Sabtu, 15 Januari 2011

Mencari Calon Pasangan Suami Istri

Mencari Calon Pasangan Suami Istri

Dalam tatanan hidup ini serba dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kepada Rasulullah Nabi Muhammad SAW dan kepada sesama. Dengan begitu maka terciptalah sebuah kehidupan yang tentram dan menyenangkan. Begitu juga dengan berkeluarga, didalamnya harus dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang, hingga tercipta tatanan rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah sebagai mana dalam tatanan kehidupan Rasulullah Nabi Muhammad SAW, kekeluargaan beliau serba terkontroling dengan aturan-aturan Islam. Oleh sebab itu kita harus menciptakan kekerabatan yang erat yang dinaungi oleh cinta dan kasih sayang.

Dalam mengejar tatanan kehidupan yang bahagia dunia akhirat, maka sungguh sempurna bagi orang yang sudah memiliki kekeluargaan yang baik yang semua kehidupan kekeluargaanya didasari dengan keagamaan yang hak. untuk memiliki kekeluargaan yang baik, maka manusia laki-laki ataupun wanita harus benar-benar mencari pasangan (suami istri) yang baik. Untuk mendapatkan kebaikan tersebut, maka seorang perempuan atau lelaki harus berhati-hati dalam memilih pasangannya. Sebagaimana orang mau membangun rumah, pada awalnya memilih lokasi memilih kualitas peralatan apa yang harus dipakai dan memilih isi serba perhiasan rumah yang akan ditata didalamnya. Sama dengan kita membangun rumah tangga, kalau kita mau membangun rumah tangga yang baik, maka kita harus memantau terlebih dahulu pasangan kita yang akan mendampingi hidup kita yang nantinya jadi satu keluarga, khususnya bagi wanita yang harus berhati-hati dalam memilih calon suami, karena suami merupakan tolak ukur kebaikan rumah tangga, suami merupakan kholifah dalam rumah tangga sebagai pengendali arus kekeluargaan, baik buruknya keluarga pada dasarnya adalah posisi suami yang tidak menyimpang dari kpribadian dan kegigihan seorang suami dalam mempertahankan kebaikan keluarga yang dilandaskan pada syari’at Islam. Begitu juga khusus laki-laki harus berhati-hati dalam memilih calon istri, karena istri merupakan manajemen rumah tangga yang serba membangun motivasi keluarga untuk bersemangat beramal baik, istri merupakan rehabilitator dalam menjaga keutuhan keluara sebagai motivator bagi sang suami untuk selalu tumbuh dan tumbuh baik dalam hal mencari nafkah ataupun menjaga harkat martabat keluarga.
Jadi sangat berat dalam membangun rumah tangga yang baik, karena semua itu alur mundurnya pada proses pencarian calon suami istri yang akan mempengaruhi kedudukan rumah tangga baik atau buruk. Oleh karena itu Islam mengatur manusia hidup sederhana dan baik, sebagai mana dalam hadits Nabi Muhammad di anjurkan dalam mencari jodoh:

a.Lijamaliha
b.Limaliha
c.Linasabiha
d.Liddiniha

Sebagai mana sabda Rasul diatas menunjukkan bahwa Islam sudah benar-benar memberikan indikator yang baik terhadap pemeluknya. Namun dalam hadits tersebut masih perlu kajian khusus untuk diperjelas. Karena tidak semua manusia bisa memenuhi ke empat hal tersebut, ada yang boleh tidak terkategori dan ada yang tidak boleh tidak terkategori.

Nah sekarang saya mau menjelaskan bagaimana konsep cara Mencari Pasangan, khususnya bagi remaja-remaja yang mendekati proses pencarian calon pasangan (suami istri).


Mencari Pasangan

-Lijamaliha

Maksud dari kecantikan/ketmpanan ini adalah kecantikan budi pekerti dan akhlaqnya. Sehingga bernuansa cantik dan tanpan. Cantik/tanpan wajah, tapi tidak ber akhlaq, maka itu tidak cantik. Cantik/tanpan rupa berbudi pekerti yang baik dan ber akhlaq mulya, itu idealnya.

