamu adalah orang-orang yang beriman.”
Umar pun langsung mengucapkan 2 kalimat syahadad, dan sejak itulah Umar bin Khattab menjadi seorang muslim dan pembela Islam yang tangguh.
2. Sifat dan Perilaku Sahabat Umar bin Khattab
Umar bin Khattab merupakan salah satu simbol pahlawan dalam Islam yang menemani secara langsung perjuangan dakwah Rosulullah saw. Beliau merupakan salah satu tonggak kekuatan Islam kala itu, yang melindungi Nabi dan melawan siapa saja yang akan mencelakai beliau dan menghancurkan Islam.
Umar bin Khattab memiliki beberapa sifat unggul yang membuatnya patut untuk dijadikan teladan. Sifat-sifat yang melekat pada dirinya tersebut ada yang terlihat secara langsung dan ada yang tersembunyi.
Diantara sifat-sifat mulia tersebut adalah sifat kepahlawanan/kuat, adil, penyayang, antusias, cerdas, sederhana, pencemburu, penuh tanggung jawab, serta memiliki keimanan yang teguh.
• Kepahlawanan/Kuat
Umar bin Khattab sebagaimana yang dikenal adalah sosok yang kuat dan tangguh. Selain fisiknya yang gagah, terlihat pula dalam prestasinya saat menjadi juara gulat di Makkah, ia juga memiliki sikap yang pantang menyerah dan tak mudah putus asa. Dalam menghadapi setiap permasalahan selalu berjiwa optimis dan yakin bahwa ia mampu menghadapi semuanya. Selain itu Umar juga memiliki pribadi yang teguh dan tak mudah terpengaruh. Setiap kali dia dihadapkan pada kekuatan, maka bangkitlah semangatnya berkelahi, dan berlagsunglah pertarungan sengit yang pantang mundur, hingga salah seorang diantara dua musuh itu yang jatuh tersungkur. Namun perlu diketahui bahwa belum terdengar satu riwayatpun hingga kini yang menyebutkan tentang kekerasan yang dilakukan Umar bin Khattab melainkan ada kewajiban yang tegak disamping kekerasan itu, yang mentolerir dan membuat kekerasan itu harus dilakukan. Dari penjelasan tersebut nampak jelas bahwa sikap kepahlawanan ada kepribadian dan perilakunya.
• Adil
Umar adalah orang yang adil karena dia orang yang kuat lagi lurus sesuai dengan tabiatnya. Ada juga yang mengatakan bahwa sifat adil tersebut diwarisinya dari keluarganya. Hal ini disebabkan karena ayahnya Khattab dan kakeknya Nufail termasuk orang yang keras dan berwibawa. Sedang ibunya Hantamah binti Hisyam bin Mugirah merupakan panglima Quraisy dalam setiap pertempuran. Dia mempunyai sifat yang tidak memihak karena dia tidak pernah marasa takut. Selain itu Umar menjadi sosok yang adil juga arena keluarganya dari Bani ’Adi telah merasakan pahit getirnya kezaliman dari kerabat mereka Bani Abdu Syam, yang sangat kejam dalam peperangan sehingga mereka dinamakan penjilat darah. Mereka dapat mengalhkan Bani Adi karena jumlahnya sedikit dibandingkan kerabatnya Bani Abdu Syam. Maka tertanamlah dalam jiwa mereka rasa benci akan kezaliman dan cinta pada keadilanyang mereka hayati dan laksanakan. Pengalaman tersebut telah memantapkan sifat adil dalam diri Umar dan keluarganya.
Disamping hal-hal yang telah disebutkan diatas, sifat adilnya tersebut juga dipengaruhi oleh pengajaran agama yang dianutnya dan kegigihannya sebagai penganut agama Islam. Sebab itulah dia merupakan orang adil yang paling kuat sebagaimana dia adalah seorang muttaqin dan mukmin yang kuat.
• Penyayang
Disamping sikapnya yang terkesan keras dan tegas saat berhadapan dengan musuh, sahabat Umar bin Khattab juga mamiliki sifat yang penyayang dan penuh belas kasih. Sifat ini begitu nampak saat peristiwa yang menyebabkan dia masuk Islam. Sebagaimana yang telah umum diketahui, hal tersebut terjadi saat Umar sedang menemui adiknya yang telah ia ketahui masuk Islam. Ia memukul adiknya itu Fatimah binti Khattab sampai terluka dan mengeluarkan darah. Melihat hal tersebut hatinya langsung iba, hingga tergerak untuk melihat apa yang telah dibaca adiknya tersebut. Saat membaca Al-Qur’an itulah hatinya benar-benar luluh dengan keindahan Kalam Ilahi yang kemudian menjadi penyababnya untuk memeluk agama Islam dan membantu dakwah Nabi.
Dari situ telah terlihat bahwa sesungguhnya Umar adalah sosok yang lembut, mudah tersentuh perasaannya, dan memiliki kasih sayang tinggi pada adik perempuannya.
Selain itu sifat penyayangnya juga terlihat pada perhatiannya pada adik laiki-lakinya, Zaid bin Khattab, semasa hidup dan matinya. Sampai ada yang menyebutkan jika seseorang ingin melihat Umar in Khattab menangis, maka disebutnyalah nama adik laki-lakinya tersebut hingga air matanya bercucuran. Sesudah saudaranya itu terbunuh dia sangat berduka. Hingga setiap ada orang lain yang mengalami musibah sama dengan dirinya yang kehilangan saudaranya, dia akan datang dan menyatakan turut berduka cita.
Disamping hal-hal yang tersebut diatas masih banyak lagi riwayat-riwayat yang menceritakan tentang sifat kasih sayang Umar. Salah satu dari sekian banyak cerita yaitu ketika ia melihat seorang kakek yang lemah meminta-minta didepan rumah. Saat mengetahui kalau kakek itu ternyata adalah orang Yahudi, dia bertanya kepadanya: ”apa yang membawamu datang kemari?” jawabnya: ”saya meminta jizyah (karena kebutuhan dan ketuaan)! Lalu Umar memegang tangannya dan membawanya kerumahnya, lalu memberikan apa yang dibutuhkannya saat itu dan mengirimnya pada pengurus Baitul Mal, dan memerintahkan: ”Perhatikanlah orang ini dan orang-orang seperti dia.” hal tersebut menunjukkan betapa mulianya dia dan besarnya belas kasihnya kepada sesama, termasuk kepada orang yang bukan Islam.
• Cerdas
Selain sosok yang kuat, penyayang, dia juga merupakan pribadi yang cerdas. Umar mewarisi jabatan kadi dari kabilahnya dan orang tuanya. Dia adalah yang paling cerdas dari keluarga Bani ’Adi yang termulia dan memegang jabatan sebagai duta kaumnya dan mengurus pengadilan dimasa jahiliyah. Saat menduduki jabatan sebagai khalifah setelah ia masuk Islam, dengan kecerdasan dan ketangkasannnya ia mampu menahlukkan banyak daerah, banyak melakukan reformasi secara administratif dan mengontrol lebih dekat kebijakan publik, termasuk membangun sistem administratif untuk daerah yang baru ditahlukkan. Sehingga kekuasaan Islam pun dengan pesatnya.
Disebutkan juga bahwa Umar memiliki kecerdasan untuk mengetahui akhlaq-akhlaq yang bertentangan dan rahasia jiwa. Dia tidak sekali-sekali tidak mengemukakan pendapat tentang jiwa dan akhlaq dengan mudah seolah-olah dia hanya menyoroti dari satu segi atau mencocokkannya dengan ukuran yang satu, bahkan dia mengetahui dunia dan mengetahui perubahan hati dan jiwa manusia. Dangan pengetahuan ini ia gemar memperhatikan manusia dengan seksama dan melakukan pengawasan terhadap mereka hingga tidak ada yang luput olehnya mengena hal-hal yang mungkin timbul dari mereka berupa kebaikan, kejahatan, kekuatan,perbaikan, dan perusakan.
• Sederhana
Walaupun dari kecil Umar hidup dalam keluarga yang berkecukupan, namun hidupnya tidak berlebih-lebihan. Sebelum masuk Islam dan menjabat sebagai kadi dalam kaumnya saat itu, ia tidak mengambil dan merampas hak kaumnya, ia bertindak sangat adil dan bijaksana. Begitu juga saat menjadi khalifah menggantikan khalifah Abu Bakar, ia dikenal dengan gaya hidup yang sederhana, tidak seperti penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sebagaimna saat para pemeluk Islam masih miskin dan dianiaya.
• Pencemburu
Salah satu yang juga menjadi sifat dari Ibnul Khattab ini adalah pencemburu. Nabi berbicara dengan sahabat-sahabatnya pada suatu haari dan Umar ada bersama mereka, lalu Nabi bersabda:” sementara saya tidur tampaklah seolah-olah saya dalam surga, tiba-tiba kelihatan seorang wanita yang sedang berwudlu di samping sebuah mahligai, lalu saya bertanya: ”kepunyaan siapa maghligai ini?” mereka menjawab:”kepunyaan Umar maka teringatlah saya kepada sifat cemburu Umar lalu saya pergi dari sana... ”Rasa cemburu Umar itu dikenal dan ditakuti oleh mereka yang mengenalnya dan mengetahui tentang tabiatnya, terlebih oleh kaum wanita. Umar cemburu pada kebenaran, kehormatan, agama, kawan atau sahabat setia, dan dia tidak akan merasa cemburu karena ini atau itu, disebabkan keuntungan yang diperoleh dari ini atau itu.
Melainkan dia hanya cemburu pada sesuatu hal yang dipertahankannya, dan dia tahu bahwa dia sanggup mempertahankannya, maka cemburunya hanya untuk melindungi orang lain dan tidak bermaksud menarik manfaatbagi dirinya atau mengambil hak dari seseorang.
Apa yang telah dijabarkan diatas adalah sebagian kecil dari sekian banyak sifat mulia yang dimiliki oleh sahabat Umar bin Khattab. Sebagi sosok mulia yang menjadi bagian dari Khulafaur Rosyidin, yang memiliki sifat-sifat unggulan, a patut dijadikan contoh dan teladan bagi kita dalam menjalani kehidupan di dunia yang hanya sebentar ini. Walaupun tak ada satupun dari kita yang mampu menyamai persis sama dengan beliau, tapi setidaknya kita mampu mencontoh sifat-sifat dan keteladanannya dalam menghadapi dan menyelesaikan seluruh peristiwa dan masalah yang dihadapinya.