-Limaliha

Maksud dari harta ini adalah kehidupannya cukup sederhana dan tidak berlebih-lebihan, hingga semua hidupnya sempurna dan sederhana tidak melampaui batas. Dan tidak pelit bershodaqoh dan mengeluarkan zakat. Itulah yang dimaksud dengan limaliha.

-Linasabiha

Maksud dari keturunan ini adalah kekeluargaanya yang harmonis dan baik, seluruh tetanan kekeluargaanya berlandaskan pada agama, setiap melangkah dan aktifitasnya berlandaskan pada agama. Itulah yang dimaksud dengan keturunan. Berasal dari keturunan yang baik-baik.

-Liddiniha

Maksud dari agamanya adalah pandai keagamaannya, pintar dan mantap keilmuan keagamaannya, berbudi pekerti yang baik dan berakhlaq mulya. Karena dengan dasar agama orang menjadi baik kehidupannya, kekeluargaannya serba tertata dengan baik. Agama mengatur kehidupan makhluk dengan baik dan benar. Hingga disinilah letak keutamaan orang mencari pasanagn (suami istri) dari dasar agama yang kuat. Poin inilah yang tidak boleh tidak terkategori, liddiniha ini harus dimiliki setiap objek yang dicari kita (istri/suami).

Sebagaiman dalam Al-Qur’an dijelaskan oleh Allah SWT dalam surat An-Nuur ayat 26:

Artinya:

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga).

Ayat ini menunjukkan kesucian 'Aisyah r.a. dan Shafwan dari segala tuduhan yang ditujukan kepada mereka. Rasulullah adalah orang yang paling baik Maka pastilah wanita yang baik pula yang menjadi istri beliau.

Maka dari itu, bagi orang wanita/pria yang ingin memiliki seorang suami/istri yang baik dan berakhlaq mulya, maka bermuhasabahlah (mengintospeksi diri terlebih dahulu) perbaiki diri terlebih dahulu, hingga dirinya terkaegori berakhlaq yang mulya dan berbudi pekerti yang baik. Maka dari itu insyaAllah akan mendapatkan yang di inginkan. Tidak usah bingung-bingung, kita lihat saja realita yang ada, bagaiman bagi laki-laki/perempuan yang berandalan dan ngetren? Pastinya dia mendapatkan perempuan/laki-laki yang berandalan ngetren juga. Bagitu juga sebaliknya. Karena kebaikan dengan ketidak baikan itu hal yang bertentangan, keduanya tidak akan pernah ketemu.

Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah Bazar dan Baihaki dari Ibnu Umar:

“Janganlah kamu kawini seorang perempuan karena kecantikannya, sebab kecantikan boleh jadi akan mencelakakan. Jangan juga kamu kawini perempuan karena hartanya, sebab kekayaan biasanya akan mendatangkan kesombongan, tetapi kawinilah karena agama dan akhlaknya, karena itulah yag akan membawa kepada kebahagiaan”.

Hadits Nabi yang Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Abbas:

“Suatu hari ketika kumpul dengan para sahabat, lewatlah orang dengan potongan orang kaya. Lalu rasul bertanya kepada sahabat (menurut pendapatmu bagaimana orang yang lewat itu ?) sahabat menjawab “ooow…yang lewat ini ya rasul. kalau dia meminang perempuan pasti diterima, kalau dia menolong orang pasti berhasil, kalau dia ngomong pasti didengarin, orang kaya ya rasul”. Lalu beberapa lama kemudian lewat lagi orang yang penampilannya seperti orang miskin. Lalu Rasul bertanya kepada sahabat (kalau orang ini bagaimana pendapat kamu?) sahabat menjawab “waah potongan begini ya Rasul, kalau dia meminag perempuan ditolak, kalau dia menolong orang pasti tidak berhasil, kalau dia ngomongn pasti tidak didengerin. Setelah orang itu lewat, Rasul bersabda “orang yang terakhir yang barusan lewat jauh lebih baik dari pada yang pertama yang lewat tadi”.

Intinya Rasul mengajarkan kepada para sahabat jangan tertipu dengan penampilan, sebab penampilan tidak mencermiankan keaslian, penampilan tidak bisa dijadikan patokan mutlak, karena kecantikan/ketampanan/penampilan itu bisa di buat-buat. Kita jangan sampai tertipu dengan kecantikan/ketampanan/penampilan. sebab kehidupan di dunia ini semakin lama semakin tua, pergantian masa dan pergeseran waktu kecantikan/ketampanan/penampilan tidak menunjukkan keasliannya dan tidak penting dalam spiritualitas dan kepribadian manusia dimasa mendatang dunia akhirat.

Suatu hari seorang sahabat pernah curhat/mengadu kepada Nabi “ya Rasul” Rasul menjawab (ada apa?), sahabat berkata “ istri saya tidak pernah menolak tangan lelaki yang menjamahnya (mengajak salaman kepadanya)” Rasul menjawab (ya ceraikan saja) sahabat menjawab “tapi hati saya berat ya Rasul, saya cinta pada dia”, Rasul menjawab (ya kalau berat kamu jaga dia dengan baik, kamu didik dia tamamkan keagamaan yang baik didalam hatinya).

K.H. Zainuddin MZ menegaskan dengan lantunan katanya ditengah-tengan umat:

“Banyak orang miskin yang kaya, tapi tidak sedikit orang kaya yang miskin”.

Pengertiannya:

Orang miskin yang kaya materinya sederhana, peralatan rumah tangganya sederhana, tapi hatinya kaya, oleh karena hatinya kaya, jiwanya lapah.
Sebaliknya orang kaya yang miskin, ditengah kelimpahan materi yang berlimpah segalanya serba ada, tapi hatinya yang miskin. kelimpahan materi tidak akan sanggup mengobati kemiskinan hatinya. Sehingga ditengah kehidupan yang serba ada, dia masih merasa kurang maka dia tidak pernah cukup. Ditengah kemilauan dan gemerlapan serta gelamurnya rumah mewah dia merasa hidup ditengah gurun pasir yang gersang dan tandus, karena itu biarlah miskin harta tapi kaya budi, dari pada kaya harta tapi miskin budi. lebih utama lagi kaya harta kaya budi, itu idealnya.

Pesan Saya (Penulis)

Saya sampaikan kepada para pembaca tulisan saya ini, saya katakan “Fakkiru Qobla Antaf’al” fikirlah sebelum berbuat/bertindak. Berhati-hatilah dalam mencari pasangan, karena paasangan merupakan teman hidup selamanya. Yang akan membangun rumah tangga yang baik atau sebaliknya malah merobohkan kekeluargaannya. Carilah pasangan yang pintar agamanya, dan orang yang berakhlaq mulya dan berbudi pekerti yang baik.

Cinta Adalah Fitrah Manusia

CINTA ITU FITRAH


Arti Cinta

Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwasanya; manusia apapun jenisnya asal dia bernama manusia dihiasai dengan perasaan cinta kepada perempuan, jadi sejak dahulunya laki-laki secara fitroh senang kepada perempuan sebagaima pula perempuan senang kepada laki-laki. Yang namanya cinta tentunya menimbulkan banyak persoalan, kata ahli cinta, cinta terdiri dari lima huruf yang membuat persoalan tidak akan pernah selesai. Setiap hari kita saksikan sebagaimana realita yang kita saksikan bahwa cinta kadangkala memberi motivasi yang baik dan juga sebaliknya sinta memberikan motivasi yang tidak baik. Cinta ibarat embun yang jatuh dibumi tanah yang subur, maka disanalah akan tumbuh berbagai macam bunga-bunga tumbuh-tumbuhan dan pepohonan yang bagus dan subur batangnya serta subur daun dan buahnya, hingga kita senang melihatnya serta enak dipandang oleh kita sendiri atapun orang lain. Namun jika cinta ibarat embun yang jatuh di bumi yang kering tandus dan bebatuan yang gersang, maka disitulah tumbuh-tumbuhan tidak akan biasa hidup bertahan lama, namun hanya biasa dihidupi oleh pohon sirih yang layu dan kuning daunnya hingga semua itu tidak enak dipandang dan tidak memberikan manfa’at, maka bila cinta seperti itu, maka cinta itu tidak akan memberikan nilai-nilai positif dan dorongan positif kepadanya didalam kehidupannya.