B. Bilal Bin Rabbah
Terdapat kisah salah seorang sahabat (buda’) di zaman Rasullullah Saw, yang selalu merindukan rasulullah dan selalu ta’at menjalankan tugas sebagai mu’adzin yang baik yang dikenaal diseluuh penjuru dunia.
Pada awalnya, untuk mengetahui jam shalat, umat Islam menjalankannya dengan terlebih dahulu menentukan waktu kemudian berkumpul untuk shalat. Namun karena menyulitkan, akhirnya Rasulullah SAW berpikir untuk memanggil umat menggunakan terompet. Namun Rasulullah SAW sendiri tidak menyukai ide ini karena orang Yahudi juga menggunakan cara yang sama. Akhirnya disepakati panggilan azan ketika memasuki jam shalat dilakukan dengan tepukan tangan. Tak berapa lama kemudian, salah seorang sahabat, Abdullah bin Zaid datang menemui Rasulullah. Ia berkata bahwa ia bermimpi bertemu seorang pria yang menggunakan dua helai kain berwarna hijau seraya membawa bel.
Dalam mimpi itu, Abdullah lalu menawarkan diri untuk membeli bel tersebut. Ketika pria itu bertanya untuk tujuan apa ia gunakan bel tersebut, Abdullah menyatakan bahwa bel itu akan ia gunakan untuk memanggil orang-orang untuk sholat. Namun pria itu menawarkan panggilan shalat yang lebih baik yaitu menyebutkan empat kali seruan "Allahu Akbar" lalu dua kali seruan "asyhadualla ilaaha illallah", kemudian dua kali seruan "asyhadu Annamuhammadarrasulullah", lalu dua kali seruan "hayya 'alas sholah", dua kali seruan "hayya 'alal falah" lalu "Allahu Akbar, Allahu Akbar, laa ilaaha illallah".
Dengan gembira, Rasulullah SAW menyatakan bahwa itu adalah sebuah penglihatan baik. Rasulullah SAW segera meminta Abdullah pergi menemui Bilal dan mengajarkan adzan tersebut padanya. Bilal dipilih sebagai muadzin karena ia memiliki suara indah dan keras, sehingga bisa menjangkau jarak yang jauh. Sejak saat itulah pertama kali adzan diperdengarkan di kota Madinah dan Bilal menjadi muadzinnya.
Setiap usai melantunkan adzan, Bilal selalu berdiri di depan pintu rumah Rasulullah SAW dan berkata "Hayya alas-salah, hayya 'alal-falaah (Mari kita Shalat, Mari dirikan kemenangan)." Ia berucap mengingatkan Rasulullah SAW bahwa telah masuk waktu shalat. Begitulah Bilal setiap kali ia usai melantunkan adzan.
Bilal sangat menikmati perannya sebagai muadzin Rasul sampai kemudian Rasulullah SAW meninggal dunia. Meski semua umat Islam larut dalam kesedihan, mereka tidak melupakan kewajiban shalat. Karena itulah mereka meminta Bilal untuk kembali melantunkan adzan. Bilal pun bersiap mengumandangkan adzan pertamanya setelah wafatnya Rasul. Namun baru saja ia berucap "Allahu Akbar.." dan hendak mengucap nama Rasulullah SAW, ia tidak kuasa menahan kesedihan. Bilal menangis terisak-isak sehingga ia tidak meneruskan adzannya. Ia lalu berkata bahwa ia tidak akan pernah lagi mengumandangkan adzan. Bilal meminta Abu Bakar yang menjadi khalifah, untuk membiarkannya pergi Suriah. Bilal kemudian menetap di kota Damaskus hingga akhir hidupnya.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, Bilal hanya melantunkan adzan dua kali. Pertama ketika Umar bin Khattab datang ke Damaskus. Sementara yang kedua ketika ia mengunjungi makam Rasulullah SAW di Madinah. Mendengar suaranya, semua yang hadir menangis karena teringat masa Rasulullah masih ada.
C. Amar Bin Yasir
Seorang Tokoh Penghuni Surga
Seandainya ada orang yang dilahirkan di Surga, lain dibesarkan dalam haribaannya dan jadi dewasa, kemudian dibawa ke dunia untuk jadi hiasan dan nur cahaya, maka’Ammar bersama ibunya Sumayyah dan bapaknya Yasir, adalah beberapa orang di antara mereka. Tetapi kenapa kita mengatakan tadi “seandainya”, seolah-olah itu hanya pengandaian belaka, padahal keluarga Yasir benar-benar penduduk Surga? Ketika Rasululiah . bersabda:
“Shabar wahai keluarga Yasir, tempat yang telah dijanjikan bagi kalian adalah Surga!”
kata-kata itu diucapkannya bukanlah hanya sebagai hiburan belaka, tetapi benar-benar mengakui kenyataan yang diketahuinya dan menguatkan fakta yang dilihat dan disaksikannya.
Yasir bin ‘Amir yakni ayahanda ‘Ammar, berangkat meninggalkan negerinya di Yaman guna mencari dan menemui salah seorang saudaranya …. Rupanya ia berkenan dan merasa cocok tinggal di Mekah. Bermukimlah ia di sana dan mengikat perjanjian persahabatan dengan Abu Hudzaifah ibnul Mughirah.Abu Hudzaifah mengawinkannya dengan salah seorang sahayanya bernama Sumayyah binti Khayyath, dan dari perkawinan yang penuh berkah ini, kedua suami isteri itu dikaruniai seorang putera bernama ‘Ammar.Keislaman mereka• termasuk dalam golongan yang mula pertama, sebagai halnya orang shalih;yang diberi petunjuk oleh Allah. Dan sebagai halnya orang-orang shalih yang termasuk dalam golongan yang mula pertama masuk Islam, mereka cukup menderita karena siksa dan kekejaman Quraisy.
Orang-orang Quraisy menjalankan siasat terhadap Kaum Muslimin sesuai suasana. Seandainya mereka ini golongan bangsawan dan berpengaruh, mereka hadapi dengan ancaman dan gertakan. Abu Jahal orang yang menggertaknya dengan ungkapan: “Kamu berani meninggalkan agama nenek moyangmu padahal mereka lebih baik daripadamu ! Akan kami uji sampai di mana ketabahanmu, akan kami jatuhkan kehormatanmu, akan kami rusak perniagaanmu dan akan kami musnahkan harta bendamu!”
Dan setelah itu mereka lancarkan kepadanya perang urat syaraf yang amat sengit.
Dan sekiranya yang beriman itu dari kalangan penduduk Mekah yang rendah martabatnya dan yang miskin, atau dari golongan budak belian, maka mereka didera dan disulutnya dengan api bernyala. Maka keluarga Yasir termasuk dalam golongan yang kedua ini. Dan soal penyiksaan mereka, diserahkan kepada Bani Makhzum. Setiap hari Yasir, Sumayyah dan ‘Ammar dibawa ke padang pasir Mekah yang demikian panas, lalu didera dengan berbagai adzab dan siksa! Penderitaan dan pengalaman Sumayyah dari siksaan ini amat ngeri dan`menakutkan, tetapi tidak akan kita paparkan panjang lebar sekarang ini. Insya Allah pada kesempatan lain akan -kita ceritakan pengurbanan dan- keteguhan hati yang ditunjukkan oleh Sumayyah bersama shahabat-shahabat dan kawan-kawan seperjuangannya di hari-hari yang bersejarah itu.
Cukuplah kita sebutkan sekarang tanpa berlebih-lebihan bahwa syahidah Sumayyah telah menunjukkan sikap dan pendirian tangguh, yang dari awal hingga akhirnya telah membuktikan kepada kemanusiaan suatu kemuliaan yang tak pernah hapus dan kehormatan yang pamornya tak pernah luntur. Suatu sikap yang telah menjadikannya seorang bunda kandung bagi orang-orang Mu’min di setiap zaman, dan. bagi para budiman di sepanjang masa. Rasulullah . tidak lupa mengunjungi tempat-tempat yang diketahuinya sebagai arena penyiksaan bagi keluarga Yasir. Ketika itu tidak suatu apa pun yang dimilikinya untuk menolak bahaya dan mempertahankan diri.’Dan rupanya demikian itu sudah menjadi kehendak Allah. Maka Agama baru, yakni Agama Nabi Ibrahim yang suci murni, suatu Agama yang hendak dikibarkan panji-panjinya oleh Muhammad , bukakiah suatu gerakan perubahan secara vertikal dan horizontal, tetapi merupakan suatu tata cara hidup bagi manusia beriman. Dan manusia beriman ini haruslah memiliki dan mewarisi bersama Agama itu secara lengkap dengan kepahlawanan, perjuangan dan pengurbanannya. Pengurbanan-pengurbanan mulia yang dahsyat ini tak ubahnya dengan tumbal yang akan menjamin bagi Agama dan ‘aqidah keteguhan yang takkan lapuk … .! Ia juga.menjadi contoh teladan yang akan mengisi hati orang-orang beriman dengan rasa simpati, kebanggaan dan kasih sayang…. Ia adalah menara yang akan menjadi pedoman bagi generasi-generasi mendatang untuk mencapai hakikat Agama, kebenaran dan kebesarannya.
Demikianlah, berlaku pula bagi Agama Islam, qurban dan pengurbanan ini. Makna ini telah dijelaskan oleh al-Quran kepada Kaum Muslimin bukan hanya pada satu atau dua ayat. Firman Allah Swt. Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan: “Kami telah beriman” padahal mereka belum lagi diuji?(Q.S. 29 al-’Ankabut:2) Apakah kalian mengira akan dapat masuh surga, padahal belum lagi terbukti bagi Allah orang-orang yang berjuang di antara kalian, begitu pun orang-orang yang tabah ?(Q.S. 3 Ali Imran: 142) Sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, hingga terbuktilah bagi Allah orang-orang Yang benar dan terbukti pula orang-orang yang dusta.(Q.S. 29 al-’ankabut: 3) Apakah kalian mengira akan dibiarhan begitu saja, padahal belum lagi terbukti bagi Allah orang-orang yang berjuang di antara kalian?(Q.S. 9 Attaubat: 16) Allah tiada hendah membiarhan orang-orang beriman dalam Keadaan kalian sekarang ini, hingga dipisahhan-Nya mana-mana yang jelek daripada yang baik.(Q.S. 3 Ali Imran: 179) Dan mushibah yang telah menimpa halian di saat berhadapannya dua pasukan, adalah dengan idzin Allah, yakni agar terbukti baginya orang-orang yang beriman!”(Q.S. 3 Ali Imran: 166)
Memang, demikianlah Al-Qur’an mendidik putera dan para pendukungnya bahwa pengurbanan merupakan esensi atau sari dari keimanan, dan bahwa kepahlawanan menghadapi kekejaman dan kekerasan dihadapi dengan keshabaran, keteguhan dan pantang mundur, hanyalah akan membentuk keutamaan iman yang cemerlang dan mengagumkan. Oleh sebab itu di kala sedang meletakkan dasarnya, memancangkan tiang-tiang dan mengemukakan model contohnya, hendaklah Agama Allah ini memperkukuh diri dengan pengurbanan jiwa dan memhersihkan jiwa dengan pengurbanan harta, maka terpilihlah untuk kepentingan mulia ini beberapa orang putera, para pemuka dan tokoh-tokoh utamanya untuk menjadi ikutan sempurna dan teladan istimewa bagi orang-orang beriman yang menyusul kemudian!. Maka Sumayyah,Yassir,dan ‘Ammar dari golongan luar biasa yang beroleh barkah ini, adalah pilihan dari taqdir, yang dengan pengurbanan, ketekunan dan keuletan mereka itu, dapat memateri kebesaran dan keabadian Islam secara kuat dan kukuh. Telah kita katakan tadi bahwa Rasulullah . tiap hari berkunjung ke tempat disiksanya keluarga Yasir, mengagumi ketabahan dan kepahlawanannya …,sementara hatinya yang mulia bagaikan hancur karena santun dan belas kasihan menyaksikan mereka menerima siksa yang tak terderitakan lagi.