Cinta dalam artian positif melahirkan sebagai berikut:

1.Mendatangkan keindahan

Orang memerlukan filter, karena keindahan bersifat relatif. Bisa saja karena cinta menjadi indah dan karena indah menjadi cinta, jadi cinta itu indah.
Seperti halnya kita apresiasikan terhadap lingkup agama, kita cinta kepada agama semuanya akan tersa indah, sholat terasa menjadi indah.
Persis kalau kita cinta terhadap gadis, misalnya tingkah dan suaranya semua terasa indah.

2.Membentuk Energi

Yang lemah menjadi kuat yang takut menjadi berani yang jauh jadi terasa dekat, itu semua karena dorongan cinta.
Seperti halnya kita apresiasikan terhadap lingkup agama, cinta itu melahirkan energi, orang yang cinta kepada agama akan timbul semangat untuk mendirkan sholat zakat puasa.
Seperti halnya terhadap orang yang dicintai, gunungpun aku daki, lautan disebrangi semua itu bertujuan untuk mendapatkan tujuan cinta kita (orang yang kita cintai).

3.Membawa Resiko

Berani bercinta harus berkorban, seperti halnya kita apresiasikan terhadap lingkup agama, maka pengorbanan terhadap apapun yang diminta oleh agama, baik itu pengorbanan waktu, tenaga, harta, bahkan nyawapun kita korbankan.
Seperti halnya terhadap buah hati, membuat kita rela berkorban. Semua kita usahakan untuk memenuhi kebutuhan belahan hati, misalnya kita di cubit/digigit sampai keluar darah, kulit terkelupaspun mengalir darah, tidak membuat diri merasa marah atau sakit malah senyum, dengan ungkapan cubitanmu terasa nikmat bagaikan makan kuwah soto. Kentutmu bagaikan parfum, jalanmu bagaikan bidadari surga dsb.

Realita yang terjadi pada sat sekarang ini, bahwasanya orang menjalin ikatan cinta, barang siapa yang memutuskan duluan cintanya terhadap harimnya, maka dia bangga dengan kata lain derajad dia tidak turun. Dengan alas an karena dia yang memutuskan. Sedangkan yang diputus, maka dia yang turun derajadnya. Dengan alasan dia telah memutuskan duluan. Jadi tidak malu dihadapan harimnya. Padahal itu semua salah, anggapan tersebut konyol. Karena pada dasarnya cinta itu fitroh (suci), barang siapa yang mempermainkan cintanya, berarti dia mempermainkan kesuciannya. Barang siapa yang memutuskan duluan, maka dia telah menodai kesucian cintanya. Oleh sebab itu jangan sekali-kali mempermainkan cinta, karena cinta itu fitrah. Makanya dalam kaidah fiqih, orang yang sudah berkeluarga (suami istri) jangan sampai trjadi talaq, karena talaq itu di benci oleh Allah SWT, karena talaq tersebut memutuskan hubungan kekeluargaan yang penuh dengan cinta dan kasih sayang lebih-lebih mengurangi kekerabatan dalam islam.

Pesan Saya (Penulis)

Saya sampaikan kepada para pembaca tulisan saya ini, saya katakan “Fakkiru Qobla Antaf’al” fikirlah sebelum berbuat/bertindak. Berhati-hatilah dalam bercinta, karena cinta itu suci dan jangan kau nodai kesucian tersebut. dan jangan sampai terjadi perpecahan sesama kekasih (Suami Istri), bila satu ya tetap satu, bila yang pertama sekaligus yang terakhir (Suami Istri), tidak boleh berpindah-pindah bahasa modernnya (playboy/Slingkuh), kita harus berkometmen yang kuat dan baik serta benar diniatkan untuk dipinang dan dinikahi. Sekali menjalin hubungan, jalani dengan baik sesuai dengan Syari’at Islam.