Pada suatu hari ketika Rasulullah . mengunjungi mereka, ‘Ammar memanggilnya, katanya:
“Wahai Rasulullah, adzab yang kami derita telah sampai ke puncak”. Maka seru Rasulullah“Shabarlah, wahai Abal Yaqdhan“Shabarlah, wahai keluarga Yasir.“Tempat yang dijanjikan bagi kalian ialah Surga.”Siksaan yang dialami oleh ‘Ammar dilukiskan oleh kawan-kawannya dalam beberapa riwayat. Berkata ‘Amar bin Hakam:’Ammar itu disiksa sampai-sampai ia tak menyadari apa yang diucapkannya” Berkata pula ‘Ammar bin Maimun: “Orang-rang musyrik membakar ‘Ammar bin Yasir dengan api. Maka Rasulullah. lewat di tempatnya lain memegang kepalanya dengan tangan beliau, sambil bersabda:
“Hai api, jadilah kamu sejuk dingin di tubuh ‘Ammar, sebagaimana dulu kamu juga sejuk dingin di tubuh Ibrahim”
Bagaimanapun juga, semua bencana itu tidaklah dapat menekan jiwa ‘Ammar, walau telah menekan punggung dan menguras tenaganya. Ia baru merasa dirinya benar-benar celaka, ketika pada suatu hari tukang-tukang cambuk dan para penderanya menghabiskan segala daya upaya dalam melampiaskan kedhaliman dan kekejannya…., semenjak hukuman bakar dengan besi panas, sampai disalib di atas pasir panas dengan ditindih batu laksana bara merah, bahkan sampai ditenggelamkan ke dalam air hingga sesak nafasnya dan mengelupas kulitnya yang penuh dengan luka. Pada hari itu, ketika ia telah tak sadarkan diri lagi karena siksaan yang demikian berat, orang-orang itu mengatakan kepadanya: “Pujalah olehmu tuhan-tuhan kami!”, lain diajarkan mereka kepadanya kata-kata pujaan itu, sementara ia mengikutinya tanpa menyadari apa yang diucapkannya. Ketika ia siuman sebentar akibat dihentikannya siksaan, tiba-tiba ia sadar akan apa yang telah diucapkannya …,maka hilanglah akalnya dan terbayanglah di ruang matanya betapa besar kesalahan yang telah dilakukannya, suatu dosa besar yang tak dapat ditebus dan diampuni lagi …,hingga beberapa saat dirasakannya siksaan orang-orang musyrik terhadap dirinya sebagai obat pembalur luka dan suatu keni’matan juga. Dan seandainya ia dibiarkan dalam perasaan itu agak beberapa jam saja, tak dapat tiada tentulah akan membawa ajalnya. ‘Ammar dapat bertahan menanggungkan semua siksa yang ditimpakan atas tubuhnya, ialah karena jiwanya sedang berada pada kondisi puncak. Tetapi sekarang ini, demi disangkanya jiwanya telah menyerah kalah, maka dukacita dan sesal kecewa hampir saja menghabiskan tenaga dan melenyapkan nyawanya. Tetapi iradat Allah Yang Maha Agung lagi Maha Tinggi telah memutuskan agar peristiwa yang’ mengharukan itu mencapai titik kesudahan yang amat luhur… Dan tangan wahyu yang penuh berkah itu pun terulurlah menjabat tangan’Ammar, sambil menyampaikan ucapan selamat kepadanya: “Bangunlah hai pahlawan. Tak ada sesalan atasmu dan tak ada cacat”
Ketika Rasulullah . menemui shahabatnya itu didapatinya ia sedang menangis, maka disapunyalah tangisnya itu dengan tangan beliau seraya sabdanya:
“Orang-orang hafir itu telah menyiksamu dan menenggelamkanmu ke dalam air sampai kamu mengucapkan begini dan begitu …?”“Benar’: wahai RasuIullah’: ujar‘ Ammar sambil meratap. Maka sabda Rasulullah sambil tersenyum: “Jika mereka memaksaimu lagi, tidak apa, ucapkanlah seperti apa yang kamu katakan tadi. ”Lalu dibacakan Rasulullah kepadanya ayat mulia berikut ini:
Artinya:
Kecuali orang yang dipaksa, sedang hatinya tetap teguh dalam keimanan …(Q.S. 16 an-Nahl: 106)
Kembalilah ‘Ammar diliputi oleh ketenangan dan dera yang menimpa tubuhnya: bertubi-tubi tidak terasa sakit lagi, dan apa juga yang akan terjadi, terjadilah dan ia tidak akan peduli. Jiwanya berbahagia, keimanannya di fihak yang menang! Ucapannya yang dikeluarkan secara terpaksa itu dijamin bebas oleh al-Quran, maka apa lagi yang akan dirisaukannya. ‘Ammar menghadapi cobaan dan siksaan itu dengan ketabahan luar biasa, hingga pendera-penderanya merasa lelah dan menjadi lemah, dan bertekuk lutut di hadapan tembok keimanan yang maha kukuh. Setelah pindahnya Rasulullah . ke Medinah, Kaum Muslimin tinggal bersama beliau bermukim di sana, secepatnya masyarakat Islam terbentuk dan menyempurnakan barisannya. Maka di tengah-tengah masyarakat Islam yang beriman ini ‘Ammar pun mendapatkan kedudukan yang tinggi Rasulullah . amat sayang kepadanya, dan beliau sering membanggakan keimanan dan ketaqwaan ‘Ammar kepada para shahabat. Bersabda Rasulullah :
Atinya:
“Diri ‘Ammar dipenuhi keimanan sampai ke tulang punggungnya…..!”
Dan sewaktu terjadi selisih faham antara Khalid bin Walid dengan ‘Ammar, Rasulullah . bersabda: “Siapa yang memusuhi ‘Ammar, maka ia akan dimusuhi Allah, dan siapa yang membenci ‘Ammar, maka ia akan dibenci Allah! ”
Maka tak ada pilihan bagi Khalid bin Walid pahlawan Islam itu selain segera mendatangi ‘Ammar untuk mengakui kekhilafannya dan meminta ma’af. Suatu peristiwa terjadi pula ketika Rasulullah . bersama para shahabat mendirikan mesjid di Madinah, yakni tiada lama setelah kepindahannya ke sana. Imam Ali karamallahu wajhah menggubah sebuah bait sya’ir yang didendangkan berulang-ulang diikuti oleh Kaum Muslimin yang sedang bekerja itu, dan baitnya adalah sebagai beribut:
“Orang yang memakmurkan mesjid nilainya tidak sama. Sibuk bekerja sambil duduk di sini berdiri di sana.Sedang pemalas lari menghindar tertidur di sana. Kebetulan waktu itu ‘Ammar sedang bekerja di salah satu sisi bangunan. Ia juga turut berdendang, mengulang-ulangnya dengan nada tinggi …. Salah seorang kawan menyangka bahwa ‘Ammar bermaksud dengan nyanyian itu hendak menonjolkan dirinya, hingga di antara mereka terjadi pertengkaran dan keluar kata-kata yang menunjukkan kemarahan. Mendengar itu Rasulullah murka, sabdanya:
Artinya:
“Apa mahsud mereka terhadap ‘Ammar .Diserunya mereka ke Surga, tapi mereka hendak mengajaknya ke neraha. Sungguh, ‘Ammar adalah biji mataku sendiri.”
Jika Rasulullah . telah menyatakan kesayangannya terhadap seorang Muslim demikian rupa, pastilah keimanan orang itu, kecintaan dan jasanya terhadap Islam, kebesaran jiwa dan ketulusan hati serta keluhuran budinya telah mencapai batas dan puncak kesempurnaan. Demikian halnya ‘Ammar. Berkat ni’mat dan petunjuk-Nya, Allah telah memberikan kepada ‘Ammar ganjaran setimpal, dan menilai takaran kebaikannya secara penuh. Hingga disebabkan tingkatan petunjuk dan keyakinan yang telah dicapainya, maka Rasulullah menyatakan kesucian imannya dan mengangkat dirinya sebagai contoh teladan bagi para shahabat, sabdanya:
Artinya:
“Contoh dan ikutilah setelah kematianku nanti Abu Bakar dan Umar dan ambillah pula hidayah yang dipakai ‘Ammar untuk Jadi bimbingan!”
Mengenai perawakannya, para ahli riwayat melukiskannya sebagai berikut: Ia adalah seorang yang bertubuh tinggi dengan bahunya yang bidang dan matanya yang biru. seorang yang amat pendiam dan tak suka banyak bicara. Nah, bagaimanakah kiranya garis kehidupan raksasa pendiam yang bermata biru dan berdada lebar, serta tubuhnya penuh dengan bekas-bekas siksaan kejam, dan di waktu yang bersamaan jiwanya telah ditempa dengan ketabahan yang amat mengagumkan dan kebesaran yang luar biasa. Bagaimanakah jalan kehidupan yang ditempuh oleh pengikut yang jujur dan Mu’min yang tulus serta pejuang yang berani mati ini. Sungguh telah diterjuninya bersama Rasulullah sebagai gurunya semua perjuangan bersenjata, baik.Badar, Uhud, Khandaq, Tabuk.pendeknya semua tanpa keculali. Dan tatkala Rasulullah telah mendahuluinya ke ar Rafiqul A’la, maka raksasa ini tidaklah berhenti, tetapi melanjutkan perjuangannya terus-menerus.
Di kala Kaum Muslimin berhadap-hadapan dengan kaum Persi dan Romawi, begitu juga ketika menghadapi pasukan kaum murtad,’Ammar selalu berada di barisan pertama. sebagai seorang prajurit yang gagah perkasa dengan tebasan pedangnya yang tak pernah meleset, ia sebagai seorang Mu’min yang shalih dan mulia tidak satu pun yang dapat menghalanginya dalam mencapai ridla Allah. Dan tatkala Amirul Mu’minin Umar memilih calon-calon wail negeri secara cermat dan hati-hati bagi Kaum Muslimin, maka matanya tetap tertuju dan tak hendak beralih dari ‘Ammar bin Yasir. Ia segera menemuinya dan mengangkatnya sebagai wali negeri Kufah dengan Ibnu Mas’ud sebagai •Bendaharanya. Dan kepada penduduknya Umar menulis sepucuk surat berita gembira dengan diangkatnya wali negeri baru itu, katanya:
“Saya kirim kepada tuan-tuan ‘Ammar bin Yasir sebagai ‘Amir, dan Ibnu Mas’ud sebagai Bendahara dan Wazir ….Kedua mereka adalah orang-orang pilihan, dari golongan shahabat Muhammad ., dan termasuk pahlawan-pahlawan Badar.
Dalam melaksanakan pemerintahan,’Ammar melakukan suatu sistim yang rupanya tidak dapat diikuti oleh ouang-orang yang rakus akan dunia, hingga mereka mengadakan atau hampir mengadakan persekongkolan terhadap dirinya . • • • Pangkat dan jabatannya itu tidak menambah kecuali keshalihan, zuhud dan kerendahan hatinya. Salah seorang yang hidup semasa dengannya di Kufah, yaitu Ibnu Abil Hudzail, bercerita:
“Saya lihat ‘Ammar bin Yasir sewaktu menjadi ‘Amir di Kufah, membeli Sayuran di pasar lain mengikatnya dengan tail dan memikulnya di atas punggung, dan membawanya pulang” Dan salah seorang awam berkata kepadanya sewaktu ia menjadi Amir di Kufah itu: “Hai yang telinganya terpotong!”, menghinanya dengan telinganya yang putus ketika menghadapi orang-orang murtad di pertempuran Yamamah. Tetapi jawaban amir yang memegang tampuk kekuasaan itu tidak lebih dari: “Yang kamu cela itu adalah telingaku yang terbaik. Karena ia ditimpa kecelakaan waktu perang fi sabilillah. Memang, telinganya itu putus dalam perang sabil di Yamamah. yakni salah satu diantara hari-hari gemilang bagi ‘Ammar. Raksasa ini maju bagaikan angin topan dan menyerbu barisan tentara Musailamatul Kadzab sehingga melumpuhkan kekuatan musuh. Ketika dilihatnya gerakan Muslimin mengendor segera dibangkitkannya semangat mereka dengan seruannya yang gemuruh, hingga mereka kembali maju menerjang bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya. Abdullah bin Umar r.a. menceritakan peristiwa itu sebagai berikut :‘Waktu perang Yamamah saya lihat ‘Ammar sedang berada di atas sebuah batu karang. Ia berdiri sambil berseru: “Hai Kaum Muslimin, apakah tuan-tuan hendak lari dari Surga. Inilah saya ‘Ammar bin Yasir, kemarilah tuan-tuan.
Ketika saya melihat dan memperhatikannya, kiranya sebelah telinganya telah putus beruntai-untai, sedang ia berperang dengan amat sengitnya. Wahai, barang siapa yang masih meragukan kebesaran Muhammad. seorang Rasul yang benar dan guru yang sempurna, baiklah ia berdiri sejenak di hadapan contoh-contoh yang telah ditunjukkan oleh para pengikut dan shahabatnya, lalu bertanya kepada dirinya: “Siapakah yang akan mampu mengemukakan teladan dan contoh luhur ini kalau bukan seorang Rasul mulia dan maha guru utama?” Jika mereka menerjuni suatu perjuangan di jalan Allah, pastilah mereka akan maju ke depan bagaikan orang yang hendak mencari maut dan bukan merebut kemenangan.
Jika mereka para khalifah dan hakim-hakim pengadilan, maka mereka takkan keberatan memerahkan susu untuk wanita janda tua atau mengadon tepung roti untuk anak-anak yatim, sebagai dilakukan oleh Abu Bakar dan Umar. Dan jika mereka para pembesar, maka mereka takkan main dan merasa segan untuk memikul makanan yang diikat dengan tali di atas punggung mereka, seperti kita saksikan pada ‘Ammar; atau menyerahkan gaji yang menjadi haknya lalu pergi menjalin daun kurma untuk kantong atau bakul sebagai yang diperbuat oleh Salman. Wahai, marilah kita tekurkan kening dan tundukkan kepala kita, sebagai ta’dhim dan penghormatan kepada Agama yang telah mengajari mereka semua, dan kepada Rasulullah yang telah mendidik mereka….dan sebelum Agama sertaRasulullah itu, terutama kepada Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung, yang telah memilih mereka untuk semua ini, serta menjadikan mereka sebagai pelopor dan sebaik-baik ummat yang pernah dilahirkan sebagai teladan bagi seluruh manusia.
Ketika itu Hudzaifah ibnul Yaman seorang yang ahli tentang bahasa rahasia dan bisikan ghaib, sedang berkemas-kemas menghadapi panggilan Ilahi menghadapi sekarat mautnya. Kawan-kawannya yang sedang berkumpul sekelilingnya menanyakan kepadanya: “Siapakah yang harus kami ikuti menurutmu, jika terjadi pertikaian di antara ummat. Sambil mengucapkan kata-katanya yang akhir, Hudzaifah menjawab: “Ikutilah oleh kalian Ibnu Sumayyah, kauena sampai matinya ia tak hendak berpisah dengan kebenaran” Benar, ‘Ammar akan tetap mengikuti kebenaran itu ke mana saja perginya. Dan sekarang sementaua kita menyelusuri jejak langkahnya, dan-menyelidiki peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupannya, marilah kita pergi menghampiri suatu peristiwa besar. Hanya sebelum kita memperhatikan kejadian yang mempesona dan amat mengharukan itu, baik tentang keutamaan dan kesempurnaannya, tentang kemampuan dan keunggulannya, maupun tentang kegigihan dan kesungguhannya.
KESIMPULAN
Jadi kesimpulnnya semua sahabat yang bersangkutan diatas, merupakan sosok manusia pilihan hamba Allah Swt yang sangat mulia dan selalu setia menaati perintah allah dan rasulnya, hingga ketiga sahabat mnjadi shohabat yang disayangi oleh Rasulullah Saw.
Seperti halnya salah seorang sahabat yang tangguh dan bijaksana yaitu umar bin khothab, beliau adalah salah seorang yang tangguh dan perkasa serta adil, bahkan tegas dalam menangani masalah yang dihadapinya, hingga seluruh masyarakat diberbagai penjuru dunia kenal dengan nama umar bin khothab. Walaupun beeliau seorang yang sangat keras, tapi bersamaan dengan hidayah Allah Swt hatinya beliau juga rapuh ketika mendengar lantunan ayat Al-Qur’an. Disinilah letak keistimewaan umar, yang awalnya beliau pemimpin orang kafir yang sangat keras memusuhi isalm, namun karna bersamaan dengan hidayah Allah Swt, beliau masuk islam yang kemudian beliau menjadi salah satu sahabat Nabi yang dekat dengan nabi, bahkan beliau sebagai pembela islam yang tangguh dalam membantu rasulullah menyariatkan Islam.
Begitu juga dengn seorang sahabat yaitu Bilal Bib Robbah, beliau seorang muadzin yang selalu tepat waktu dan selalu berdiri didepan pintu rumah Raulullah Saw, selalu bertakbir mengumandangkan azdan sebagai tanda waktu sholat dah tiba.
Begitu juga dengan Amar Bin Yasir, beliau salah satu sahabat yang menderita kewsakitan dan dibakar oleh kaum kafirun, namaun beliau selalu tabah, beliau percaya kakau disisinya selalu ada allah Swt dan Rasulullah Saw. Hingga beliaau sekeluarga dijamin jadi penghuni surga oleh Rasulullah Saw.
DAFTAR RUJUKAN
• http//Umar bin khattab-Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedi bebas-Windows internet eksplorer.
• Mahmoud Abbas Al-‘Akkad, Kecemerlangan Khalifah Umar bin Khattab, 1978, Jakarta: Bulan Bintang.
• www.republika.co.id. Kisah Bilal Bin Rabbah. 12 November 2007, diakses 26 Oktober 2009.
• Khalid Muhammad Khalid, 60 Sirah Sahabat Rasulullah Saw. 2007, jakarta: dar al-maqtham.
• http//Rate This. Sahabat Amar Bin Yasir.Februari 27, 2008. diakses 26 Oktober 2009.
Sebagaimana yang kita ketahui Umar bin Khattab adalah salah satu diantara khulafaur rosyidin, para sahabat yang memegang tanduk kekholifahan sepeninggal Nabi. Sayyidina Umar termasuk sahabat baik Nabi Muhammad saw. Ia memiliki nama lengkap Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza. Dilahirkan di Makkah, dari golongan Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy. Orang tuanya bernama Khattab bin Nufail Al Mahzumi Al Quraisyi dan Hantamah binti Hasyim.
Keluarga Umar tergolong keluarga kelas menengah. Pada masa itu ia sudah bisa membaca dan menulis, yang pada saat itu masih merupakan hal yang jarang. Disamping itu Umar juga dikenal dengan sosok yang gagah, karena fisiknya yang kuat dan prestasinya menjadi juara gulat di Makkah. Sebelum masuk Islam, Umar juga mengikuti sebagaimana tradisi kaum jahiliyah, minum-minuman keras, bahkan juga mengubur putrinya hidup-hidup. Namun setelah mengenal Islam, semua itu ia tinggalkan. Sehingga ia pun mendapat julukan dari Nabi Muhammad yaitu Al-Faruq yang artinya orang yang dapat memisahkan antara yang haq dan yang bathil.
Dalam suatu riwayat yang disampaikan oleh Abu Ishak yang dikutip dalam buku Abqariyyatu Muhammad, dikatakan bahwa suatu hari Umar keluar rumah dengan membawa pedangnya bermaksud menemui Rosulullah saw dan sejumlah sahabatnya. Mereka berkumpul dalam sebuah rumah dekat Sofa, jumlah mereka laki-laki dan perempuan mendekati 40 orang. Diantara yang hadir bersma Rosulullah saw adalah Hamzah bin Abdul Mutholib, Abu Bakar Bin Abu Kuhafa Ash-Siddiq dan Ali bin Abu Tholib. Sewaktu mencari Rosulullah tersebut Umar bertemu dengan Nu’aim bin Abdullah. Mereka bercakap-cakap sejenak dan Nu’aim pun memberi tahu kepada Umar bahwa adik iparnya beserta adik perempuannya, Fatimah binti Khattab, telah masuk Islam. Seketika itu pula Umar kembali ke rumah menemui adik perempuannya. Saat melihat saudaranya sedang membaca Al-Qur’an Umar pun marah dan langsung memukulnya. Ketika melihat adiknya terluka dan mencucurkan darah, Umar pun menyesali perbuatannya dan meminta agar apa yang telah dibaca adiknya tadi dapat ia lihat (QS. Thaha). Setelah membaca surat tersebut hati Umar pun tergoncang dengan keindahan dan kemulyaan ayat-ayat yang dikandungnya, hinnga akhirnya hati Umar pun menjadi luluh dan berniat untuk masuk Islam.
Dalam riwayat lain juga ada yang menyebutkan kalau yang dibaca waktu itu bukanlah surat Thaha, melainkan surat Al-Hadid. Ketika sampai pada ayat ke-8 yaitu:
Artinya:
”Dan Mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. dan Sesungguhnya dia Telah mengambil perjanjianmu (Al-A’raaf: 172) jika kamu adalah orang-orang yang beriman.”
Umar pun langsung mengucapkan 2 kalimat syahadad, dan sejak itulah Umar bin Khattab menjadi seorang muslim dan pembela Islam yang tangguh.
2. Sifat dan Perilaku Sahabat Umar bin Khattab
Umar bin Khattab merupakan salah satu simbol pahlawan dalam Islam yang menemani secara langsung perjuangan dakwah Rosulullah saw. Beliau merupakan salah satu tonggak kekuatan Islam kala itu, yang melindungi Nabi dan melawan siapa saja yang akan mencelakai beliau dan menghancurkan Islam.
Umar bin Khattab memiliki beberapa sifat unggul yang membuatnya patut untuk dijadikan teladan. Sifat-sifat yang melekat pada dirinya tersebut ada yang terlihat secara langsung dan ada yang tersembunyi.
Diantara sifat-sifat mulia tersebut adalah sifat kepahlawanan/kuat, adil, penyayang, antusias, cerdas, sederhana, pencemburu, penuh tanggung jawab, serta memiliki keimanan yang teguh.
• Kepahlawanan/Kuat
Umar bin Khattab sebagaimana yang dikenal adalah sosok yang kuat dan tangguh. Selain fisiknya yang gagah, terlihat pula dalam prestasinya saat menjadi juara gulat di Makkah, ia juga memiliki sikap yang pantang menyerah dan tak mudah putus asa. Dalam menghadapi setiap permasalahan selalu berjiwa optimis dan yakin bahwa ia mampu menghadapi semuanya. Selain itu Umar juga memiliki pribadi yang teguh dan tak mudah terpengaruh. Setiap kali dia dihadapkan pada kekuatan, maka bangkitlah semangatnya berkelahi, dan berlagsunglah pertarungan sengit yang pantang mundur, hingga salah seorang diantara dua musuh itu yang jatuh tersungkur. Namun perlu diketahui bahwa belum terdengar satu riwayatpun hingga kini yang menyebutkan tentang kekerasan yang dilakukan Umar bin Khattab melainkan ada kewajiban yang tegak disamping kekerasan itu, yang mentolerir dan membuat kekerasan itu harus dilakukan. Dari penjelasan tersebut nampak jelas bahwa sikap kepahlawanan ada kepribadian dan perilakunya.
• Adil
Umar adalah orang yang adil karena dia orang yang kuat lagi lurus sesuai dengan tabiatnya. Ada juga yang mengatakan bahwa sifat adil tersebut diwarisinya dari keluarganya. Hal ini disebabkan karena ayahnya Khattab dan kakeknya Nufail termasuk orang yang keras dan berwibawa. Sedang ibunya Hantamah binti Hisyam bin Mugirah merupakan panglima Quraisy dalam setiap pertempuran. Dia mempunyai sifat yang tidak memihak karena dia tidak pernah marasa takut. Selain itu Umar menjadi sosok yang adil juga arena keluarganya dari Bani ’Adi telah merasakan pahit getirnya kezaliman dari kerabat mereka Bani Abdu Syam, yang sangat kejam dalam peperangan sehingga mereka dinamakan penjilat darah. Mereka dapat mengalhkan Bani Adi karena jumlahnya sedikit dibandingkan kerabatnya Bani Abdu Syam. Maka tertanamlah dalam jiwa mereka rasa benci akan kezaliman dan cinta pada keadilanyang mereka hayati dan laksanakan. Pengalaman tersebut telah memantapkan sifat adil dalam diri Umar dan keluarganya.
Disamping hal-hal yang telah disebutkan diatas, sifat adilnya tersebut juga dipengaruhi oleh pengajaran agama yang dianutnya dan kegigihannya sebagai penganut agama Islam. Sebab itulah dia merupakan orang adil yang paling kuat sebagaimana dia adalah seorang muttaqin dan mukmin yang kuat.
• Penyayang
Disamping sikapnya yang terkesan keras dan tegas saat berhadapan dengan musuh, sahabat Umar bin Khattab juga mamiliki sifat yang penyayang dan penuh belas kasih. Sifat ini begitu nampak saat peristiwa yang menyebabkan dia masuk Islam. Sebagaimana yang telah umum diketahui, hal tersebut terjadi saat Umar sedang menemui adiknya yang telah ia ketahui masuk Islam. Ia memukul adiknya itu Fatimah binti Khattab sampai terluka dan mengeluarkan darah. Melihat hal tersebut hatinya langsung iba, hingga tergerak untuk melihat apa yang telah dibaca adiknya tersebut. Saat membaca Al-Qur’an itulah hatinya benar-benar luluh dengan keindahan Kalam Ilahi yang kemudian menjadi penyababnya untuk memeluk agama Islam dan membantu dakwah Nabi.
Dari situ telah terlihat bahwa sesungguhnya Umar adalah sosok yang lembut, mudah tersentuh perasaannya, dan memiliki kasih sayang tinggi pada adik perempuannya.
Selain itu sifat penyayangnya juga terlihat pada perhatiannya pada adik laiki-lakinya, Zaid bin Khattab, semasa hidup dan matinya. Sampai ada yang menyebutkan jika seseorang ingin melihat Umar in Khattab menangis, maka disebutnyalah nama adik laki-lakinya tersebut hingga air matanya bercucuran. Sesudah saudaranya itu terbunuh dia sangat berduka. Hingga setiap ada orang lain yang mengalami musibah sama dengan dirinya yang kehilangan saudaranya, dia akan datang dan menyatakan turut berduka cita.
Disamping hal-hal yang tersebut diatas masih banyak lagi riwayat-riwayat yang menceritakan tentang sifat kasih sayang Umar. Salah satu dari sekian banyak cerita yaitu ketika ia melihat seorang kakek yang lemah meminta-minta didepan rumah. Saat mengetahui kalau kakek itu ternyata adalah orang Yahudi, dia bertanya kepadanya: ”apa yang membawamu datang kemari?” jawabnya: ”saya meminta jizyah (karena kebutuhan dan ketuaan)! Lalu Umar memegang tangannya dan membawanya kerumahnya, lalu memberikan apa yang dibutuhkannya saat itu dan mengirimnya pada pengurus Baitul Mal, dan memerintahkan: ”Perhatikanlah orang ini dan orang-orang seperti dia.” hal tersebut menunjukkan betapa mulianya dia dan besarnya belas kasihnya kepada sesama, termasuk kepada orang yang bukan Islam.
• Cerdas
Selain sosok yang kuat, penyayang, dia juga merupakan pribadi yang cerdas. Umar mewarisi jabatan kadi dari kabilahnya dan orang tuanya. Dia adalah yang paling cerdas dari keluarga Bani ’Adi yang termulia dan memegang jabatan sebagai duta kaumnya dan mengurus pengadilan dimasa jahiliyah. Saat menduduki jabatan sebagai khalifah setelah ia masuk Islam, dengan kecerdasan dan ketangkasannnya ia mampu menahlukkan banyak daerah, banyak melakukan reformasi secara administratif dan mengontrol lebih dekat kebijakan publik, termasuk membangun sistem administratif untuk daerah yang baru ditahlukkan. Sehingga kekuasaan Islam pun dengan pesatnya.
Disebutkan juga bahwa Umar memiliki kecerdasan untuk mengetahui akhlaq-akhlaq yang bertentangan dan rahasia jiwa. Dia tidak sekali-sekali tidak mengemukakan pendapat tentang jiwa dan akhlaq dengan mudah seolah-olah dia hanya menyoroti dari satu segi atau mencocokkannya dengan ukuran yang satu, bahkan dia mengetahui dunia dan mengetahui perubahan hati dan jiwa manusia. Dangan pengetahuan ini ia gemar memperhatikan manusia dengan seksama dan melakukan pengawasan terhadap mereka hingga tidak ada yang luput olehnya mengena hal-hal yang mungkin timbul dari mereka berupa kebaikan, kejahatan, kekuatan,perbaikan, dan perusakan.
• Sederhana
Walaupun dari kecil Umar hidup dalam keluarga yang berkecukupan, namun hidupnya tidak berlebih-lebihan. Sebelum masuk Islam dan menjabat sebagai kadi dalam kaumnya saat itu, ia tidak mengambil dan merampas hak kaumnya, ia bertindak sangat adil dan bijaksana. Begitu juga saat menjadi khalifah menggantikan khalifah Abu Bakar, ia dikenal dengan gaya hidup yang sederhana, tidak seperti penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sebagaimna saat para pemeluk Islam masih miskin dan dianiaya.
• Pencemburu
Salah satu yang juga menjadi sifat dari Ibnul Khattab ini adalah pencemburu. Nabi berbicara dengan sahabat-sahabatnya pada suatu haari dan Umar ada bersama mereka, lalu Nabi bersabda:” sementara saya tidur tampaklah seolah-olah saya dalam surga, tiba-tiba kelihatan seorang wanita yang sedang berwudlu di samping sebuah mahligai, lalu saya bertanya: ”kepunyaan siapa maghligai ini?” mereka menjawab:”kepunyaan Umar maka teringatlah saya kepada sifat cemburu Umar lalu saya pergi dari sana... ”Rasa cemburu Umar itu dikenal dan ditakuti oleh mereka yang mengenalnya dan mengetahui tentang tabiatnya, terlebih oleh kaum wanita. Umar cemburu pada kebenaran, kehormatan, agama, kawan atau sahabat setia, dan dia tidak akan merasa cemburu karena ini atau itu, disebabkan keuntungan yang diperoleh dari ini atau itu.
Melainkan dia hanya cemburu pada sesuatu hal yang dipertahankannya, dan dia tahu bahwa dia sanggup mempertahankannya, maka cemburunya hanya untuk melindungi orang lain dan tidak bermaksud menarik manfaatbagi dirinya atau mengambil hak dari seseorang.
Apa yang telah dijabarkan diatas adalah sebagian kecil dari sekian banyak sifat mulia yang dimiliki oleh sahabat Umar bin Khattab. Sebagi sosok mulia yang menjadi bagian dari Khulafaur Rosyidin, yang memiliki sifat-sifat unggulan, a patut dijadikan contoh dan teladan bagi kita dalam menjalani kehidupan di dunia yang hanya sebentar ini. Walaupun tak ada satupun dari kita yang mampu menyamai persis sama dengan beliau, tapi setidaknya kita mampu mencontoh sifat-sifat dan keteladanannya dalam menghadapi dan menyelesaikan seluruh peristiwa dan masalah yang dihadapinya.
B. Bilal Bin Rabbah
Terdapat kisah salah seorang sahabat (buda’) di zaman Rasullullah Saw, yang selalu merindukan rasulullah dan selalu ta’at menjalankan tugas sebagai mu’adzin yang baik yang dikenaal diseluuh penjuru dunia.
Pada awalnya, untuk mengetahui jam shalat, umat Islam menjalankannya dengan terlebih dahulu menentukan waktu kemudian berkumpul untuk shalat. Namun karena menyulitkan, akhirnya Rasulullah SAW berpikir untuk memanggil umat menggunakan terompet. Namun Rasulullah SAW sendiri tidak menyukai ide ini karena orang Yahudi juga menggunakan cara yang sama. Akhirnya disepakati panggilan azan ketika memasuki jam shalat dilakukan dengan tepukan tangan. Tak berapa lama kemudian, salah seorang sahabat, Abdullah bin Zaid datang menemui Rasulullah. Ia berkata bahwa ia bermimpi bertemu seorang pria yang menggunakan dua helai kain berwarna hijau seraya membawa bel.
Dalam mimpi itu, Abdullah lalu menawarkan diri untuk membeli bel tersebut. Ketika pria itu bertanya untuk tujuan apa ia gunakan bel tersebut, Abdullah menyatakan bahwa bel itu akan ia gunakan untuk memanggil orang-orang untuk sholat. Namun pria itu menawarkan panggilan shalat yang lebih baik yaitu menyebutkan empat kali seruan "Allahu Akbar" lalu dua kali seruan "asyhadualla ilaaha illallah", kemudian dua kali seruan "asyhadu Annamuhammadarrasulullah", lalu dua kali seruan "hayya 'alas sholah", dua kali seruan "hayya 'alal falah" lalu "Allahu Akbar, Allahu Akbar, laa ilaaha illallah".
Dengan gembira, Rasulullah SAW menyatakan bahwa itu adalah sebuah penglihatan baik. Rasulullah SAW segera meminta Abdullah pergi menemui Bilal dan mengajarkan adzan tersebut padanya. Bilal dipilih sebagai muadzin karena ia memiliki suara indah dan keras, sehingga bisa menjangkau jarak yang jauh. Sejak saat itulah pertama kali adzan diperdengarkan di kota Madinah dan Bilal menjadi muadzinnya.
Setiap usai melantunkan adzan, Bilal selalu berdiri di depan pintu rumah Rasulullah SAW dan berkata "Hayya alas-salah, hayya 'alal-falaah (Mari kita Shalat, Mari dirikan kemenangan)." Ia berucap mengingatkan Rasulullah SAW bahwa telah masuk waktu shalat. Begitulah Bilal setiap kali ia usai melantunkan adzan.
Bilal sangat menikmati perannya sebagai muadzin Rasul sampai kemudian Rasulullah SAW meninggal dunia. Meski semua umat Islam larut dalam kesedihan, mereka tidak melupakan kewajiban shalat. Karena itulah mereka meminta Bilal untuk kembali melantunkan adzan. Bilal pun bersiap mengumandangkan adzan pertamanya setelah wafatnya Rasul. Namun baru saja ia berucap "Allahu Akbar.." dan hendak mengucap nama Rasulullah SAW, ia tidak kuasa menahan kesedihan. Bilal menangis terisak-isak sehingga ia tidak meneruskan adzannya. Ia lalu berkata bahwa ia tidak akan pernah lagi mengumandangkan adzan. Bilal meminta Abu Bakar yang menjadi khalifah, untuk membiarkannya pergi Suriah. Bilal kemudian menetap di kota Damaskus hingga akhir hidupnya.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, Bilal hanya melantunkan adzan dua kali. Pertama ketika Umar bin Khattab datang ke Damaskus. Sementara yang kedua ketika ia mengunjungi makam Rasulullah SAW di Madinah. Mendengar suaranya, semua yang hadir menangis karena teringat masa Rasulullah masih ada.
C. Amar Bin Yasir
Seorang Tokoh Penghuni Surga
Seandainya ada orang yang dilahirkan di Surga, lain dibesarkan dalam haribaannya dan jadi dewasa, kemudian dibawa ke dunia untuk jadi hiasan dan nur cahaya, maka’Ammar bersama ibunya Sumayyah dan bapaknya Yasir, adalah beberapa orang di antara mereka. Tetapi kenapa kita mengatakan tadi “seandainya”, seolah-olah itu hanya pengandaian belaka, padahal keluarga Yasir benar-benar penduduk Surga? Ketika Rasululiah . bersabda:
“Shabar wahai keluarga Yasir, tempat yang telah dijanjikan bagi kalian adalah Surga!”
kata-kata itu diucapkannya bukanlah hanya sebagai hiburan belaka, tetapi benar-benar mengakui kenyataan yang diketahuinya dan menguatkan fakta yang dilihat dan disaksikannya.
Yasir bin ‘Amir yakni ayahanda ‘Ammar, berangkat meninggalkan negerinya di Yaman guna mencari dan menemui salah seorang saudaranya …. Rupanya ia berkenan dan merasa cocok tinggal di Mekah. Bermukimlah ia di sana dan mengikat perjanjian persahabatan dengan Abu Hudzaifah ibnul Mughirah.Abu Hudzaifah mengawinkannya dengan salah seorang sahayanya bernama Sumayyah binti Khayyath, dan dari perkawinan yang penuh berkah ini, kedua suami isteri itu dikaruniai seorang putera bernama ‘Ammar.Keislaman mereka• termasuk dalam golongan yang mula pertama, sebagai halnya orang shalih;yang diberi petunjuk oleh Allah. Dan sebagai halnya orang-orang shalih yang termasuk dalam golongan yang mula pertama masuk Islam, mereka cukup menderita karena siksa dan kekejaman Quraisy.
Orang-orang Quraisy menjalankan siasat terhadap Kaum Muslimin sesuai suasana. Seandainya mereka ini golongan bangsawan dan berpengaruh, mereka hadapi dengan ancaman dan gertakan. Abu Jahal orang yang menggertaknya dengan ungkapan: “Kamu berani meninggalkan agama nenek moyangmu padahal mereka lebih baik daripadamu ! Akan kami uji sampai di mana ketabahanmu, akan kami jatuhkan kehormatanmu, akan kami rusak perniagaanmu dan akan kami musnahkan harta bendamu!”
Dan setelah itu mereka lancarkan kepadanya perang urat syaraf yang amat sengit.
Dan sekiranya yang beriman itu dari kalangan penduduk Mekah yang rendah martabatnya dan yang miskin, atau dari golongan budak belian, maka mereka didera dan disulutnya dengan api bernyala. Maka keluarga Yasir termasuk dalam golongan yang kedua ini. Dan soal penyiksaan mereka, diserahkan kepada Bani Makhzum. Setiap hari Yasir, Sumayyah dan ‘Ammar dibawa ke padang pasir Mekah yang demikian panas, lalu didera dengan berbagai adzab dan siksa! Penderitaan dan pengalaman Sumayyah dari siksaan ini amat ngeri dan`menakutkan, tetapi tidak akan kita paparkan panjang lebar sekarang ini. Insya Allah pada kesempatan lain akan -kita ceritakan pengurbanan dan- keteguhan hati yang ditunjukkan oleh Sumayyah bersama shahabat-shahabat dan kawan-kawan seperjuangannya di hari-hari yang bersejarah itu.
Cukuplah kita sebutkan sekarang tanpa berlebih-lebihan bahwa syahidah Sumayyah telah menunjukkan sikap dan pendirian tangguh, yang dari awal hingga akhirnya telah membuktikan kepada kemanusiaan suatu kemuliaan yang tak pernah hapus dan kehormatan yang pamornya tak pernah luntur. Suatu sikap yang telah menjadikannya seorang bunda kandung bagi orang-orang Mu’min di setiap zaman, dan. bagi para budiman di sepanjang masa. Rasulullah . tidak lupa mengunjungi tempat-tempat yang diketahuinya sebagai arena penyiksaan bagi keluarga Yasir. Ketika itu tidak suatu apa pun yang dimilikinya untuk menolak bahaya dan mempertahankan diri.’Dan rupanya demikian itu sudah menjadi kehendak Allah. Maka Agama baru, yakni Agama Nabi Ibrahim yang suci murni, suatu Agama yang hendak dikibarkan panji-panjinya oleh Muhammad , bukakiah suatu gerakan perubahan secara vertikal dan horizontal, tetapi merupakan suatu tata cara hidup bagi manusia beriman. Dan manusia beriman ini haruslah memiliki dan mewarisi bersama Agama itu secara lengkap dengan kepahlawanan, perjuangan dan pengurbanannya. Pengurbanan-pengurbanan mulia yang dahsyat ini tak ubahnya dengan tumbal yang akan menjamin bagi Agama dan ‘aqidah keteguhan yang takkan lapuk … .! Ia juga.menjadi contoh teladan yang akan mengisi hati orang-orang beriman dengan rasa simpati, kebanggaan dan kasih sayang…. Ia adalah menara yang akan menjadi pedoman bagi generasi-generasi mendatang untuk mencapai hakikat Agama, kebenaran dan kebesarannya.
Demikianlah, berlaku pula bagi Agama Islam, qurban dan pengurbanan ini. Makna ini telah dijelaskan oleh al-Quran kepada Kaum Muslimin bukan hanya pada satu atau dua ayat. Firman Allah Swt. Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan: “Kami telah beriman” padahal mereka belum lagi diuji?(Q.S. 29 al-’Ankabut:2) Apakah kalian mengira akan dapat masuh surga, padahal belum lagi terbukti bagi Allah orang-orang yang berjuang di antara kalian, begitu pun orang-orang yang tabah ?(Q.S. 3 Ali Imran: 142) Sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, hingga terbuktilah bagi Allah orang-orang Yang benar dan terbukti pula orang-orang yang dusta.(Q.S. 29 al-’ankabut: 3) Apakah kalian mengira akan dibiarhan begitu saja, padahal belum lagi terbukti bagi Allah orang-orang yang berjuang di antara kalian?(Q.S. 9 Attaubat: 16) Allah tiada hendah membiarhan orang-orang beriman dalam Keadaan kalian sekarang ini, hingga dipisahhan-Nya mana-mana yang jelek daripada yang baik.(Q.S. 3 Ali Imran: 179) Dan mushibah yang telah menimpa halian di saat berhadapannya dua pasukan, adalah dengan idzin Allah, yakni agar terbukti baginya orang-orang yang beriman!”(Q.S. 3 Ali Imran: 166)
Memang, demikianlah Al-Qur’an mendidik putera dan para pendukungnya bahwa pengurbanan merupakan esensi atau sari dari keimanan, dan bahwa kepahlawanan menghadapi kekejaman dan kekerasan dihadapi dengan keshabaran, keteguhan dan pantang mundur, hanyalah akan membentuk keutamaan iman yang cemerlang dan mengagumkan. Oleh sebab itu di kala sedang meletakkan dasarnya, memancangkan tiang-tiang dan mengemukakan model contohnya, hendaklah Agama Allah ini memperkukuh diri dengan pengurbanan jiwa dan memhersihkan jiwa dengan pengurbanan harta, maka terpilihlah untuk kepentingan mulia ini beberapa orang putera, para pemuka dan tokoh-tokoh utamanya untuk menjadi ikutan sempurna dan teladan istimewa bagi orang-orang beriman yang menyusul kemudian!. Maka Sumayyah,Yassir,dan ‘Ammar dari golongan luar biasa yang beroleh barkah ini, adalah pilihan dari taqdir, yang dengan pengurbanan, ketekunan dan keuletan mereka itu, dapat memateri kebesaran dan keabadian Islam secara kuat dan kukuh. Telah kita katakan tadi bahwa Rasulullah . tiap hari berkunjung ke tempat disiksanya keluarga Yasir, mengagumi ketabahan dan kepahlawanannya …,sementara hatinya yang mulia bagaikan hancur karena santun dan belas kasihan menyaksikan mereka menerima siksa yang tak terderitakan lagi.
Pada suatu hari ketika Rasulullah . mengunjungi mereka, ‘Ammar memanggilnya, katanya:
“Wahai Rasulullah, adzab yang kami derita telah sampai ke puncak”. Maka seru Rasulullah“Shabarlah, wahai Abal Yaqdhan“Shabarlah, wahai keluarga Yasir.“Tempat yang dijanjikan bagi kalian ialah Surga.”Siksaan yang dialami oleh ‘Ammar dilukiskan oleh kawan-kawannya dalam beberapa riwayat. Berkata ‘Amar bin Hakam:’Ammar itu disiksa sampai-sampai ia tak menyadari apa yang diucapkannya” Berkata pula ‘Ammar bin Maimun: “Orang-rang musyrik membakar ‘Ammar bin Yasir dengan api. Maka Rasulullah. lewat di tempatnya lain memegang kepalanya dengan tangan beliau, sambil bersabda:
“Hai api, jadilah kamu sejuk dingin di tubuh ‘Ammar, sebagaimana dulu kamu juga sejuk dingin di tubuh Ibrahim”
Bagaimanapun juga, semua bencana itu tidaklah dapat menekan jiwa ‘Ammar, walau telah menekan punggung dan menguras tenaganya. Ia baru merasa dirinya benar-benar celaka, ketika pada suatu hari tukang-tukang cambuk dan para penderanya menghabiskan segala daya upaya dalam melampiaskan kedhaliman dan kekejannya…., semenjak hukuman bakar dengan besi panas, sampai disalib di atas pasir panas dengan ditindih batu laksana bara merah, bahkan sampai ditenggelamkan ke dalam air hingga sesak nafasnya dan mengelupas kulitnya yang penuh dengan luka. Pada hari itu, ketika ia telah tak sadarkan diri lagi karena siksaan yang demikian berat, orang-orang itu mengatakan kepadanya: “Pujalah olehmu tuhan-tuhan kami!”, lain diajarkan mereka kepadanya kata-kata pujaan itu, sementara ia mengikutinya tanpa menyadari apa yang diucapkannya. Ketika ia siuman sebentar akibat dihentikannya siksaan, tiba-tiba ia sadar akan apa yang telah diucapkannya …,maka hilanglah akalnya dan terbayanglah di ruang matanya betapa besar kesalahan yang telah dilakukannya, suatu dosa besar yang tak dapat ditebus dan diampuni lagi …,hingga beberapa saat dirasakannya siksaan orang-orang musyrik terhadap dirinya sebagai obat pembalur luka dan suatu keni’matan juga. Dan seandainya ia dibiarkan dalam perasaan itu agak beberapa jam saja, tak dapat tiada tentulah akan membawa ajalnya. ‘Ammar dapat bertahan menanggungkan semua siksa yang ditimpakan atas tubuhnya, ialah karena jiwanya sedang berada pada kondisi puncak. Tetapi sekarang ini, demi disangkanya jiwanya telah menyerah kalah, maka dukacita dan sesal kecewa hampir saja menghabiskan tenaga dan melenyapkan nyawanya. Tetapi iradat Allah Yang Maha Agung lagi Maha Tinggi telah memutuskan agar peristiwa yang’ mengharukan itu mencapai titik kesudahan yang amat luhur… Dan tangan wahyu yang penuh berkah itu pun terulurlah menjabat tangan’Ammar, sambil menyampaikan ucapan selamat kepadanya: “Bangunlah hai pahlawan. Tak ada sesalan atasmu dan tak ada cacat”
Ketika Rasulullah . menemui shahabatnya itu didapatinya ia sedang menangis, maka disapunyalah tangisnya itu dengan tangan beliau seraya sabdanya:
“Orang-orang hafir itu telah menyiksamu dan menenggelamkanmu ke dalam air sampai kamu mengucapkan begini dan begitu …?”“Benar’: wahai RasuIullah’: ujar‘ Ammar sambil meratap. Maka sabda Rasulullah sambil tersenyum: “Jika mereka memaksaimu lagi, tidak apa, ucapkanlah seperti apa yang kamu katakan tadi. ”Lalu dibacakan Rasulullah kepadanya ayat mulia berikut ini:
Artinya:
Kecuali orang yang dipaksa, sedang hatinya tetap teguh dalam keimanan …(Q.S. 16 an-Nahl: 106)
Kembalilah ‘Ammar diliputi oleh ketenangan dan dera yang menimpa tubuhnya: bertubi-tubi tidak terasa sakit lagi, dan apa juga yang akan terjadi, terjadilah dan ia tidak akan peduli. Jiwanya berbahagia, keimanannya di fihak yang menang! Ucapannya yang dikeluarkan secara terpaksa itu dijamin bebas oleh al-Quran, maka apa lagi yang akan dirisaukannya. ‘Ammar menghadapi cobaan dan siksaan itu dengan ketabahan luar biasa, hingga pendera-penderanya merasa lelah dan menjadi lemah, dan bertekuk lutut di hadapan tembok keimanan yang maha kukuh. Setelah pindahnya Rasulullah . ke Medinah, Kaum Muslimin tinggal bersama beliau bermukim di sana, secepatnya masyarakat Islam terbentuk dan menyempurnakan barisannya. Maka di tengah-tengah masyarakat Islam yang beriman ini ‘Ammar pun mendapatkan kedudukan yang tinggi Rasulullah . amat sayang kepadanya, dan beliau sering membanggakan keimanan dan ketaqwaan ‘Ammar kepada para shahabat. Bersabda Rasulullah :
Atinya:
“Diri ‘Ammar dipenuhi keimanan sampai ke tulang punggungnya…..!”
Dan sewaktu terjadi selisih faham antara Khalid bin Walid dengan ‘Ammar, Rasulullah . bersabda: “Siapa yang memusuhi ‘Ammar, maka ia akan dimusuhi Allah, dan siapa yang membenci ‘Ammar, maka ia akan dibenci Allah! ”
Maka tak ada pilihan bagi Khalid bin Walid pahlawan Islam itu selain segera mendatangi ‘Ammar untuk mengakui kekhilafannya dan meminta ma’af. Suatu peristiwa terjadi pula ketika Rasulullah . bersama para shahabat mendirikan mesjid di Madinah, yakni tiada lama setelah kepindahannya ke sana. Imam Ali karamallahu wajhah menggubah sebuah bait sya’ir yang didendangkan berulang-ulang diikuti oleh Kaum Muslimin yang sedang bekerja itu, dan baitnya adalah sebagai beribut:
“Orang yang memakmurkan mesjid nilainya tidak sama. Sibuk bekerja sambil duduk di sini berdiri di sana.Sedang pemalas lari menghindar tertidur di sana. Kebetulan waktu itu ‘Ammar sedang bekerja di salah satu sisi bangunan. Ia juga turut berdendang, mengulang-ulangnya dengan nada tinggi …. Salah seorang kawan menyangka bahwa ‘Ammar bermaksud dengan nyanyian itu hendak menonjolkan dirinya, hingga di antara mereka terjadi pertengkaran dan keluar kata-kata yang menunjukkan kemarahan. Mendengar itu Rasulullah murka, sabdanya:
Artinya:
“Apa mahsud mereka terhadap ‘Ammar .Diserunya mereka ke Surga, tapi mereka hendak mengajaknya ke neraha. Sungguh, ‘Ammar adalah biji mataku sendiri.”
Jika Rasulullah . telah menyatakan kesayangannya terhadap seorang Muslim demikian rupa, pastilah keimanan orang itu, kecintaan dan jasanya terhadap Islam, kebesaran jiwa dan ketulusan hati serta keluhuran budinya telah mencapai batas dan puncak kesempurnaan. Demikian halnya ‘Ammar. Berkat ni’mat dan petunjuk-Nya, Allah telah memberikan kepada ‘Ammar ganjaran setimpal, dan menilai takaran kebaikannya secara penuh. Hingga disebabkan tingkatan petunjuk dan keyakinan yang telah dicapainya, maka Rasulullah menyatakan kesucian imannya dan mengangkat dirinya sebagai contoh teladan bagi para shahabat, sabdanya:
Artinya:
“Contoh dan ikutilah setelah kematianku nanti Abu Bakar dan Umar dan ambillah pula hidayah yang dipakai ‘Ammar untuk Jadi bimbingan!”
Mengenai perawakannya, para ahli riwayat melukiskannya sebagai berikut: Ia adalah seorang yang bertubuh tinggi dengan bahunya yang bidang dan matanya yang biru. seorang yang amat pendiam dan tak suka banyak bicara. Nah, bagaimanakah kiranya garis kehidupan raksasa pendiam yang bermata biru dan berdada lebar, serta tubuhnya penuh dengan bekas-bekas siksaan kejam, dan di waktu yang bersamaan jiwanya telah ditempa dengan ketabahan yang amat mengagumkan dan kebesaran yang luar biasa. Bagaimanakah jalan kehidupan yang ditempuh oleh pengikut yang jujur dan Mu’min yang tulus serta pejuang yang berani mati ini. Sungguh telah diterjuninya bersama Rasulullah sebagai gurunya semua perjuangan bersenjata, baik.Badar, Uhud, Khandaq, Tabuk.pendeknya semua tanpa keculali. Dan tatkala Rasulullah telah mendahuluinya ke ar Rafiqul A’la, maka raksasa ini tidaklah berhenti, tetapi melanjutkan perjuangannya terus-menerus.
Di kala Kaum Muslimin berhadap-hadapan dengan kaum Persi dan Romawi, begitu juga ketika menghadapi pasukan kaum murtad,’Ammar selalu berada di barisan pertama. sebagai seorang prajurit yang gagah perkasa dengan tebasan pedangnya yang tak pernah meleset, ia sebagai seorang Mu’min yang shalih dan mulia tidak satu pun yang dapat menghalanginya dalam mencapai ridla Allah. Dan tatkala Amirul Mu’minin Umar memilih calon-calon wail negeri secara cermat dan hati-hati bagi Kaum Muslimin, maka matanya tetap tertuju dan tak hendak beralih dari ‘Ammar bin Yasir. Ia segera menemuinya dan mengangkatnya sebagai wali negeri Kufah dengan Ibnu Mas’ud sebagai •Bendaharanya. Dan kepada penduduknya Umar menulis sepucuk surat berita gembira dengan diangkatnya wali negeri baru itu, katanya:
“Saya kirim kepada tuan-tuan ‘Ammar bin Yasir sebagai ‘Amir, dan Ibnu Mas’ud sebagai Bendahara dan Wazir ….Kedua mereka adalah orang-orang pilihan, dari golongan shahabat Muhammad ., dan termasuk pahlawan-pahlawan Badar.
Dalam melaksanakan pemerintahan,’Ammar melakukan suatu sistim yang rupanya tidak dapat diikuti oleh ouang-orang yang rakus akan dunia, hingga mereka mengadakan atau hampir mengadakan persekongkolan terhadap dirinya . • • • Pangkat dan jabatannya itu tidak menambah kecuali keshalihan, zuhud dan kerendahan hatinya. Salah seorang yang hidup semasa dengannya di Kufah, yaitu Ibnu Abil Hudzail, bercerita:
“Saya lihat ‘Ammar bin Yasir sewaktu menjadi ‘Amir di Kufah, membeli Sayuran di pasar lain mengikatnya dengan tail dan memikulnya di atas punggung, dan membawanya pulang” Dan salah seorang awam berkata kepadanya sewaktu ia menjadi Amir di Kufah itu: “Hai yang telinganya terpotong!”, menghinanya dengan telinganya yang putus ketika menghadapi orang-orang murtad di pertempuran Yamamah. Tetapi jawaban amir yang memegang tampuk kekuasaan itu tidak lebih dari: “Yang kamu cela itu adalah telingaku yang terbaik. Karena ia ditimpa kecelakaan waktu perang fi sabilillah. Memang, telinganya itu putus dalam perang sabil di Yamamah. yakni salah satu diantara hari-hari gemilang bagi ‘Ammar. Raksasa ini maju bagaikan angin topan dan menyerbu barisan tentara Musailamatul Kadzab sehingga melumpuhkan kekuatan musuh. Ketika dilihatnya gerakan Muslimin mengendor segera dibangkitkannya semangat mereka dengan seruannya yang gemuruh, hingga mereka kembali maju menerjang bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya. Abdullah bin Umar r.a. menceritakan peristiwa itu sebagai berikut :‘Waktu perang Yamamah saya lihat ‘Ammar sedang berada di atas sebuah batu karang. Ia berdiri sambil berseru: “Hai Kaum Muslimin, apakah tuan-tuan hendak lari dari Surga. Inilah saya ‘Ammar bin Yasir, kemarilah tuan-tuan.
Ketika saya melihat dan memperhatikannya, kiranya sebelah telinganya telah putus beruntai-untai, sedang ia berperang dengan amat sengitnya. Wahai, barang siapa yang masih meragukan kebesaran Muhammad. seorang Rasul yang benar dan guru yang sempurna, baiklah ia berdiri sejenak di hadapan contoh-contoh yang telah ditunjukkan oleh para pengikut dan shahabatnya, lalu bertanya kepada dirinya: “Siapakah yang akan mampu mengemukakan teladan dan contoh luhur ini kalau bukan seorang Rasul mulia dan maha guru utama?” Jika mereka menerjuni suatu perjuangan di jalan Allah, pastilah mereka akan maju ke depan bagaikan orang yang hendak mencari maut dan bukan merebut kemenangan.
Jika mereka para khalifah dan hakim-hakim pengadilan, maka mereka takkan keberatan memerahkan susu untuk wanita janda tua atau mengadon tepung roti untuk anak-anak yatim, sebagai dilakukan oleh Abu Bakar dan Umar. Dan jika mereka para pembesar, maka mereka takkan main dan merasa segan untuk memikul makanan yang diikat dengan tali di atas punggung mereka, seperti kita saksikan pada ‘Ammar; atau menyerahkan gaji yang menjadi haknya lalu pergi menjalin daun kurma untuk kantong atau bakul sebagai yang diperbuat oleh Salman. Wahai, marilah kita tekurkan kening dan tundukkan kepala kita, sebagai ta’dhim dan penghormatan kepada Agama yang telah mengajari mereka semua, dan kepada Rasulullah yang telah mendidik mereka….dan sebelum Agama sertaRasulullah itu, terutama kepada Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung, yang telah memilih mereka untuk semua ini, serta menjadikan mereka sebagai pelopor dan sebaik-baik ummat yang pernah dilahirkan sebagai teladan bagi seluruh manusia.
Ketika itu Hudzaifah ibnul Yaman seorang yang ahli tentang bahasa rahasia dan bisikan ghaib, sedang berkemas-kemas menghadapi panggilan Ilahi menghadapi sekarat mautnya. Kawan-kawannya yang sedang berkumpul sekelilingnya menanyakan kepadanya: “Siapakah yang harus kami ikuti menurutmu, jika terjadi pertikaian di antara ummat. Sambil mengucapkan kata-katanya yang akhir, Hudzaifah menjawab: “Ikutilah oleh kalian Ibnu Sumayyah, kauena sampai matinya ia tak hendak berpisah dengan kebenaran” Benar, ‘Ammar akan tetap mengikuti kebenaran itu ke mana saja perginya. Dan sekarang sementaua kita menyelusuri jejak langkahnya, dan-menyelidiki peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupannya, marilah kita pergi menghampiri suatu peristiwa besar. Hanya sebelum kita memperhatikan kejadian yang mempesona dan amat mengharukan itu, baik tentang keutamaan dan kesempurnaannya, tentang kemampuan dan keunggulannya, maupun tentang kegigihan dan kesungguhannya.
KESIMPULAN
Jadi kesimpulnnya semua sahabat yang bersangkutan diatas, merupakan sosok manusia pilihan hamba Allah Swt yang sangat mulia dan selalu setia menaati perintah allah dan rasulnya, hingga ketiga sahabat mnjadi shohabat yang disayangi oleh Rasulullah Saw.
Seperti halnya salah seorang sahabat yang tangguh dan bijaksana yaitu umar bin khothab, beliau adalah salah seorang yang tangguh dan perkasa serta adil, bahkan tegas dalam menangani masalah yang dihadapinya, hingga seluruh masyarakat diberbagai penjuru dunia kenal dengan nama umar bin khothab. Walaupun beeliau seorang yang sangat keras, tapi bersamaan dengan hidayah Allah Swt hatinya beliau juga rapuh ketika mendengar lantunan ayat Al-Qur’an. Disinilah letak keistimewaan umar, yang awalnya beliau pemimpin orang kafir yang sangat keras memusuhi isalm, namun karna bersamaan dengan hidayah Allah Swt, beliau masuk islam yang kemudian beliau menjadi salah satu sahabat Nabi yang dekat dengan nabi, bahkan beliau sebagai pembela islam yang tangguh dalam membantu rasulullah menyariatkan Islam.
Begitu juga dengn seorang sahabat yaitu Bilal Bib Robbah, beliau seorang muadzin yang selalu tepat waktu dan selalu berdiri didepan pintu rumah Raulullah Saw, selalu bertakbir mengumandangkan azdan sebagai tanda waktu sholat dah tiba.
Begitu juga dengan Amar Bin Yasir, beliau salah satu sahabat yang menderita kewsakitan dan dibakar oleh kaum kafirun, namaun beliau selalu tabah, beliau percaya kakau disisinya selalu ada allah Swt dan Rasulullah Saw. Hingga beliaau sekeluarga dijamin jadi penghuni surga oleh Rasulullah Saw.
DAFTAR RUJUKAN
• http//Umar bin khattab-Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedi bebas-Windows internet eksplorer.
• Mahmoud Abbas Al-‘Akkad, Kecemerlangan Khalifah Umar bin Khattab, 1978, Jakarta: Bulan Bintang.
• www.republika.co.id. Kisah Bilal Bin Rabbah. 12 November 2007, diakses 26 Oktober 2009.
• Khalid Muhammad Khalid, 60 Sirah Sahabat Rasulullah Saw. 2007, jakarta: dar al-maqtham.
• http//Rate This. Sahabat Amar Bin Yasir.Februari 27, 2008. diakses 26 Oktober 2009.
Langganan:
Komentar (Atom)